Mohon tunggu...
Wahyu Leksono
Wahyu Leksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah Mahasiswa semester 7 Program Studi S1 Bisnis Digital Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengenal Pengertian Fintech dan Perkembangannya Hingga Era Web 3.0

26 Oktober 2024   16:22 Diperbarui: 27 Oktober 2024   00:13 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 Financial Technology (sumber:  wittysparks.com)

Pengertian Financial Technology

Financial Technology atau yang lebih dikenal dengan nama fintech adalah sebuah sistem perbankan yang memanfaatkan teknologi untuk melakukan pembayaran dan layanan keuangan agar lebih efisien dan mudah diakses oleh lebih banyak kalangan menggantikan cara tradisional yang sebelumnya hanya mengandalkan sistem pembayaran melalui cash atau tunai. 

Pada saat ini sistem perbankan atau keuangan modern telah mencakup berbagai layanan seperti pembayaran dengan menggunakan sistem digital, kemudian terdapat juga kegiatan investasi yang dapat dilakukan secara online tanpa perlu mendatangi perusahaan penyedia investasi untuk menanamkan modal saham, selain itu juga terdapat layanan pinjaman peer-to-peer (P2P lending) yakni, layanan pembiayaan yang mempertemukan pemberi pinjaman (investor) dengan peminjam secara langsung melalui platform digital tanpa perantara bank atau lembaga keuangan tradisional,bahkan di tahun 2024 terdapat layanan keuangan yang sedang ramai yakni sistem cryptocurrency yang menciptakan sebuah mata uang digital yang dapat turut meramaikan perkembangan teknologi di era web 3.0.

Sistem perbankan dan layanan keuangan sebelum adanya Financial Technology

Sebelum kemunculan financial technology (fintech), sistem keuangan tradisional didominasi oleh bank, lembaga keuangan, dan pasar modal dengan proses yang seringkali manual, lambat, dan terbatas. Layanan keuangan seperti pembayaran, pinjaman, investasi, dan pengelolaan dana membutuhkan interaksi langsung di kantor cabang atau melalui prosedur formal yang memakan waktu.

Sistem perbankan dan keuangan tradisional sebelum adanya financial techology dilakukan seperti berikut:

1. Pembayaran dan Transfer Uang

Sebelum fintech hadir seperti saat ini, sistem pembayaran dan transfer uang masih menggunakan sistem tradisional yang bisa terbilang rumit dan memakan waktu yang cukup lama, seperti penjelasan berikut:

  • Pembayaran dilakukan secara tunai atau melalui cek dan kartu debit/kredit.

  • Transfer uang antarbank membutuhkan waktu beberapa hari (khususnya transfer lintas negara).

  • Pengguna harus datang langsung ke bank atau kantor pos untuk melakukan transfer atau pembayaran tagihan.

  • Sistem remitansi internasional bergantung pada layanan seperti Western Union dengan biaya yang tinggi dan waktu lama.

2. Pinjaman dan Kredit 

Sistem pinjaman dan kredit yang saat ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja yang diawasi langsung oleh OJK (Otoriter Jasa Keuangan) memberi jaminan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Namun, sebelum era fintech mulai berkembang seperti saat ini, banyak orang yang harus melakukan banyak persyaratan yang terbilang rumit dan tidak terjamin keamanannya. Pinjaman dan kredit yang dilakukan sebelum berkembangnya era fintech dilakukan seperti berikut ini:

  • Pengajuan pinjaman membutuhkan persyaratan dokumen yang rumit (slip gaji, jaminan/agunan).

  • Bank dan lembaga keuangan menggunakan proses manual dalam mengevaluasi kelayakan kredit melalui wawancara langsung dan analisis dokumen.

  • UMKM dan individu tanpa riwayat kredit sulit mendapatkan pinjaman karena bank hanya fokus pada nasabah dengan profil risiko rendah.

  • Waktu persetujuan dan pencairan dana bisa berlangsung hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

3. Investasi dan Manajemen Aset

Sama halnya ketika seseorang ingin melakukan penanaman modal atau investasi dan juga manajemen aset. Banyak syarat yang harus diperlukan oleh seorang nasabah ketika hendak melakukannya, investasi dan manajemen aset dilakukan secara offline melalui pialang saham dan informasi pasar modal yang sulit diakses. Namun seiring dengan perkembangan fintech, memberi banyak kemudahan bagi nasabah ketika hendak melakukan investasi dan manajemen aset tidak seperti cara dibawah ini ketika belum adanya fintech:

  • Investasi hanya dapat dilakukan melalui pialang saham atau manajer investasi.

  • Nasabah perlu bertemu langsung dengan konsultan keuangan untuk mendapatkan informasi dan rekomendasi investasi.

  • Informasi pasar modal tidak mudah diakses oleh masyarakat awam, membuat investasi terbatas pada kalangan tertentu.

  • Kurangnya akses ke instrumen investasi sederhana bagi masyarakat umum seperti reksa dana atau obligasi.

4. Infrastruktur dan Akses Keuangan

Sama halnya dengan infrastruktur dan akses keuangan yang masih sulit dijangkau oleh banyak orang yang menjadikan hanya orang-orang tertentu saja yang dapat menjangkau akses tersebut. Infrastruktur dan akses keuangan dilakukan seperti dijelaskan berikut:

  • Cabang bank terbatas pada wilayah perkotaan, sehingga akses layanan keuangan sulit dijangkau oleh masyarakat di daerah pedesaan atau terpencil.

  • Layanan keuangan sangat terpusat dan memerlukan proses manual dengan birokrasi yang panjang.

  • Banyak orang yang tidak memiliki rekening bank karena syarat administrasi yang sulit dipenuhi, menciptakan kesenjangan inklusi keuangan.

Dampak Kehadiran Fintech dalam Sistem Keuangan

Kesulitan akses dan operasional yang memakan waktu yang cukup lama pada era sebelum adanya fintech menjadikan hanya orang dari kalangan tertentu saja yang dapat mengakses sistem perbankan dan keuangan tradisional. Namun seiring perkembangan zaman yang menghadirkan teknologi keuangan modern menjadi lebih berkembang, menjadikan semua orang dapat mengakses sistem perbankan dan keuangan dimana saja dan kapan saja. 

Tentunya, Fintech hadir dengan berbagai solusi inovatif yang mengatasi keterbatasan sistem keuangan tradisional:

  1. Pembayaran Digital: E-wallet seperti GoPay dan OVO menggantikan pembayaran tunai dan kartu dengan transaksi instan.

  2. Transfer Uang Murah dan Cepat: Platform seperti Wise dan Remitly memfasilitasi transfer internasional dengan biaya rendah dan waktu singkat.

  3. Peminjaman Online: P2P lending dan kredit digital membuat akses pinjaman lebih mudah bagi individu dan UMKM tanpa agunan.

  4. Investasi Terjangkau: Aplikasi investasi seperti Ajaib dan Bareksa memungkinkan masyarakat berinvestasi dengan modal kecil.

  5. Inklusi Keuangan: Fintech menjangkau masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani oleh bank, terutama melalui layanan berbasis mobile.

Perkembangan Fintech di era web 3.0

Seiring dengan berkembangnya teknologi yang ada saat ini, terdapat perkembangan pada industri web 3.0 yang memperkenalkan konsep internet yang terdesentralisasi. Web 3.0 memliki kendali atas data dan aset yang tidak lagi dimonopoli oleh platform sentral, melainkan dikelola secara transparan melalui teknologi seperti blockchain dan smart contracts 

Fintech memiliki ciri-ciri yang berbeda pada setiap era mulai dari era web 1.0, web 2.0, hingga web 3.0 yang sedang berkembang saat ini. Seperti pada web 1.0 atau sekitar pada tahun 1990 sampai 2000an awal yang mana website masih bersifat statis atau hanya satu arah tanpa kolaborasi antar pengguna dan hanya bisa diakses oleh desktop komputer sebagai contohnya: online banking dasar, transfer data elektronik, atm dan kartu kredit, dan e-commerce awal. 

Kemudian pada era web 2.0 atau sekitar 2000an hingga 2020 dimana website sudah bersifat dinamis yang mana pengguna dapat berinteraksi dengan konten, aplikasi berbasis mobile, dan kolaborasi antar pengguna dan pengembang. Pada era web 2.0 ini sudah mulai dikembangkan teknologi modern pada penggunaan fintech seperti mobile banking, e-wallet, p2p lending, layanan investasi online, dan insuretech yang mana pada era web 2.0 semua orang dapat mengakses fintech dimana saja dan kapan saja dengan berbagai kemudahan yang sudah ditawarkan.

Pada era web 3.0 yang dimulai pada tahun 2020an hingga masa depan sudah terdapat berbagai teknologi yang terbarukan yang diterapkan pada sistem fintech atau keuangan modern yang terus dikembangkan seperti halnya AI dan Machine learning. Pengguna juga memiliki kendali penuh atas data pribadi penuh melalui self sovereign identity dan dompet crypto. seperti ciri-ciri Fintech di Era Web 3.0 yang akan kita bahas selanjutnya:

Ciri-ciri Fintech di Era Web 3.0

Dengan berbagai kemajuan teknologi yang digunakan dalam penerapan fintech di era web 3.0 menjadikannya memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda dengan era sebelumnya, seperti sebagai berikut:

  • Desentralisasi : Layanan bukan lagi institusi yang tersentralisasi melainkan mengandalkan teknologi blockchain yang memungkinkan kendali aset berada di tangan pengguna.

  • Transparansi: Semua transaksi dicatat di blockchain sehingga  siapa pun dapat memverifikasinya dengan mudah.

  • Interoperabilitas : Hubungkan aplikasi dan platform keuangan  untuk memberikan layanan tanpa batas di seluruh ekosistem Anda.

  • pengguna sebagai pemilik data: pengguna memiliki kendali penuh atas data mereka melalui identitas yang dikelola sendiri dan dompet kripto.

  • Otomatisasi dengan kontrak pintar: Kontrak keuangan  secara otomatis dijalankan ketika kondisi terpenuhi, sehingga mengurangi peran perantara.

Inovasi Fintech di Era Web 3.0

Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat tentunya memberi dampak pada inovasi fintech yang semakin beragam dan menggunakan teknologi yang semakin canggih. Berikut ini adalah inovasi fintech di era web 3.0

  • Keuangan Terdesentralisasi (DeFi): Pinjaman, transaksi, dan layanan keuangan lainnya dilakukan pada platform blockchain tanpa bank atau perantara (misalnya Aave, Uniswap).

  • Cryptocurrency dan Stablecoin: Mata uang digital seperti Bitcoin dan Ethereum digunakan untuk transaksi, sedangkan stablecoin seperti USDC digunakan untuk menjaga stabilitas nilai.

  • Tokenisasi aset: Aset fisik (seperti aset) dan aset digital diberi token dan dapat diperdagangkan dengan mudah.

  • NFT sebagai aset keuangan: NFT digunakan sebagai keamanan atau aset dalam ekosistem DeFi.

  • Kontrak Cerdas: kontrak otomatis yang dilaksanakan tanpa campur tangan manusia (misalnya, otomatisasi pembayaran asuransi ketika kondisi terpenuhi).

Keunggulan FinTech di era Web 3.0

Tentungan terdapat keunggulan fintech di era web 3.0 dibandingkan dengan era sebelumnya, karena menggunakan teknologi yang lebih modern. Berikut ini adalah keunggulan yang dimiliki Fintech di era Web 3.0 : 

  • Desentralisasi: Layanan tidak bergantung pada lembaga keuangan tradisional.

  • Transparansi: Semua transaksi dicatat di blockchain dan dapat diverifikasi.

  • Peningkatan keamanan: Data pengguna disimpan dalam dompet digital yang hanya dapat diakses oleh pemiliknya.

  • Akses Global: Siapa pun dapat menggunakan layanan FinTech tanpa  membuka rekening bank.

Tantangan Fintech di era Web 3.0 

Selain keunggulan yang dimiliki, tentungan terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi.  Berikut adalah tantangan fintech di era web 3.0 

  • Regulasi yang Belum Matang: Banyak negara yang masih kekurangan regulasi mengenai mata uang kripto dan DeFi.

  • Resiko Keamanan: Serangan dunia maya dan peretasan kontrak pintar tetap menjadi ancaman.

  • Literasi Teknologi: Pengguna perlu memahami konsep baru seperti blockchain, NFT, dan kriptografi.

Dalam perkembangan dan penerapan fintech di era web 3.0 bisa dibilang masih dalam tahap perkembangan yang berarti masih terdapat beberapa aspek yang harus diperbaiki agar dapat berjalan dengan lebih baik lagi. 

Kesimpulan

Perkembangan fintech dari era Web 1.0 hingga Web 3.0 telah membuka peluang baru bagi masyarakat dan mengubah cara layanan keuangan beroperasi. Di Web 1.0, fintech hanya terbatas pada perbankan online dasar. Pada Web 2.0, muncul inovasi seperti mobile banking dan dompet digital yang lebih inklusif dan mudah diakses. Sedangkan di era Web 3.0, fintech berkembang menjadi decentralized finance (DeFi) dan crypto-based services yang lebih aman, transparan, dan mandiri, memberikan kendali penuh kepada pengguna atas aset dan data mereka.

Dengan potensi yang besar dan tantangan yang masih harus diatasi, Web 3.0 membawa harapan untuk membangun ekosistem keuangan global yang lebih terbuka, inovatif, dan inklusif.


wittysparks.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun