Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM merupakan sebuah langkah baru yang dilakukan oleh Kemendikbudristek yang diharapkan dapat memberika oujtput lulusan yang matang dalam menghadapi tantangan zaman seperti sosial, budaya, dunia kerja, dan kemajuan teknologi yang pesat.
Kemendikbudristek pada tahun 2020 meluncurkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan tujuan agar Perguruan Tinggi menghasilkan mahasiswa-mahasiswi yang sesuai dengan perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan dunia kerja, maupun dinamika masyarakat.
Sejak dari tahun 2020 program ini diluncurkan sudah tercatat lebih dari 725.000 mahasiswa yang terdaftar dan memiliki akun Kampus Merdeka, sejumlah 1.300 Perguruan Tinggi yang ikut menjalankan program Kampus Merdeka. Tentu dalam menggagas dan mempersiapkan pemimpin bangsa di masa yang akan mendatang perlu menggalakkan program Kampus Merdeka yang outputnya adalah mahasiswa yang memiliki soft skills maupun hard skills yang mumpuni.
Pemimpin bangsa di masa yang akan datang perlu disiapkan guna menjadi bangsa unggul dan berkepribadian. Di dalam Kampus Merdeka memiliki fasilitas ditujuka kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri yang diminati disesuaikan dengan bakat melalui program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel.
Permasalahan yang masih terjadi di tingkat masyarakat adalah faktor ekonomi yakni setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas atau sederajat tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Dalam menangani hal seperti ini pemerintah memberikan pembiayaan pendidikan. Pada 2023 sejumlah 916.827 mahasiswa mendapat bantuan KIP Kuliah, serta 7.614 mahasiswa mendapatkan bantuan ADIK di tahun 2023.
Menurut Sekretaris Jenderal (Sesjen) Suharti mengatakan bahwa Kemendikbudristek terus berupaya untuk memastikan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran baik secara jumlah maupun kebermanfaatannya.
Pendidikan di Perguruan Tinggi di lini modern. Tidak bisa menjadi hanya sekedar kampus seperti benda mati tergambar dari bangunan yang megah, Gedung bertingkat, taman yang luas seakan-akan sebagai sarana investasi saja. Sehingga esensi pendidikan di Perguruan Tinggi yang lebih condong terhadap melencengnya kiblat academia.Â
Kehidupan kampus tidak hanya dibatasi oleh Gedung-gedung kampus, dan tidak hanya di kampus saja, tetapi kampus sesungguhnya adalah kampus kehidupan. Kampus kehidupan merupakan kampus yang benar ada di masyarakat, kampus yang nyata, kampus yang betul-betul memiliki dimensi dan berkehidupan bermasyarakat.
Oleh karena itu mahasiswa harus mempunyai kapasitas baru untuk menjadi SDM di masa depan yang siap untuk berpengalaman hari ini dan merancang di hari esok. Mahasiswa tidak bisa hanya mengacu pada text book cara belajarnya selama ini. Maka perlui dipersiapkan Sumber Daya Manusia unggul yang menguasai berbagai bidang keilmuan, dan siap berkolaborasi lintas disiplin keilmuan, dan siap menjadi penyelesai berbagai permasalahan yang kompleks.
Mahasiswa dapat mengeksplorasi di luar bidang studinya melalui program Kampus Merdeka. Yakni mahasiswa dapat mengasah kemerdekaan berpikir yang tidak terbatas dan keluar dari kebiasaan perkuliahan. MBKM memberikan kesempatan kepada akademisi untuk belajar di luar bidang studinya selama 3 semester. Kesempatan tersebut mahasiswa bebas mengeksplorasi kegiatan yang sangat berbeda dengan program studinya.
Indonesia International Student Mobility (IISMA) yakni program mobilitas internasional yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri. Terdapat tingkatan seleksi yang lolos maka akan memiliki kesempatan kuliah 1 semester di perguruan tinggi terpilih. Program ini memiliki tujuan yakni memperkaya wawasan maupun kompetensi mahasiswa bnaik yang berhubungan dengan minat maupun pemahaman lintas budaya.
Pengalaman bereksplorasi di lapangan selama lebih tiga semester. Kesempatan ini menjadi hal yang tidak boleh disia-siakan. Mahasiswa yang biasanya bergelut dengan ribuan teori di perkuliahan, tetapi melalui program ini dapat berkesempatan memiliki pengalaman di lapangan yang seringkali berbeda dengan teori-teori yang dipelajari di kampus. Harapannya mahasiswa memiliki kualifikasi dan kapasitas yang taggun serta cepat tanggap menghadapi dinamika perubahan yang ditemui seiring kemajuan zaman.
Kesempatan menimba ilmu dari berbagai pakar yang relevan yakni dari Program Praktisi Mengajar yang menggabungkan antara dosen dengan praktisi ahli. Di mana Dosen dan Praktisi Ahli akan memberikan pengajaran dan juga pengetahuan kepada mahasiswa dalam bentuk pengajaran mata kuliah.Â
Sumber Daya Manusia lulusan Perguruan Tinggi memang benar-benar harus disiapkan, yakni peningkatan kualitas yang relevan sesuai dengan kebutuhan zaman. Sehingga tidak hanya cakap dalam ilmu pengetahuan saja, tetapi juga unggul dan memiliki keterampilan yang mumpuni dan harapannya dapat bersaing di era industri 4.0.
Program Kampus Merdeka juga memiliki manfaat kepada dosen yaitu kemampuan pedagogi dan penguasaan substansi mengajar yang dapat ditingkatkan. Kampus Merdeka memiliki 8 (delapan) jenis program seperti Program Magang, Pertukaran Pelajar, Asisten Mengajar di Satuan Pendidikan, Penelitian atau Riset, Proyek Kemanusiaan, Kegiatan Wirausaha, Studi atau proyek Independen, hingga Membangun Desa (Kuliah Kerja Nyata Tematik).
Pendidikan Tinggi dari tahun 2020 hingga tahun 2023 memiliki capaian sejumlah 937.339 mahasiswa Mengikuti program studi di luar kampus. Dengan 1,61 Triliun dana padanan dari pihak industri dalam proyek Kerjasama Kedaireka (2021-2023). Sejumlah 10 PTN-BH baru dari tahun 2020 hingga 2023.
Terdapat 8.452 program studi di Perguruan Tinggi yang diakreditasi BAN-PT dari tahun 2020 hingga 2023. Juga 2.254 program studi dengan inovasi pembelajaran digital dari tahun 2020 hingga tahun 2023. Dan sejumlah 1.635 mahasiswa penerima Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dari tahun 2020 hingga 2023.
Program Kampus Merdeka menargetkan mahasiswa dengan membangun kepribadian yang unggul dan siap terjun ke dunia kerja. Kesuksesan dalam berkarir tidak dilihat dari faktor cakapnya ilmu pengetahuan. Tetapi kepribadian, keterampilan sosial dan empati merupakan faktor penting yang harus ditunjang. Sehingga program ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa dalam terjun secara langsung ke dalam bidang-bidang pekerjaan. Dampak dari hal tersebut akan membentuk pola pikir, kepribadian, dan juga keterampilan sosial mahasiswa.
Dalam jumlah Rp. 203 milliar investasi yang dihasilkan dari program Matching Fund Pendidikan Tinggi Vokasi dengan melibatkan 504 mitra industri dari tahun 2021 sampai dengan tahun 2023. Â "Kita pastikan seluruh pembelajaran di vokasi dapat dilaksanakan dengan baik. Kerja sama industry terus diperkuat dalam meningkatkan kecakapan kerja dan kewirausahaan dalam menciptakan produk baru dalam negeri. Kita terus tingkatkan kapasitas perguruan tinggi dalam menyediakan layanan Diksi yang selaras dengan kebutuhan Nasional" ujar Sesjen Suharti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H