Puja ditempat terbuka tidak mungkin lagi. Pura berantakan di tangan bala tentara Demak. Situasi dan kondisi belum aman dan nyaman jalankan agamanya.
Dan itu berlangsung turun temurun hingga sekarang. Hingga anak cucunya kehilangan acuan terhadap ajaran lama. Sementara ajaran baru masih belum bisa diterima.
Banyaknya komunitas penghayat kepada Tuhan Yang Maha Esa, bisa jadi adalah keturunan dari warga yang kehilangan acuan ajaran lama itu.
****
Ada dua candrasengkala sebagai penanda waktu peristiwa itu. Pertama "Sir Ilang Kertaning Bumi" dan kedua "Geni Dadi Sucining Jagat"
Nir ilang kertaning bumi, hilang musnah keindahan bumi, adalah penanda waktu runtuhnya Majapahit. Tahun 1400 saka, atau 1478 masehi.
Pilihan katanya menunjukkan suasana kebatinan pembuatnya. Bahwa zaman sebelumnya indah, dan sekarang rusak hancur berantakan.
Geni dadi sucining jagat, api jadi penyuci jagat. Ini penanda waktu gunungan api pertama kali dibuat Sunan Kalijaga. Jika diubah jadi angka menunjuk 1443 saka, atau tahun 1501 masehi.
Api itu lebih bermakna perang. Jadi dengan perang jagat dibersihkan. Bersih dari ajaran lama, pura dan patung serta candi.
1501 adalah tahun pertama kekuasaan Trenggono. Sebagaimana umumnya tingkah laku penguasa baru, tahun ini adalah berkobarnya semangat mewujudkan impian dan angan-angan.
Hanya dua kalimat itu yang jadi saksi peristiwa dimasa lalu. Tak ada bukti lain ditemukan. Reruntuhan candi juga membisu, tak bisa bicara.