Mohon tunggu...
Muhammad Wahyudi Azzukhruf
Muhammad Wahyudi Azzukhruf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Menggeluti Musabaqah Fahmil Qur'an (MFQ)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Musabaqah Fahmil Qur'an: Memahami atau Sekadar Menghafal? Tinjauan Taksonomi Bloom

27 Oktober 2024   09:09 Diperbarui: 27 Oktober 2024   15:00 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bank Soal MFQ (Dokpri)

Misalnya, soal baru dibacakan dengan "Warga negara Indonesia...", bel sudah berbunyi, dan peserta menjawab dengan melafalkan QS. An-Nisa' ayat 58. Terkesan tidak nyambung bukan? Namun, itulah jawaban yang benar. Padahal soal utuhnya terdiri dari tiga kalimat panjang, tetapi hanya dengan mendengar beberapa kata awal, jawaban sudah diketahui.

Seorang profesor saya pernah berkata, "Soal hanya mencapai tingkat hafalan jika pertanyaannya sama persis dengan yang sudah dipelajari." Dengan kata lain, meskipun soal di atas kertas tampak membutuhkan penalaran, jika pertanyaannya sama persis dengan yang sudah dihafal, maka ia hanya berada di tingkat hafalan (C1).

Mengembalikan Makna MFQ

Fenomena menghafal soal memang sudah menjadi hal lumrah di MFQ, bahkan sampai muncul candaan bahwa seharusnya nama lomba Musabaqah Fahmil Qur'an diubah menjadi Musabaqah Hifzhis Su'al. Namun, harapannya tentu pelaksanaan MFQ dapat lebih dari itu---sebuah ajang yang bukan hanya menguji hafalan, tetapi juga pemahaman, penerapan, dan kemampuan analisis materi Al-Qur'an.

Sejalan dengan hal ini, MTQN sendiri memberikan contoh praktik yang lebih ideal. Pada ajang tersebut, peserta diberikan silabus dengan kisi-kisi materi dan referensi tanpa menampilkan soal spesifik. Dengan cara ini, peserta diharapkan memahami konsep dan materi secara mendalam, bukan sekadar menghafal soal. Model MFQ seperti inilah yang membuat MTQN menjadi event paling berkesan bagi saya.

Bentuk Silabus MFQ pada MTQN 2022
Bentuk Silabus MFQ pada MTQN 2022

Sebagai catatan penutup, penulis berharap di masa mendatang, MFQ bisa kembali pada esensinya, menjadi ajang yang benar-benar menguji pemahaman Qur'ani secara menyeluruh, dan tidak hanya berfokus pada hafalan. Keresahan ini tampaknya juga dirasakan oleh banyak pihak lain yang menginginkan MFQ menjadi lebih dari sekadar kompetisi hafalan. Pembaruan dalam cara penyusunan soal sangat dibutuhkan agar tujuan utama MFQ sebagai ajang memahami dan menghidupkan nilai-nilai Al-Qur'an benar-benar tercapai.

Sekian, Terima kasih...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun