Mohon tunggu...
Wahyu Firmansyah
Wahyu Firmansyah Mohon Tunggu... -

Seorang guru muda yang tidak puas jika hanya bisa membaca 5 jam sehari.\r\nBlog pribadinya di www.wahyufirmansyah.blogspot.com Email: wahyufirmansyah1@gmail.com\r\n\r\nTinggal di Seteluk, Sumbawa Barat, NTB

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Narsisnya Konsul Jendral Amerika atas Pemberdayaan Newmont

4 Mei 2013   12:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:07 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pikir saya waktu itu, lelah ini pasti akan terbayar dengan penghargaan oleh PT NNT kepada para juara. Penghargaan itu nanti, jika dalam bentuk uang, akan saya pakai untuk membiayai penelitian-penelitian lain yang sedikit tidak, akan meningkatkan diskursus pendidikan di Sumbawa Barat. Begitu pikir saya.

Tapi sayang beribu sayang, setelah menerima hadiah dan bersalaman dengan pihak Comdev PT NNT, hadiah lomba adalah sebuah piala, piagam dari kertas manila, dan uang sebesar Rp.200.000 (dua ratus ribu rupiah). Itulah penghargaan kepada seorang guru atas karya ilmiahnya. Saya ketawa dalam hati!

Permasalahannya Ada Pada Kualitas Guru

Beginikah cara Newmont menghargai pendidikan di KSB? Apa yang bisa dilakukan dengan uang “200 rup”? Tentu saja uang segitu belum bisa menutup biaya pengeluaran lomba, apalagi untuk menambah kompetensi dalam penelitian selanjutnya. Sebagai catatan, protes saya bukan pada nominal hadiah, tapi keseriusan PT NNT dalam membenahi kualitas pendidikan di KSB sebagai imbal balik setelah mereka menguras kekayaan KSB.

Salah satu permasalahan pendidikan yang sangat penting di KSB dan NTB adalah kualitas guru di NTB masih sangat rendah bahkan di bawah rata-rata nasional. Hasil rata-rata Uji Kompetensi Guru di NTB yang dilakukan oleh Kemendikbud adalah 40 pada skala 100. Artinya kalau para guru di NTB ini ikut ulangan, nilai rata-rata rapornya cuman 40. Merah! Jika para guru saja nilainya merah, apatah lagi nilai muridnya akan menjadi warna apa.

Mengutip Pramoedya Ananta Toer dalam novelnya yg berjudul Jejak Langkah, dia menulis, “Seorang guru yang baik masih bisa melahirkan bandit-bandit yang sejahat-jahatnya, yang sama sekali tidak mengenal prinsip. Apalagi kalau guru itu sudah bandit pula pada dasarnya.”

Guru di KSB tentu bukanlah bandit seperti yang disampaikan Pram. Mereka adalah abdi negara sebagai penentu kesejahteraan masyarakat. Secara jumlah, guru di Sumbawa Barat telah cukup, bahkan lebih. Dalam release Badan Pusat Statistik Sumbawa Barat 2011 rasio jumlah guru dan murid pada tingkat SD adalah 1 : 13, SMP 1 : 7, dan SMA 1 : 6. Jumlah ini sudah sangat banyak, bahkan Unesco hanya mematok rasio guru murid sebanyak 1 : 24. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa permasalahan yg kita hadapi dalam dunia pendidikan adalah kualitas guru, bukan kuantitas guru.

Solusi

Ini bagian yang paling menjengkelkan kalau diminta memberi solusi. Bagaimana tidak, saya yang bukan bagian dari perusahaan harus juga memikirkan solusi untuk perusahaan multinasional yang mestinya punya cetak biru pemberdayaan masyarakat yang bagus. Ini seharusnya tugas para karyawan community development dan community relation yang punya gaji besar untuk memikirkan solusi pengembangan masyarakat KSB ini. Tapi demi menghargai budaya orang Indonesia yang sinis kalau tidak diberi solusi, saya akan mencoba memberi solusi.

Dalam bidang pendidikan, PT NNT mungkin telah memberi beasiswa kepada siswa dan mahasiswa berprestasi di KSB. Tapi apakah ini tepat? Bijak saya ini kurang terlalu tepat, karena Pemda KSB dan Pemprov NTB, juga memberikan beasiswa dan subsidi pendidikan kepada mereka. PT NNT juga mungkin telah memberi fasilitas media pendidikan bagi beberapa sekolah favorit di KSB. Tapi lagi-lagi wilayah ini sudah diambil pemerintah pusat.

Secara kasat mata, yang terlihat dari pemberdayaan PT NNT adalah memfasilitasi orang-orang pintar. Sementara orang-orang yang belum pintar dan miskin yang dari segi jumlah sangat banyak, tidak tertolong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun