Mohon tunggu...
Wahyu Fajar Lestari
Wahyu Fajar Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer - Mahasiswa

Menyukai pendidikan, menulis, dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Salah Memilihmu Bertamu

4 November 2022   15:05 Diperbarui: 14 November 2023   08:20 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ceriwismu selaksa aransemen terindah yang menyapa timpaniku

Tatapan netramu menghujam tepat di pupil coklatku

Lukisan di parasmu menghadirkan pemandangan paling memanjakan seumur hidupku

Bayang-bayangmu yang tegap, seolah melingkar hangat

Berhasil menggetarkan sudut jantungku untuk bergerak raba-rubu

Namun, sekian silam sudah kalaku siuman

Bahwa daku salah membawamu bertamu dalam gubukku yang tenang

Keliru menanam benih suciku dalam rumahmu

Membawamu dalam anganku, padahal anganmu bukan perihal aku

Nyatanya sangkaanku sendiri yang telah membunuhku perlahan tanpa permisi

Waktu ini, netraku hanya mampu menatap kehampaan paling sembilu

Tentang perleraian yang terpaksa menjadi tanda seru paling getir

Tak ada yang tersisa selain nostalgia yang menyayat relung kalbu

Terperosok dalam ruang bumi paling kelam

Aku telah kehilangan arah pulang menuju rumah yang kuidam-idamkan

Sekian waktu, meski ambang dadaku masih trenyuh

Sekian waktu dewasa, walau kulebur

Menyisihkan waktu untuk mengulang bayangan adalah kesalahan paling adiluhung

Lantas menyobek dan mengikhlaskan adalah nyiru

Perlahan, segala pasti akan sebaik semestinya

Sepoteng kisah ini memberiku sejumput anutan

Takdir terbaik adalah milik-Nya, bukan milikku

Yang terlewat sempurna adalah kuasa-Nya

Pantasnya tak perlu jatuh setajam ini

Apalagi kabur sejauh ini

Karena, tatkala waktu telah memberi lorong

Setiap jiwa akan menjumpai belahan jiwanya

Menjadikan kita permaisuri paling beruntung di semesta ini

Tanpa harus tenggelam dalam pedihnya pedang yang mengiris naluri

Tanpa perlu menghadirkan luka nan kecewa yang beranak pinak tanpa terkecuali

- Wahyu Fajar Lestari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun