Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemerintah Indonesia Harus Belajar Banyak dari Layanan "Santo Suruh"

8 September 2024   20:10 Diperbarui: 8 September 2024   20:10 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Seperti apa yang telah dikatakan sebelumnya, pemimpin kita memang tidak banyak ahli di bidangnya. Namun, mereka malah tidak mendengar aspirasi publik. Padahal dalam bahasa kasarnya, pemerintah adalah pembantu rakyat yang mana mereka ada untuk memenuhi keinginan dari rakyat. Namun malahan kebalikannya, banyak pemimpin mengaku jadi raja dan memperbudak dan bahkan membunuh rakyat dengan kebijakan dibuatnya.

 Para pemimpin harus mencoba belajar dari pekerjaan orang-orang di "Santo suruh". Bekerja dengan kerja keras meskipun bukan bidang mereka. Minimal jangan buat masalah dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat. Kembali pada kepentingan publik, walaupun memang ada para pemimpin yang sifatnya mencari keuntungan pribadi, maka cukup seperti karakter orang-orang di "santo suruh" Yang berprinsip kalau mau uang, harus mau di suruh. Sehingga, minimal kita butuh juga pemimpin seperti itu, meskipun bersifat pragmatis menjadi pemimpin karena gaji besar. Namun tetap menjalankan tugas nya dengan baik dan lancar.

 Sumber Bacaan

https://www.google.com/amp/s/www.cnbcindonesia.com/mymoney/20240528102449-72-541720/buka-jasa-suruhan-modal-feeling-percaya-santo-suruh-saya-bodoh/amp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun