Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 30. Musuh Lama (CersilSTN)

15 Juni 2024   14:30 Diperbarui: 16 Juni 2024   08:21 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum tangan maut Bonge Kalungkung yang membara itu membentur kepala Sembada, sebuah kekuatan yang besar mendorong tubuh pemuda itu ke belakang. 

Selanjutnya terjadilah sebuah benturan ilmu yang dahsyat. Terdengar sebuah ledakan yang keras. Tangan Bonge Kalungkung menghantam dua tangan yang menyilang di atas kepala lelaki  pendek kerdil di depannya.

Lelaki kerdil itu sempoyongan badannya ke belakang, tapi ia masih mampu bertahan untuk berdiri dengan tegak. Sementara Bonge Kalungkung sendiri seperti terpental, badannya melayang di udara, namun dengan lincahnya ia berjumpalitan dan jatuh pada kedua kakinya.

Mata lelaki pincang itu nanar memandang siapa yang berdiri di depannya. Ternyata seorang lelaki kerdil, namun badannya nampak kokoh dan kuat. Lelaki itu sudah lama dikenalnya, sebagai musuh bebuyutan sejak muda.

"Kau Bajang Pasundan. Anak setan demit thethekan. Kau gagalkan usahaku memecah kepala pemuda itu."

"Itu memang pekerjaanku, menggagalkan setiap usahamu bikin kerusakan.  Aku buntuti kau sejak dari sudungmu di lereng Semeru.  Ternyata kau pergi mengunjungi sarang sahabatmu, singa galak yang menakutkan itu. Tentu kalian akan merencanakan sesuatu yang jahat."

"Kau sebut padepokanku sudung ? Aku bukan babi hutan. "

"Lantas aku harus menyebut apa ? Aku tertarik dengan bepergianmu, apa yang akan kalian lakukan ?"

"Itu bukan urusanmu. Apapun yang aku lakukan semua tanggung jawabku."

"Jika yang kau kerjakan tidak merugikan dan membahayakan orang lain, memang itu urusanmu sendiri. Tapi sebaliknya, seperti yang baru saja hendak kau lakukan terhadap murid murid sahabatku ini, tentu itu jadi urusanku pula. Tindakanmu membahayakan, hendak memangkas tunas tunas muda, harapan masa depan." Jawab lelaki kerdil itu sambil menoleh pada Sembada.

Bonge Kalungkung amat marah. Ia benar-benar kesal dengan kelakuan orang kerdil dari tanah Pasundan itu. Ia sering menggangu dan menggagalkan apa yang dikerjakannya. Sejak muda mereka telah bermusuhan. Seperti anjing dan babi hutan  di ladang perburuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun