Tentang perleraian yang terpaksa menjadi tanda seru paling getir
Tak ada yang tersisa selain nostalgia yang menyayat relung kalbu
Terperosok dalam ruang bumi paling kelam
Aku telah kehilangan arah pulang menuju rumah yang kuidam-idamkan
Sekian waktu, meski ambang dadaku masih trenyuh
Sekian waktu dewasa, walau kulebur
Menyisihkan waktu untuk mengulang bayangan adalah kesalahan paling adiluhung
Lantas menyobek dan mengikhlaskan adalah nyiru
Perlahan, segala pasti akan sebaik semestinya
Sepoteng kisah ini memberiku sejumput anutan
Takdir terbaik adalah milik-Nya, bukan milikku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!