Mohon tunggu...
Wahyu Chandra
Wahyu Chandra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan blogger

Jurnalis dan blogger, tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Petambak di Pulau Lakkang: Hasil Tambak Melimpah, Sekolah Anak Lancar

11 Agustus 2016   15:38 Diperbarui: 12 Agustus 2016   11:30 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bantuan dari program CCD IFAD membuat anggota Kelompok Bonto Perak 1 bisa meningkatkan hasil panen. Mereka bahkan mampu menguliahkan anak-anak mereka dari hasil tambak (Foto: Wahyu Chandra)n

Awalnya, pembentukan kelompok di tahun 2009 tersebut terkait adanya bantuan untuk nelayan. Bantuan tersebut hanya diberikan kepada kelompok, bukan individu. Sayangnya, bantuan tersebut hanya sekali saja tanpa ada keberlanjutan lagi. Haris sendiri mengakui sudah lupa nama Program bantuan dan besarnya bantuan yang diberikan ketika itu.

Ketika Program CCD IFAD masuk di tahun 2013, kelompok ini tak menyia-nyiakan peluang untuk mendapatkan modal usaha dan mengelolanya dengan baik. Kendala utama mereka selama ini memang pada modal, yang kemudian memicu tindakan mereka untuk meminjam pada tengkulak.

“Dengan adanya bantuan IFAD ini benar-benar membuat kami terpacu untuk mandiri dan perlahan melepaskan diri dari jeratan utang tengkulak. Biasanya memang kami pinjam bibit pada mereka. Anggota kelompok kami sekarang sudah jarang yang utang pada mereka. Kalau pun utang dalam kondisi sangat terpaksa dan itu pun segera dilunasi paling lama 3 hari, biasanya untuk beli pupuk.”

Terkait tabungan, kelompok ini termasuk kelompok yang aktif karena memang sudah menjadi kesepakatan bersama dari awal program, sehingga dalam perjalanan kelompok tak pernah keluhan dari para anggotanya.

“Sejak awal memang sudah disampaikan bahwa tabungan ini adalah milik kita sendiri, sama seperti menabung di bank.”

Hanya saja, tabungan ini tidak dikelola, hanya disimpan saja. Menjadi cadangan dana anggota dan bahkan bisa digunakan sebagai modal usaha jika ada anggota yang ingin membuat usaha lain.

Bantuan dari program CCD IFAD membuat anggota Kelompok Bonto Perak 1 bisa meningkatkan hasil panen. Mereka bahkan mampu menguliahkan anak-anak mereka dari hasil tambak (Foto: Wahyu Chandra)n
Bantuan dari program CCD IFAD membuat anggota Kelompok Bonto Perak 1 bisa meningkatkan hasil panen. Mereka bahkan mampu menguliahkan anak-anak mereka dari hasil tambak (Foto: Wahyu Chandra)n
Hal yang menarik dari program ini, menurut Haris, adalah karena berbasis kebutuhan. Mereka sendiri yang menentukan digunakan untuk apa dana bantuan tersebut, sesuai dengan kebutuhan mereka. Sama halnya ketika mereka mendapatkan reward second trance, pengelolaan dananya berdasarkan usulan mereka sendiri, bukan kendali atau keinginan pendamping atau pihak pemberi dana.

Kebutuhan mendasar kelompok ini tak lepas dari bibit, pupuk dan pestisida. Selain itu, ada juga untuk perbaikan pematang yang sifatnya situasional, misalnya kalau terjadi longsor di pematang tambak akibat hujan. Ini berdampak pada semakin rendah dan sempitnya luasan pematang. Belum lagi karena kenaikan air sungai yang beberapa tahun ini sering terjadi.

“Makanya kalau dalam setahun kita tidak tambah pematangnya maka bisa hilang karena tenggelam. Ini banyak terjadi.”

Untuk perbaikan tambak ini, karena kerusakan yang cukup besar, maka mereka membutuhkan bantuan dari luar dengan cara sewa pekerja. Dalam 1 are biayanya bisa mencapai Rp 600 ribu. Tanah yang digunakan untuk perbaikan diambil dari tambak itu sendiri dengan cara mengeruknya dari dasar.

Masalah yang kini sulit mereka tangani adalah pencemaran sungai akibat limbah dari perusahaan dan rumah tangga, karena Sungai Tallo sebagai sumber air tambak mereka memang melalui sejumlah perusahaan. Kondisi ini membuat mereka sulit untuk berinovasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun