"Kemudian Apa Dampak Negatif dari Hustle Culture?"
1. Terkena Penyakit Fisik.
Memaksa diri untuk bekerja melebihi standar waktu bekerja tentu akan memberikan dampak negatif ke tubuh seseorang. Berkurangnya jam tidur dan pola makan yang tak teratur dapat menyebabkan beberapa penyakit berbahaya, meskipun mungkin para penggiat Hustle Culture yang rata-rata masih menginjak usia muda sehingga mereka belum merasakan dampak negatif pada tubuhnya, namun lambat laun pasti akan terasa dampaknya.Â
Dapat menimbulkan penyakit seperti, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, infeksi kronis, hingga permasalahan pada metabolisme. Bahkan terdapat fakta di Jepang bahwa satu di antara lima pekerja berisiko meninggal karena kerja berlebihan.
2. Terkena Penyakit Mental.
Penyakit mental seperti anxiety, depresi, stress dapat ditimbulkan dari tren "gila kerja" ini. Sebuah studi dalam jurnal Occupational Medicine mengatakan bahwa orang dengan jam kerja yang lebih panjang, berapapun usianya, cenderung mengalami gangguan kecemasan, depresi, serta gangguan tidur.
3. Tidak memiliki "me time / quality time".
Budaya Hustle Culture ini bahkan tidak hanya merenggut "me time"Â atau waktu sendiri seseorang, hal ini dapat merenggut waktu bersama teman, saudara dan keluarga.Â
Padahal "me time"Â atau "quality time"Â akan sangat baik bagi kehidupan seseorang. Entah sekedar melakukan kegiatan menghibur diri seperti mendengarkan musik, menonton film, atau menikmati hobi atau kegiatan yang disukai. Hal-hal tersebut lah yang dapat memberikan dampak positif bagi mental seseorang dengan mengurangi dampak stress akibat pekerjaan.
Nah, berangkat dari hal tersebut, budaya Hustle Culture mungkin akan sangat baik jika diperuntukkan untuk mereka yang sedang dikejar "deadline", namun jika budaya ini dibiarkan secara berkepanjangan akan berefek negatif. Meskipun tak membenarkan juga tentang seseorang yang justru malas bekerja hingga mengambil izin atau cuti kerja yang berlebihan.
Don't be busy, just be productive.