"Aku keluar dulu sebentar. Â Pertunjukan masih lama di mulai." Â aku mengangguk.
"Kemana dia ?" tanya Sondang dekat telingaku.
"Paling buang hajat kecil. Â Sebelum masuk sebenarnya kita harus kencing dulu."
"Kenapa harus ? Kalau nggak kebelet apa bisa keluar ?!!"
"Hehehe, iyaya."
Berbareng dengan wara wara atau pengumuman bahwa pagelaran akan dimulai, Cen Fong datang menenteng tiga contong kacang goreng. Â Aku dan Sondang melihatnya sembari tersenyum manis. Manis sekali.
"Kamu memang cerdas Fong. Â Tahu betul apa yang kami inginkan." celetuk Sondang.
"Huuu gundulmu.  Akan aku borong semua kacangnya  enggak jadi.  Takut kalian nggak bisa menghabiskannya. Mubazzirr. Hehe"  katanya.
"Bakulnya sekalian bisa kau bawa ke sini. Menemani kita nonton." timpal Sondang.
"Mau kamu ? Â Orangnya sudah kempong perot. Â Giginya tinggal satu. Alias sudah nenek nenek."
"Ya cucunya lah."