Mohon tunggu...
WAHYU INDAH
WAHYU INDAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tim KKN Desa Rejosari 2022 Universitas Negeri Malang

Tim KKN Desa Rejosari 2022 Universitas Negeri Malang merupakan kelompok yang ditugaskan dalam program KKN di Desa Rejosari selama 45 hari yang setiap prokernya harus dipublikasikan di media masa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembuatan Energi Alternatif Biogas oleh Tim KKN UM 2022 di Desa Rejosari

27 Juli 2022   21:55 Diperbarui: 27 Juli 2022   22:30 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekayaan gas alam dan minyak bumi telah banyak dijumpai di dunia. Kebutuhan energi seperti pada bahan bakar gas khususnya untuk dapur  akan terus dibutuhkan. Hal ini tidak bisa dipisahkan dengan populasi penduduk yang akan semakin meningkat sehingga memengaruhi kebutuhan penduduk akan bahan bakar gas. 

Kita tidak bisa terus-menerus menggunakannya tanpa ada usaha untuk berinovasi dengan energi alternatif yang menjanjikan. Salah satu energi alternatif yang bisa menjamin kebutuhan energi masyarakat adalah energi biogas.

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik yang mendegradasi bahan-bahan organik. Energi biogas adalah energi yang dihasilkan dari limbah organik seperti kotoran ternak. Limbah-limbah tersebut akan melalui proses urai yang dinamakan anaerobik digester di ruang kedap udara. 

Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida. Biogas merupakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan.

Biogas dihasilkan dari degradasi anaerobik dengan menggunakan organisme anaerobik. Organisme ini akan mencerna material organik tersebut dalam baik dalam sistem yang bermacam-macam, seperti kontinu, semi-kontinu, ataupun tertutup. Sistem ini mendukung organisme tersebut untuk mengubah biomassa dari materi organik menjadi biogas. 

Sistem ini disebut biodigester atau bioreaktor. Selain pada sistem buatan, degradasi anaerobik juga terjadi di alam dan menjadi proses penting dalam siklus karbon.

Penyusun utama biogas adalah metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) dan beberapa gas lain. Gas metana, hidrogen, dan karbon monoksida dapat dibakar atau dioksidasi dengan oksigen sehingga melepaskan energi. Energi inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan bakar. 

Energi ini dapat digunakan untuk pelbagai tujuan pemanasan, seperti memasak. Kedua gas tersebut dapat dibakar atau dioksidasi dan melepas energi, dan energi tersebutlah yang dapat dimanfaatkan manusia untuk kebutuhan sehari-hari. 

Akan tetapi, besarnya komponen gas tersebut tergantung pada proses anaerobik dan komposisi dari bahan dasar pembuatan energi biogas. Semakin besar kandungan metana dari energi biogas, maka akan semakin besar juga energi yang bisa dihasilkan dari biogas tersebut.

Biogas sendiri dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai energi alternatif pengganti LPG untuk memasak. Selain itu, biogas dinilai lebih aman untuk bumi karena pembakaran biogas mampu mengurangi emisi gas kaca. Biogas juga dapat mengurangi bau, serangga, dan patogen yang berasal dari timbunan kotoran tradisional. 

Meskipun pemanfaatan biogas belum maksimal dan masih banyak hal yang perlu dibenahi, namun diharapkan biogas akan menjadi salah satu energi alternatif utama bagi masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang, dan dapat menjadi salah satu upaya untuk menjaga bumi dari pemanasan global.

Salah satu progam kerja KKN UM 2021-2022 di Desa Rejosari adalah pembuatan Biogas.  Dengan melihat potensi ternak sapi yang berjumlah cukup banyak di salah satu rumah warga, biogas yang dibuat dengan bantuan Dosen Pendamping Lapangan ini menjadi salah satu proker besar yang dilaksanakan. 

Biogas ditempatkan dirumah peternak (Pak Holik) dengan jumlah 10 ternak sapi, jumlah tersebut dinilai lebih dari cukup untuk membuat biogas.

Langkah awal proker biogas ini dimulai dari permintaan Dosen Pendamping Lapangan untuk mencarikan ternak yang ada di Desa Rejosari. Selanjutnya setelah mahasiwa mencari informasi lebih dalam kepada pihak Perangkat Desa, ditunjukkanlah lokasi ternak yang berada tidak jauh dari Kantor Desa. 

Ketika tim KKN UM telah bearada di lokasi peternakan, langsung menyampaikan pesan-pesan dari Dosen kepada Pak Holik dan bertanya terkait ternak yang sudah dijalaninya selama bertahun-tahun itu. Respon awal dari Pak Holik adalah menyatakan sangat bersedia dan mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tim KKN UM di Desa Rejosari.

Selanjutnya mahasiswa menyampaikan pesan kepada Dosen Pendamping Lapangan terkait ketersediaan tempat dan pemilik ternak yang akan dilakukan program pembuatan biogas. Tidak menunggu waktu lama, bebrapa hari setelahnya dosen langsung meninjau lokasi ternak untuk memlih tempat yang cocok bagi penempatan biogas dan terjangkau dengan rumah. 

Setelah rangkaian survei yang dilakukan, dosen berdiskusi dengan pihak peternak untuk mendapatkan hasil yang terbaik jika biogas ini nantinya sudah dikerjakan.

Pada kesempatan berikutnya antara mahasiwa dan Dosen Pendamping Lapangan sudah merencanakan untuk kembali menyambangi pihak peternak, kesempatan ini digunakan untuk menegosiasikan jumlah biaya yang kira-kira dihabiskan untuk sebuah program kerja biogas ini. 

Semua bahan dan elemen sudah dicatat, selanjutnya semua pihak menentukan rancangan biaya setiap poinnya. Diskusi negosiasi yang membahas  besarnya biaya ini berlangsung cukup lama namun berjalan dengan santai. Setelah rangkaian negosiasi yang panjang, hasil yang ditemukan cukup memuaskan antara pihak mahasiswa, dosen, dan peternak.

Setelah semua  jumlah biaya disepakati, material dan bahan mulai dicari oleh peternak. Kemudian peternak mengonfirmasi perkembangannya kepada mahasiswa KKN Rejosari dan langsung diteruskan kepada Bapak Dosesn Pendamping Lapangan. Hingga saat ini, material seperti batu-bata, pasir, besi sudah berada di lokasi pembuatan biogas dan siap untuk digunakan.

Seiring berjalannya waktu, pengerjaan proker biogas KKN UM 2022 di Desa Rejosari mulai menemukan titik terang. Penggalian lubang pembuangan untuk limbah kotoran telah selesai dikerjakan. Lubang dengan kedalaman 1,8 m dan diameter 2,8 m tersebut selesai dikerjakan dalam waktu 3 hari. Penggalian yang sangat menguras tenaga ini dilakukan oleh tim KKN UM 2022 bersama dengan Pak Holik sang pemilik ternak.

Pada progress selanjutnya Dosen Pendamping Lapangan datang ke peternakan membawa lingkaran kubah sebagai dasar dari lubang pembuangan tersebut. Nantinya lingkaran kubah tersebut diletakkan pada dasar  lubang pembuangan supaya tanah dasarnya tetap konsisten tidak berubah-ubah. 

Dosen Pendamping Lapangan tidak datang sendirian, melainkan bersama dengan orang- orang para ahli proyek pembuat biogas. Jadi tidak boleh sembarang orang yang akan dipersiapkan untuk membuat biogas di Desa Rejosari ini. 

Karena biogas ini merupakan proyek yang harus dikerjakan dengan sangat hati-hati dan oleh orang yang sudah berpengalaman, supaya tidak mengalami kejadian yang tidak diinginkan seperti kebocoran gas salah satu contohnya. Para ahli tersebut sudah lama bekerja sama dengan Dosen kami, sehinga sudah terbiasa  membuat proyek biogas di tempat-tempat lain.

Proyek Biogas dari KKN UM 2022 Desa Rejosari sejauh ini telah sampai pada tahap pengecoran lubang pembuangan limbah kotoran ternak. Hingga berakhirnya masa tim KKN selama 45 hari di Desa Rejosari ini, kami telah berkontribusi dalam hal survei lapangan, peninjauan ulang, negosiasi dengan pemilik ternak, pencarian material bahan-bahan, proses penggalian lubang pembuangan, pengecoran lubang pembuangan.

Harapan kami dari KKN UM 2022 dan Dosen Pendamping Lapangan untuk Desa Rejosari sebagai mitra UM adalah biogas ini bisa menjadi eneergi alternatif kedepannya bagi warga Rejosari. Dimulai dari rumah Bapak Holik, selanjutnya jika warga sudah memahami bagaimana peran biogas, bagaimana biogas disalurkan, 

bagaimana penggunaan biogas, nantinya progam kerja dari KKN UM 2022 ini bisa membantu warga rejosari dalam menciptakan energi terbarukan dengan memanfaatkan limbah kotoran hewan. Sehingga Desa Rejosari bisa menjadi Desa yang lebih kreatif, inovatif, dan berkembang kedepannya dengan adanya program-program pembuatan biogas lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun