Misalnya, soal baru dibacakan dengan "Warga negara Indonesia...", bel sudah berbunyi, dan peserta menjawab dengan melafalkan QS. An-Nisa' ayat 58. Terkesan tidak nyambung bukan? Namun, itulah jawaban yang benar. Padahal soal utuhnya terdiri dari tiga kalimat panjang, tetapi hanya dengan mendengar beberapa kata awal, jawaban sudah diketahui.
Seorang profesor saya pernah berkata, "Soal hanya mencapai tingkat hafalan jika pertanyaannya sama persis dengan yang sudah dipelajari." Dengan kata lain, meskipun soal di atas kertas tampak membutuhkan penalaran, jika pertanyaannya sama persis dengan yang sudah dihafal, maka ia hanya berada di tingkat hafalan (C1).
Mengembalikan Makna MFQ
Fenomena menghafal soal memang sudah menjadi hal lumrah di MFQ, bahkan sampai muncul candaan bahwa seharusnya nama lomba Musabaqah Fahmil Qur'an diubah menjadi Musabaqah Hifzhis Su'al. Namun, harapannya tentu pelaksanaan MFQ dapat lebih dari itu---sebuah ajang yang bukan hanya menguji hafalan, tetapi juga pemahaman, penerapan, dan kemampuan analisis materi Al-Qur'an.
Sejalan dengan hal ini, MTQN sendiri memberikan contoh praktik yang lebih ideal. Pada ajang tersebut, peserta diberikan silabus dengan kisi-kisi materi dan referensi tanpa menampilkan soal spesifik. Dengan cara ini, peserta diharapkan memahami konsep dan materi secara mendalam, bukan sekadar menghafal soal. Model MFQ seperti inilah yang membuat MTQN menjadi event paling berkesan bagi saya.
Sebagai catatan penutup, penulis berharap di masa mendatang, MFQ bisa kembali pada esensinya, menjadi ajang yang benar-benar menguji pemahaman Qur'ani secara menyeluruh, dan tidak hanya berfokus pada hafalan. Keresahan ini tampaknya juga dirasakan oleh banyak pihak lain yang menginginkan MFQ menjadi lebih dari sekadar kompetisi hafalan. Pembaruan dalam cara penyusunan soal sangat dibutuhkan agar tujuan utama MFQ sebagai ajang memahami dan menghidupkan nilai-nilai Al-Qur'an benar-benar tercapai.
Sekian, Terima kasih...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H