Mohon tunggu...
Wahyu Nur A
Wahyu Nur A Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Selamat membaca mohon bantuannya ya, terimakasih..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendekatkan Pembelajaran Jarak Jauh

23 Juni 2021   15:49 Diperbarui: 23 Juni 2021   16:10 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid 19 yang melanda dunia saat ini telah mengubah banyak hal. Tidak terkecuali pada bidang pendidikan. Dampak dari masuknya covid 19 ke Indonesia yaitu terganggunya proses belajar mengajar yang ada dilingkungan sekolah baik itu sekolah formal atau non formal sehingga pemerintah secara mendadak meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran disekolah menjadi dirumah melalui pembelajaran daring ataupun luring.

Peserta didik dan guru terpaksa melakukan pembelajaran secara jarak jauh melalui jaringan internet (daring). Padahal seharusnya guru tetap harus mendidik bukan sekedar mengajar yang nota bene mendidik itu seharusnya jarak dekat bukan jarak jauh. Peralihan cara pembelajaran seperti ini, tentu tak mudah dilakukan. Wabah covid 19 telah menuntut kita belajar beradaptasi menjalankan proses pembelajaran dengan cara dan kondisi yang benar-benar baru.

Namun pembelajaran bukan semata bertumpu pada teknologi, sebab pembelajaran pada hakikatnya lebih pada proses interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar. Meskipun e-learning bisa digunakan secara mandiri oleh siswa, namun eksistensi guru menjadi sangat berarti sebagai orang dewasa yang berfungsi memberi dukungan dan mendampingi siswa dalam proses pembelajaran.

Dengan kata lain, proses tatap muka menjadi hal yang penting dan tidak boleh ditinggalkan dalam pembelajaran. Sehingga dengan menggabungkan antara pembelajaran e-learning dan tatap muka maka memungkinkan tercapainya pembelajaran yang efektif. Penggabungan beberapa model pembelajaran inilah yang disebut dengan Blended learning.

Secara teknis pengembangan pembelajaran model blended learning, merupakan kombinasi model pembelajaran yang menggunakan beberapa model tatap muka yang dilakukan dalam konteks online dan offline.

Maka dalam penerapan blended learning, harus lebih mengedepankan proses pembelajaran yang menghadirkan solusi bagi peserta didik dengan menerapkan metodologi menggabungkan kegiatan kolaboratif dengan belajar mandiri.

Proses pembelajaran tatap muka disebut juga dengan masa pengenalan, dimana berlangsung proses pembelajaran tatap muka offline (bertemun secara langsung). Pada pengembangan pembelajaran blended learning dipakai hitungan dalam 1 semester ada 5 bulan efektif , maka masa tatap muka dilaksanakan dalam 2 hingga 3 minggu. Sisa 4 bulan 1 minggu peserta didik akan belajar mandiri dengan pembelajaran berbasis web dan ujian semester.

Dalam masa belajar mandiri (4 bulan 1 minggu), peserta didik akan berkumpul dan bertemu beberapa kali dengan guru di web atau bertemu langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan. Proses tatap muka ditujukan untuk memfasilitasi setiap permasalahan yang dihadapi peserta didik selama proses belajarnya.

Dalam pembelajaran berbasis web, bahan ajar yang digunakan salah satunya berupa modul dalam kemasan elektronik. Modul elektronik ini dikenal dengan istilah bahan ajar mandiri atau bahan ajar yang dikemas untuk peserta didik belajar mandiri. Selain materi, bahan ajar mandiri juga menyediakan latihan-latihan yang harus dikerjakan peserta didik untuk mengukur perkembangan belajarnya. Dalam pembelajaran blended, selain bahan ajar modul elektronik, dalam proses belajarnya peserta didik juga memanfaatkan bahan ajar berbasis web.

Pengembangan bahan ajar yang lain adalah pemanfaatan media/teknologi merupakan salah satu ciri dalam proses pembelajaran berbasis web, diantaranya pemanfaatan teks, audio, video dan multimedia. Pengemasan dilakukan secara digital dan diakses melalui bahan ajar berbasis web.

Penggunaaan teknologi web diperlukan dalam pembelajaran untuk melakukan tatap muka, penyimpanan file, diskusi, pemantauan dll. Dengan model pembelajaran web diharapkan porsi waktu masa belajar mandiri lebih banyak dibandingkan dengan tatap muka baik offline maupun online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun