Namun jika menyasar FDI di sektor industri bernilai tambah tinggi yang berdampak positif bagi peningkatan keterampilan kerja serta penguasaan teknologi baru, maka diperlukan pendekatan berbeda. Sebagaimana dikemukakan pada bagian terdahulu, FDI di sektor ini tertarik dengan produktivitas tenaga kerja yang tinggi. Sayangnya, justru dalam hal ini letak kelemahan kita.
Sebagai kesimpulan, kita perlu memberi perhatian lebih pada upaya peningkatan produktivitas tenaga kerja. Fleksibilitas pasar tenaga kerja akan menarik aliran FDI, terutama di sektor-sektor industri ekstraktif dan padat karya. Namun ini akan terjadi dengan mengorbankan kesejahteraan sosial serta produktivitas tenaga kerja dalam jangka panjang.
Sebaliknya, melalui kebijakan ketenagakerjaan yang berfokus pada percepatan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja dilema tersebut akan dapat diatasi. Kebijakan di bidang ini mencakup peningkatan pendidikan vokasi, pelatihan tenaga kerja (upskilling dan reskilling), program magang, serta sertifikasi pekerja.
Karenanya pemerintah dan DPR perlu menimbang kembali biaya dan manfaat RUU Cipta Kerja. Relaksasi regulasi pada bidang ketenagakerjaan memerlukan pembahasan yang lebih cermat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H