"Ih, curang..aku koq nggak diberitahu...tapi bener nih mau menunggu sampai kami pulang."
Kris mengangguk mengiayakan.
Reina berlalu dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia mencoba mengingat-ingat mimpinya semalam. Ia teringat mimpi diserang ular piton dan ia menginjaknya meski secara tidak sengaja. Terlalu seram. Ia mencoba mengingat mimpinya yang lain dan tampaknya itu yang paling cocok: ia terbang di antara awan-awan.
Ia kembali tersenyum mensyukuri nasib baiknya, dalam kebutaannya selama ini akan masa depan yang selalu diimpikannya. Betapa selama ini ia berjalan di kegelapan mencari titik terang yang tak pasti, dan tiba-tiba dunia itulah yang kini datang membentangkan diri padanya. Ia memejamkan mata, menjauhkan dunia dari pandangannya sesaat. Jika tak mampu melihat dunia, maka dunia lah yang akan melihatmu. [4]