Sedangkan saat masa lockdown karena Covid-19, pendapatannya menurun drastis bahkan bisa dihitung jari selama berjualan dari sore hingga malam. Belum lagi saat lockdown ada larangan untuk para pedagang UMKM untuk berjualan.
Namun selain karena Covid, Mang Yadi juga menyebutkan bahwa salah satu penyebab turunnya omset pelaku UMKM di Stasiun Rawabuntu terutama di pinggiran parkiran motor adalah karena adanya pembangunan apartemen.
"Ya jadi double lah penyebabnya, udah mah nurun gara-gara jalan disana ditutup (karena pembangunan apartemen), sekarang ditambah lagi sama covid"
Mas Bolang juga menyebutkan untuk bertahan di masa-masa sulit, yang harus dilakukan adalah ikhlas menerima keadaan dan berusaha mencari pendapatan sampingan lainnya. Ia pun kerap bekerja paruh waktu sekedar untuk bertahan hidup dan untuk mengumpulkan uang untuk modal berdagangnya kembali.
Namun, ia juga menuturkan akhir-akhir ini yaitu sebelum kasus covid019 di Indonesia kembali meningkat, lapak para pedagang UMKM di Stasiun Rawabuntu kembali ramai. Yaitu saat sebelum dan sesudah lebaran idul fitri 2021 kemarin, pembeli perlahan mulai normal kembali.
"Kemarin udah agak lumayan ramai lagi abis lebaran, eh sekarang malah katanya ada wacana lockdown lagi, jadi pusing dah" terangnya.
Mas Bolang menuturkan bahwa beberapa pedagang di stasiun rawabuntu memang mengandalkan pengguna KRL dan warga sekitar sebagai pembeli utamanya. Hal ini disebabkan karena mereka tidak menggunakan aplikasi online untuk meningkatkan penjualan.
Sehingga, menurunnya pengguna KRL akan semakin berdampak kepada pedagang di sekitar stasiun yang mengandalkan para pengguna KRL yang berlalu lalang sebagai tumpuan perekonomiannya.
Hal ini juga yang dirasakan Pelaku UMKM lainnya yaitu pedagang Es Jeruk, Mas Bayu. "Ya jelas sangat terasa dampaknya, walaupun kita udah masukin ke aplikasi online tapikan daya beli masyarakat juga kerasa makin nurun kalo lagi gini" terangnya pada hari Selasa, (29/6)
Belum lagi, saat ini Kementerian Perhubungan melalui PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter melakukan pengetesan secara acak kepada calon penumpang KRL guna mencegah penularan covid-19 di KRL. Beberapa pengguna KRL yang mungkin takut di tes pun memilih untuk menggunakan transportasi lain atau transportasi pribadi, sehingga selama kebijakan pengetesan acak dilakukan pengguna KRL Jabodetabek turun hingga 20%.