Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Bab 39. Bertemu Ayah (Cersil STN)

17 Juli 2024   23:01 Diperbarui: 18 Juli 2024   08:14 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Setelah itu mereka harus merangkai gerak serang dan hindar dengan hitungan waktu tertentu. Semula setiap hitungan sampai sepuluh, mereka harus menyelesaikan dua puluh gerakan. Jika telah mampu ditambah menjadi tiga puluh gerakan. Hingga sampai kemampuan tertinggi yang bisa mereka raih.

Keberhasilan Sekar Arum menggembleng gadis-gadis kademangan Maja Dhuwur terbukti saat ikut lomba tanding setiap seminggu sekali. Gadis-gadis itu ternyata mampu menghadapi para pengawal dengan baik. Bahkan beberapa gadis bisa mengungguli mereka saat bertanding bebas.

"Wah, kelak gadis-gadis ini bisa diterjunkan ke medan perang, tidak menunggu saja di garis belakang, menanti musuh yang mampu menembus pertahanan pengawal." Kata Jalak Seta lurah prajurit itu.

"Benarkah paman, mereka boleh ikut ke medan perang ?" Tanya Sekar Arum.

"Yah. Akan aku usulkan kepada Senopati Wira Manggala Pati agar gadis-gadis itu ikut serta memperkuat pasukan pengawal. Namun mereka harus menguasai pertempuran bersenjata." Jawab Jalak Seta.

"Pasti paman. Itu perkara yang tidak sulit. Jika mereka telah menguasai jurus-jurus tangan kosong, tinggal melengkapi senjata saja. Pada prinsipnya senjata hanya kepanjangan dari tangan kita saja." Kata Sekar Arum.

"Tapi mereka harus dibiasakan untuk memakai senjata yang disukainya. Agar mengenal watak senjata itu. Sehingga mereka tidak canggung, dan siap kapanpun dibutuhkan."

"Siap paman. Akan aku latih untuk itu."

Demikianlah waktu terus merangkak. Kesibukan di kademangan Maja Dhuwur semain tinggi. Meski pesanan senjata belum seluruhnya tuntas dikerjakan para pandai besi, namun yang sudah jadi telah diambil oleh Handaka. Dengan pedati senjata itu di angkut dan dibagikan kepada mereka yang selama ini belum memiliki senjata.

Panen padi terakhirpun dikerjakan agak tergesa-gesa. Semua warga diminta ki demang untuk membantu para petani memanen padi. Bulir-bulir padi itu diikat kemudian dimasukkan lumbung, untuk persiapan mereka menghadapi perang dan paceklik yang panjang di musim kemarau nanti.

Berita tentang telah hadirnya sebagian kekuatan golongan hitam yang kini mesanggrah di hutan Wana Jaya, hampir bersamaan dengan warta akan hadirnya senopati yang ditugaskan untuk memimpin prajurit Bala Putra Raja yang diperbantukan ke kademangan Maja Dhuwur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun