Mohon tunggu...
wahyudi ahmad
wahyudi ahmad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menimbang 3 Nama Pendamping Jokowi di Pilpres 2019, Siapa yang Paling Paling Pantas?

1 Maret 2018   04:48 Diperbarui: 1 Maret 2018   05:07 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
celebesnews.id: http://celebesnews.id/2018/02/25/cawapres-jokowi-kemungkinan-jawa/

Pasca PDIP mendeklarasikan Jokowi untuk kembali bertarung di Pilpres 2019 mendatang, banyak nama-nama mulai bermunculan. Mereka semua digadang-gadang akan dijadikan pendamping Jokowi.

Meski demikian, hingga detik ini Presiden Jokowi belum memastikan siapakah sosok yang pantas dijadikan pendamping. Namun, ada 3 nama yang belakangan santer dibicarakan publik dan dianggap pantas menjadi pendamping Jokowi. Mereka adalah Gatot Nurmantyo, Muhaimin Iskandardan Hary Tanoesoedibjo. Ketiga tokoh ini sering muncul di berbagai survei. Mari kulik satu persatu.

Pertama, Gatot Nurmantyo. Nama Gatot seringkali muncul di hasil survei saat dirinya masih menjabat sebagai Panglima TNI. Bahkan, ia tidak hanya digadang-gadang untuk menjadi pendamping Jokowi, banyak hasil survei menyebutkan bahwa Gatot juga pantas disandingkan dengan Prabowo.

Begitu favoritnya nama Gatot Nurmantyo kala itu. Namun sayang, sejak dirinya tak lagi menjadi Panglima TNI, namanya mulai redup. Ia tak lagi sering muncul di media.

Jika Jokowi disandingkan dengan Gatot, kemungkinan besar roda pemerintahan tidak akan sesukses saat ini.

Roda pemerintahan Presiden Jokowi saat ini terbilang sukses lantaran Jusuf Kalla berlatar belakang pengusaha. Infrastruktur dibangun di berbagai daerah dan lain sebagainya. Hal ini terjadi berkat kontribusi JK yang memiliki pengalaman serta jaringan bisnis yang cukup luas.

Kedua, Muhaimin Iskandar. Berbeda dengan Gatot. Tokoh yang satu ini terbilang sangat agresif dan terang-terangan. Gerak-geriknya sangat terlihat bahwa dirinya ingin sekali dilamar Jokowi (juga Prabowo) agar dijadikan pendamping.

Jika nama Gatot muncul karena harapan publik agar menjadi pendamping Jokowi, politikus ulung yang biasa disapa Cak Imin ini muncul, lantaran ia seringkali mengkampanyekan dirinya sendiri sebagai Cawapres 2019. Blusukan ke berbagai daerah lalu berteriak "Gue Cawapres 2019", begitu kira-kira gambaran sederhananya.

Jika Jokowi berpasangan dengan Cak Imin, mungkin banyak yang mengira suara NU akan ke Jokowi. Namun faktanya, sejak menjabat sebagai Presiden, nama Jokowi sudah sangat baik di mata NU. Banyak dekat dengan ulama-ulama NU. Padahal, Jusuf Kalla, selaku wakilnya, tidak sebegitu dekat dengan kalangan NU dibanding Cak Imin.

Jadi, meski bukan Muhaimin Iskandar yang nantinya akan dijadikan Wapres oleh Jokowi, mayorutas suara NU di Pilpres 2019 nanti, dapat dipastikan masih dan akan tetap mengalir deras ke Jokowi.

Ketiga, Hary Tanoesoedibjo. Nama tokoh yang satu ini bisa dibilang baru. Namun, entah kenapa, namanya seringkali memuncaki hasil survei tokoh potensial pendamping Jokowi di Pilpres 2019.

Meski terbilang baru, ternyata kekuatan Hary Tanoe tak bisa dipandang sebelah mata. Ada banyak bukti bahwa kekuatan Hary Tanoe memang bisa diandalkan.

Di antaranya adalah Pilkada Serentak 2017 kemarin. Banyak calon-calon kepala daerah yang didukungnya sukses memenangkan pemilu. Contoh paling dekat adalah Pilgub DKI Jakarta dan Pilgub Banten. Pasangan Anies - Sandi dan Wahidin - Andika sukses mengalahkan lawannya.

Lalu pertanyaannya, bagaimana jika Jokowi disandingkan dengan Hary Tanoe?

Sebagaimana penjelasan secara tersirat di atas tadi. Jokowi butuh pendamping yang berlatar belakang pengusaha dan banyak memiliki pengalaman serta jaringan bisnis yang luas.

Bukan apa-apa. Meski banyak infrastrur yang saat ini terbangun di sejumlah daerah, namun tak sedikit pula pembangunan yang harus dilanjutkan. Di sinilah Jokowi butuh sosok seperti Hary Tanoe. Dia masih muda, energik, memiliki pengalaman serta jaringan bisnis yang sangat luas, layaknya Jusuf Kalla.

Maka, kesimpulannya, jika Jokowi ingin melanjutkan pembangunannya, ingin melanjutkan infrastruktur yang terancam mangkrak, ingin pula roda kepemerintahannya sukses seperti sekarang bahkan lebih, satu-satunya tokoh yang pantas dan cocok dijadikan pendamping adalah, Hary Tanoesoedibjo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun