Mohon tunggu...
Wahyu Fajar Lestari
Wahyu Fajar Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer - Mahasiswa

Menyukai pendidikan, menulis, dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Tarian Kethek Ogleng, Ikon Budaya Pacitan yang Mendunia

1 Desember 2022   09:57 Diperbarui: 1 Desember 2022   11:38 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tari Kethek Ogleng,/Sumber Foto: pacitanku.com

Pacitan, kota kecil yang berada di bagian selatan barat daya Provinsi Jawa Timur ini adalah salah satu kota yang terkenal dengan tujuan wisatanya. Namun, tidak hanya kaya akan keindahan wisata, Pacitan juga kaya akan warisan seni dan budaya. Salah satunya adalah Seni Tari Kethek Ogleng.

Tari Kethek Ogleng merupakan seni budaya asli Pacitan sekaligus menjadi salah satu ikon budaya Kota 1001 Gua ini. Diciptakan oleh Sutiman pada tahun 1962, tarian ini terinspirasi dari perilaku kethek (kera) yang ada di hutan sekitar rumahnya.

Sutiman sendiri adalah seorang seniman asal Dusun Sompok, Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan, Pacitan. Beliau tutup usia pada umur 76 tahun. Karya emas Sutiman tersebut telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019.

Kini Pacitan mempunyai dua budaya yang telah masuk kategori WBTB yaitu Tari Kethek Ogleng dan wayang beber. Dalam hal ini, wayang beber telah ditetapkan terlebih dahulu sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2015.

Dilansir dari balaibahasajatim.kemendikbud.go.id, Tarian Kethek Ogleng ini dipercaya berasal dari sebuah cerita Kerajaan Jenggala dan Kediri, yang disebut juga dengan istilah cerita panji.

Raja Jenggala mempunyai seorang putri bernama Dewi Sekartaji dan Kerajaan Kediri mempunyai seorang putra bernama Panji Asmorobangun.

Dikisahkan bahwa kedua insan ini saling mencintai sehingga tidak dapat dipisahkan. Namun, Raja Jenggala, ayah Dewi Sekartaji, justru mempunyai keinginan untuk menikahkan putrinya dengan pria pilihannya. Mengetahui hal itu, Dewi Sekartaji memutuskan untuk meninggalkan Kerajaan Jenggala secara diam-diam, dia tidak ingin dinikahkan dengan lelaki yang tidak ia cintai. Bersama dayangnya, ia pergi menuju ke arah barat.

Di Kerajaan Kediri, Panji Asmorobangun yang mendengar berita hilangnya Dewi Sekartaji memutuskan untuk mencari kekasihnya tersebut. Dalam perjalanan, ia singgah di rumah seorang pendeta. Di sana ia diberi petuah agar pergi ke arah barat dan dia harus menyamar menjadi seekor kera (kethek).

Di sisi lain, Dewi Sekartaji telah menyamar menjadi Endang Rara Tompe. Setelah berkelana, akhirnya rombongan Endang Rara Tompe ini beristirahat di suatu daerah dan memutuskan untuk menetap di sana.

Ternyata kethek penjelmaan Panji Asmorobangun juga tinggal tidak jauh dari pondok Endang Rara Tompe. Maka bersahabatlah mereka berdua. Meski pada awalnya mereka tidak mengetahui siapa sebenarnya sosok kethek dan Endang Rara Tompe itu, namun setelah persahabatan mereka terjalin begitu kuat, mereka berdua memutuskan untuk membuka rahasianya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun