Mohon tunggu...
Nur Afif Wahyudin
Nur Afif Wahyudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis I Konten Kreator I Mahasiswa

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)

22 November 2021   02:12 Diperbarui: 22 November 2021   05:01 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nama   : Nur Afif Wahyudin

Nim     : 201330000672

Kelas   : 3SDA3

Makul  : Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Hamidaturrohmah,M.Pd

 

TEORI PERKEMBANGAN KOGINITIF 

 (JEAN PIAGET)

 

Perkembangan menurut Dictionar of Psychology, merupakan tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme yang  lain, tanpa adanya perbadaan aspek-aspek yang terdapat didalam dirinya. Sedangkan Menurut Santrok dan Yussen (dalam Mulyani Sumantri), perkembangan di artikan sebagai pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung selama siklus kehidupan. Istilah Kognitif berasal dari kata cognition atau knowing, berarti mengetahui. Arti luasnya cognition, yaitu perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan. Dalam kamus lengakap Psikologi, Cognition merupakan pengenalan, kesadaran, dan pengertian. Istilah kognitif menjadi popular sebagai salah satu ranah psikologis manusia meliputi setiap perilaku moral yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, dan pengelolaan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan dan keyakinan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam rentang waktu kehidupan manusia untuk memahami, mengelolah, informasi, memecahkan, dan mengetahui sesuatu. Sebagian besar psikolog terutama kognitivis berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia berlangsung sejak ia baru lahir. Pendayagunakan kapasitas ranah kognitif manusia sudah  mulai berjalan sejak pendayagunaan sensor dan motoriknya.

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Piaget mengemukakan bahwa sejak usia balita, seseorang telah memiliki kemampuan tertentu untuk  menghadapi objek-objek yang ada di sekitarnya. Kemempuan ini terbilang masih sangat sederhana, yaitu dalam kemampuan dalam sensor motoric. Di dalam pemahamanan mengenai anak-anak menggunakan skema, asimilasi, akomodasi, organisasi dan equilibrasi. Dengan kemampuan inilah balita atau bayi akan berusaha mengeksplorasi lingkungannya dan menjadikan dasar bagi pengetahuan tentang dunia yang akan dia peroleh kemudian, serta akan berubah menjadi kemampuan kemampuan yang lebih maju dan rumit. Kemampuan-kemampuan ini disebut Piaget dengan skema.

Sebagai contoh, seorang anak tahu bagaimana cara memegang mainannya dan membawa mainan itu ke mulutnya. Dia dengan mudah membawakan skema ini. Lalu ketika dia bertemu dengan benda lain katakanlah jam tangan ayahnyadia dengan mudah dapat menerapkan skema "ambil dan bawa ke mulut" terhadap benda lain tersebut. Peristiwa ini menurut Jean Piaget disebut dengan istilah asimilasi, yakni pengasimilasian objek baru kepada skema lain.

Ketika anak tadi berjumpa lagi dengan benda lain, misalnya terhadap sebuah bola, dia tetap akan menerapkan skema "ambil dan bawa ke mulut". Tentu skema ini tidak akan berlangsung dengan baik dan lancar, karena bendanya sudah jauh berbeda. Oleh karena itu, skema pun harus menyesuaikan diri atau kondisional  dengan objek yang baru. Peristiwa ini disebut dengan akomodasi, yakni pengakomodasian skema lama terhadap objek baru. Asimilasi dan akomodasi adalah dua bentuk adaptasi, istilah Piaget yang kita sebut dengan pembelajaran. Cara kerja asimilasi dan akomodasi bertugas menyeimbangkan struktur pikiran dengan lingkungan, menciptakan porsi yang sama di antara keduanya. Jika keseimbangan ini terjadi, maka tercapailah suatu keadaan atau peristiwa ideal atau disebut equiblirium. Dalam penelitiannya pada anak-anak, Piaget mencatat adanya periode di mana asimilasi lebih dominan, atau akomodasi yang lebih dominan, dan di mana keduanya mengalami keseimbangan.

Melalui Observasinya Jean Piaget meyakini bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam empat tahapan. Masing-masing tahapan berhubungan langsung dengan usia dan tersusun dari jalan pikiran yang berbeda-beda. Menurut Piaget, semakin banyak informasi tidak membuat pikiran anak lebih maju, kualitas kemajuannya berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan kognitif manusia tersebut adalah tahap sensori motorik (usia 0--2 tahun), tahap pra-opersional (usia 2--7 tahun), tahap opersional konkrit (usia 7--11 tahun) dan tahap opersional formal (usia 11--15 tahun). Tahap opersional konkret, dimulai umur tujuh tahun sampai sebelas tahun. Pemikiran operasional konkret mencakup penggunaan operasi. Penalaran logika menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya dalam situasi konkret. Kemampuan untuk mengklasifikasikan sesuatu sudah ada, tetapi belum bisa memecahkan problem-problem abstrak. Operasi konkret adalah tindakan mental yang bisa dibalikkan yang berkaitan dengan objek konkret nyata. Operasi konkret membuat anak bisa mengoordinasikan beberapa karakteristik, jadi bukan hanya fokus pada satu kualitas objek. Pada level tahap operasional konkret, anak-anak secara mental bisa melakukan sesuatu yang sebelumnya hanya mereka bisa lakukan secara fisik, dan mereka dapat membalikkan operasi konkret ini. Yang penting dalam kemampuan tahap operasional konkret adalah pengklasifikasian atau membagi sesuatu menjadi sub yang berbeda-beda dan memahami hubungnnya.

Pandangan teori perkembangan kognitif mempunyai pengaruh besar untuk memahami bagaimana anak memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Karya Jean Piaget telah memperluas pemahaman kita mengenai bagaimana kognitif berkembang, hal ini menunjukkan bahwa anak-anak memiliki tahap pemahaman yang berbeda pada usia yang berbeda pula. Pengetahuan anak terbentuk dan tercipta secara berangsur sejalan dengan pengalaman yang berkesinambungan dan bertambah luasnya pemahaman tentang informasi-informasi yang ditemui. Anak memiliki urutan dalam tahap perkembangan kognitifnya, dan pada setiap tahap, baik kuantitas informasi maupun kualitas kemampuannya menunjukkan peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA

Muhinnin Syah. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 41.

Mulayani Sumantri. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Universitas Terbuka, h. 3.

JP. Chaplin.(2006).  Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, h. 65.

William Crain. (2007). Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, h. 168.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun