Jika tim Karaeng Idjo sesolid pada Pilkada Gowa 2015 lalu, maka bisa diperkirakan potensi suara bisa mereka raih mencapai 26 -- 27 persen. Jumlah ini cukup signifikan mengingat kubu ini sudah mengalkulasi kekalahan mereka di daerah ini.
Kubu NH -- AQM juga tak ingin kehilangan suara di Kabupaten Gowa, mengingat modal mereka dari suara 'Tenri Olle' sebesar 26,06 persen pada Pilkada Gowa 2015 lalu. Namun model kampanye tradisional tak cukup bagi mereka, sehingga mereka 'lebih kreatif' dengan menawarkan pemekaran bagi Gowa, membagi Gowa sebagai dua wilayah. Ia juga menjanjikan mengupayakan pembentukan Sungguminasa berstatus daerah administratif kota atau kotamadya.
"Beritahu rakyat Gowa, NH ingin jadikan Gowa sebagai kotamadya dan satu kabupaten. Kita mekarkan administrasinya, sehingga dataran tinggi dan daerah lain yang jauh dari Sungguminasa dapat perlakuan khusus dan percepatan pembangunan berkali lipat dibanding sekarang," kata Nurdin Halid dalam rapat konsolidasi pengurus Golkar dan tim pemenangan GNH-17 se-Kabupaten Gowa di Sekretariat Golkar Gowa, jalan Tumanurung Sungguminasa, Senin (5/3/2018), sebagaimana dikutip dari merdeka.com.
"Ibu Kota Kabupaten Gowa bisa di Barombong atau daerah dataran tinggi, tergantung kemauan masyarakat. Jika ini terwujud, maka seluruh lorong akan menjadi maju, itu impian saya," ujar NH.
Dia mengatakan, rencana ini semata agar masyarakat bisa lebih mudah dan lebih dekat dalam hal pengurusan administrasi. Selain itu, juga bisa menciptakan percepatan berbagai hal berkaitan dengan pembangunan, baik itu pembangunan infrastruktur atau pembangunan sumber daya manusia.
Jika pasangan NA-ASS menempuh pendekatan 'ideologis', menyasar pendukung fanatik Raja Gowa Karaeng Idjo yang sangat anti pada klan Limpo, maka cara NH-ASS ini melalui pendekatan populis. Isu pemekaran selalu menjadi hal yang 'seksi' dalam Pilkada. NH tentunya berharap adanya tambahan suara selain dari modal 26,08 persen, baiik itu suara dari kubu IYL ataupun dari NA. Tambahan 10 persen akan sangat berarti bagi mereka, mengingat Gowa memang bukan basis utama pasangan ini.
Tentu saja ini hanya hitung-hitungan di atas kertas. IYL kemungkinan akan tetap unggul di Gowa, namun tak lebih banyak dari suara perolehan Adnan pada Pilkada 2015 lalu. Pertarungan sebenarnya akan terjadi antara kubu NA-ASS dan kubu NH-AQM, mengamankan suara yang berseberangan dengan Adnan, yang jumlahnya di atas 50 persen.
Mungkin suara di kabupaten Gowa masih tergolong kecil dibanding daerah-daerah lain, namun jangan lupa, daerah ini selalu menjadi penentu kemenangan SYL pada dua kali periode Pemilu terdahulu. Dan Gowa adalah termasuk daerah yang paling terakhir memasukkan hasil perhitungan suaranya. Ini yang membuat daerah ini menjadi cukup penting posisinya, apalagi jika selisih suara antara calon sangat tipis. Ini juga yang membuat Kabupaten Gowa menjadi 'sangat strategis' bagi para calon.Â
Dengan kata lain: Kabupaten Gowa adalah Koentji!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H