Cabang bank terbatas pada wilayah perkotaan, sehingga akses layanan keuangan sulit dijangkau oleh masyarakat di daerah pedesaan atau terpencil.
Layanan keuangan sangat terpusat dan memerlukan proses manual dengan birokrasi yang panjang.
Banyak orang yang tidak memiliki rekening bank karena syarat administrasi yang sulit dipenuhi, menciptakan kesenjangan inklusi keuangan.
Dampak Kehadiran Fintech dalam Sistem Keuangan
Kesulitan akses dan operasional yang memakan waktu yang cukup lama pada era sebelum adanya fintech menjadikan hanya orang dari kalangan tertentu saja yang dapat mengakses sistem perbankan dan keuangan tradisional. Namun seiring perkembangan zaman yang menghadirkan teknologi keuangan modern menjadi lebih berkembang, menjadikan semua orang dapat mengakses sistem perbankan dan keuangan dimana saja dan kapan saja.Â
Tentunya, Fintech hadir dengan berbagai solusi inovatif yang mengatasi keterbatasan sistem keuangan tradisional:
Pembayaran Digital: E-wallet seperti GoPay dan OVO menggantikan pembayaran tunai dan kartu dengan transaksi instan.
Transfer Uang Murah dan Cepat: Platform seperti Wise dan Remitly memfasilitasi transfer internasional dengan biaya rendah dan waktu singkat.
Peminjaman Online: P2P lending dan kredit digital membuat akses pinjaman lebih mudah bagi individu dan UMKM tanpa agunan.
Investasi Terjangkau: Aplikasi investasi seperti Ajaib dan Bareksa memungkinkan masyarakat berinvestasi dengan modal kecil.
Inklusi Keuangan: Fintech menjangkau masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani oleh bank, terutama melalui layanan berbasis mobile.
Perkembangan Fintech di era web 3.0
Seiring dengan berkembangnya teknologi yang ada saat ini, terdapat perkembangan pada industri web 3.0 yang memperkenalkan konsep internet yang terdesentralisasi. Web 3.0 memliki kendali atas data dan aset yang tidak lagi dimonopoli oleh platform sentral, melainkan dikelola secara transparan melalui teknologi seperti blockchain dan smart contractsÂ
Fintech memiliki ciri-ciri yang berbeda pada setiap era mulai dari era web 1.0, web 2.0, hingga web 3.0 yang sedang berkembang saat ini. Seperti pada web 1.0 atau sekitar pada tahun 1990 sampai 2000an awal yang mana website masih bersifat statis atau hanya satu arah tanpa kolaborasi antar pengguna dan hanya bisa diakses oleh desktop komputer sebagai contohnya: online banking dasar, transfer data elektronik, atm dan kartu kredit, dan e-commerce awal.Â