Dari bola hitam itu memancar energi yang sangat dahsyat, yang dapat meluluhkan kemarahan yang sempat hendak bangkit dari hatinya. Darinya ia rasakan sebuah perbawa yang besar yang tak dapat dilawan.
Dengan spontan Ken Dedes menganggukkan kepala, memberi hormat kepada pemuda itu. Setelah tahu prajurit baru itu menganggukkan kepala juga, Ken Dedes bergegas melangkah masuk pintu butulan itu menuju tamansari keputren.
Tubuh putri Mpu Parwa dari Desa Panawijen itu masih bergetar, mengalami peristiwa mistis yang sudah dikenalnya lewat kitab-kitab yang pernah dibacanya. Lelaki dengan pancaran cahaya eka grata itu pertanda ia telah mencapai puncak samadi. Energi kundalininya telah mampu menggerakkan tujuh cakra utama dalam dirinya. Bahkan mungkin cakra mahkotanyapun telah terbuka. Jika telah mencapai tahap demikian berarti cahaya jiwanya telah menyatu dengan cahaya langit.
"Jagatdewa ya jagat pramudita. Ia berarti brahmana muda. Usianya takkan jauh dariku, tapi tingkat kemampuan samadinya telah setarap maha guru. Jagat dewa bathara."
Berulang kali Ken Dedes mengulang-ulang ucapannya itu. Para emban pengiringnya saling berpandangan, mereka heran menyaksikan kelakuan aneh permaisuri, junjungannya yang cantik dan jelita itu.Â
(TAMAT)
Lereng Kelud, Kediri
Jumat, 18 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H