Kita gugup, dan tak kuat dengan rasa kagum dengan seseorang. Lalu kita berani melekatkan kepercayaan lebih besar kepadanya daripada yang lain. Namun, ketika semua terbukti salah, kita malah tak bisa sama sekali berbalik arah. Karena kita berada di jeruji kekecewaan, dimana kita sama sekali tak bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua.Â
Kita memang terjebak, dalam ego kepercayaan, terlalu mudah untuk menikmati hasil awal dan lupa atas kewaspadaan. Aku maupun kamu adalah kita yang sama, seringkali ditipu oleh dunia yang tak jelas ini. Aku dan kamu adalah kita yang sama, seringkali salah melangkah, dan tak tahu arah pulang ke mana. Aku dan kamu adalah kita yang sama, sering egois untuk kemenangan di awal, dan menangisi kekalahan di akhir. Dan aku dan kamu adalah kita yang sama, menyesal kemudian hari, namun tak pernah kapok untuk mengulang kembali.Â
Aku bertanya kembali, kemana kita harus berjalan?, apakah dijalan yang sama seperti hari ini, ataukah jalan lain yang kita tidak tahu seperti apa langkah-langkah memulainya?. Kebingungan mu adalah kita yang sama, aku dan kamu yang sedang di singgahi rasa dilema berlebihan. Membuat kita tak berani mengambil pilihan, baik atau tidak hidup yang telah kita benar-benar pilih. Keraguan selalu jadi nomor satu, bahkan luka, kecewa dan perih seringkali diabaikan demi rasa kenyamanan seseorang di jarak mata terjauh kita.Â
Kita terjebak, aku dan kamu lebih tepatnya. Kita di zona kemampuan untuk memilih dan yakin sulit untuk di putuskan, kita tak cukup yakin dan kokoh untuk berani mengambil keputusan, karena menganggap akhir dari keputusan itu akan lebih besar daripada sebab-sebab keputusan itu kita keluarkan. Seringkali kita khawatir secara berlebihan, sehingga membuat kita rapuh untuk sesuatu hal tentang hidup kita sendiri. Kita sudah terjebak dengan pilihan yang sudah kita diam-diami, menganggap semua akan baik-baik saja seiring waktu berjalan. Kepercayaan kita sangat besar sehingga kita bisa di lululantahkan oleh kecerobohan kita yang diulang-ulang.Â
Mari, jangan menikmati rasa sakit atas kesalahan kita dalam mengambil keputusan, kita adalah manusia yang ingin bahagia tentu tanpa harus bergantung dengan cerita-cerita yang melibatkan orang lain. Dan mari jangan menikmati rasa sakit yang ulang-ulang, meskipun kita sama-sama percaya, takdir Tuhan itu terbaik untuk orang-orang sabar. Namun, jika hanya masih duduk dalam zona kesesatan dan tanpa reaksi untuk berubah, mungkin kita tidak bisa bahagia pada akhir kisahnya. Namun akan tetap sama saja, kita dan sedih akan berpelukan dengan erat atas nama kecewa.
Kita adalah jalan yang salah dalam pertemuan ini. Namun aku ingin kesalahan itu adalah bukan akhir, tetapi sebuah langkah-langkah berikutnya untuk kita sama-sama belajar. Tentang kesalahan, keberanian, keinginan, rasa butuh, peduli, kejujuran, dan rasa ego yang menjadi selimut yang sama ketika kita berada di jalan ketersesatan ini.Â
Kita memang sudah rapuh, tetapi bukan berarti harus menyerah kan?. Kamu dan aku itu kuat, selagi bisa melangkah jauh, meskipun seringkali tersesat. Kita sudah melangkah jauh dan jangan harap-harap cepat pulang, sebab jalan yang kita pilih adalah jalan yang akan kita lalui dan akan sampai pada tujuan.
Semangat saja, kita adalah manusia yang pura-pura kuat untuk dunia yang penuh skenario ini. Dan kita adalah manusia yang harus mencoba menjadi pemberani di depan semua keputusan yang membuat kita sering menangis di pojokan. Begitulah, kita selalu percaya hidup ini akan berjalan baik-baik saja, padahal itu hanya sugesti fikiran kita atas kejadian hidup kita hari ini yang penuh dengan drama yang tak selesai-selesai.Â
"Mau nangis nanggung, mau pura-pura bahagia juga keseringan sedih."Â
Terjebak dengan situasi yang tidak memungkinkan ini, membuat kita semua tersadar, lalu terperanjat untuk hidup dengan semestinya. Tersesat, lumpuh dan bahkan gugup adalah hal yang wajar dalam setiap hidup seseorang. Gak mungkin bahagia akan selalu, tentu kesedihan dan kecewa adalah bagian keluarga warna kehidupan. Dan tugas kita adalah menyadari, bahwa semua akan berjalan dengan versi dan tamunya masing-masing. Sehingga, kamu harus siap dengan semua itu, kedatangan nya sementara dan semua akan berlalu pada akhirnya.Â
Aku hanya ingin bilang: