Mohon tunggu...
Wahyudi Widodo
Wahyudi Widodo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang

Reading, Learning, Workouts, Make Friends

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Kesadaran Wajib Pajak Sejak Dini

21 September 2024   23:03 Diperbarui: 21 September 2024   23:08 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kodingakademi.id/setelah-lulus-sma-smk-atau-ma/

Menurut Mansur (2005:88) anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa mendatang. Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% (Suyanto, 2005). Sehingga pendidikan perpajakan sejak dini, bahkan sejak bangku sekolah dasar sangat potensial dalam upaya edukasi perpajakan dan menumbuh-kembangkan kesadaran generasi muda tentang kewajiban perpajakan dan manfaat-manfaat yang dihasilkan darinya.

Edukasi Perpajakan di Negara Maju

Edukasi tentang perpajakan melalui pelajaran sekolah bukan hal baru di negara lain, terutama di negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Pendidikan pajak telah menjadi komponen penting dari kurikulum sekolah di negara- negara tersebut yang biasanya diajarkan di sekolah dasar dan menengah.

Di wilayah Asia, Jepang termasuk negara yang sangat berkomitmen dalam program edukasi pajak kepada masyarakatnya. Pendidikan pajak sudah diajarkan sejak sekolah dasar. Hasilnya pun cukup memuaskan. Berdasarkan catatan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), rasio pajak (tax ratio) Jepang cukup tinggi, yaitu sekitar 31%. Angka tersebut nyaris 3 kali lipat lebih besar ketimbang rasio pajak Indonesia sebesar 11,6%. (https://news.ddtc.co.id/berita/nasional/40519/memahami-lagi-pentingnya-pendidikan-pajak)

Berkaca dari Negara Maju

Pemerintah sendiri sudah melaksanakan upaya edukasi perpajakan melalui program "Pajak bertutur". Pajak Bertutur adalah edukasi perpajakan kepada generasi muda sebagai future taxpayer yang diselenggarakan setiap tahun sejak Tahun 2017. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran pajak melalui dunia pendidikan. Ini merupakan program inklusi kesadaran pajak dalam dunia pendidikan Indonesia yang ditujukan kepada peserta didik dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Di Tahun 2024, kegiatan ini diselenggarakan secara serentak oleh Kantor Pusat DJP beserta 590 unit vertikalnya, termasuk Kantor Wilayah (Kanwil), Kantor Pelayanan Pajak (KPP), dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), di seluruh Indonesia pada 7 Agustus 

DJP Gelar Pajak Bertutur 2024: Menggugah Peran Generasi Muda dalam Penerimaan Negara | Registered Tax Consultant (konsultanpajaksurabaya.com) 
DJP Gelar Pajak Bertutur 2024: Menggugah Peran Generasi Muda dalam Penerimaan Negara | Registered Tax Consultant (konsultanpajaksurabaya.com) 

Lembaga-lembaga Pendidikan, dalam upaya membantu pemerintah meningkatkan kesadaran perpajakan juga menjadikan tema ini sebagai salah satu misi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang disisipkan dalam program Pengabdian Kepada Masyarakat. Melalui Upaya ini diharapkan kesadaran perpajakan generasi muda kian meningkat guna membantu mensukseskan program-program Pembangunan nasional.

Laporan Akhir Pengabdian Kepada Masyarakat Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang/dok. pri
Laporan Akhir Pengabdian Kepada Masyarakat Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang/dok. pri

Laporan Akhir Pengabdian Kepada Masyarakat Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang/dok. pri
Laporan Akhir Pengabdian Kepada Masyarakat Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang/dok. pri
Pertanyaan kemudian adalah, bagaimana hasilnya?

Baik pemerintah maupun Lembaga-lembaga Pendidikan harus terus mempertahankan optimisme terhadap upaya ini karena tampaknya usaha ini perlahan mulai membuahkan hasil. Hal ini ditandai dengan laporan penerimaan perpajakan s.d Desember 2023 menunjukan angka yang cukup memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun