Kecurigaan dan isu yg beredar bahwa ada lembaga survey sesuai pesanan untuk menggiring opini publik mungkin akan semakin menguat jika nanti fakta berbicara sebaliknya. Dan masyarakat pasti akan memberikan sanksi sosial pd lembaga survey tersebut.
Apakah memang benar ada lembaga survey yg bekerja sesuai pesanan sehingga meninggalkan idealismenya dan malah melacurkan diri demi "Membela yang bayar" tentu akan kita ketahui juli nanti pd saat pilkada terlaksana.
Terlepas dari itu semua, sikap kritis dari kita yg tak begitu saja menelan mentah - mentah hasil lembaga survey jauh lebih diperlukan, agar kita tak jatuh pd upaya penggiringan opini dan korban dari lembaga survey "Membela yang bayar".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H