Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritik atas Kritik Stigma Perempuan Berhijab

7 Agustus 2024   11:23 Diperbarui: 7 Agustus 2024   11:57 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Pinterest/s u z a n n e

Saya adalah seseorang yang candu dengan sosial media, sehingga dalam berbagai aspek sosmed, saya bisa memperoleh banyak informasi mengenai update berita dan cerita yang disebarluaskan di sosmed. Perlu dicatat, saya bukan seorang yang menguasai segala hal, namun saya lebih suka memberikan kritik dan respon pendapat saya pribadi mengenai informasi yang saya dapatkan di sosmed setiap harinya. Memang, tidak bisa dibantah bahwa eksistensi sosmed hari ini membawa dampak signifikan dalam kehidupan, baik dampak positif maupun dampak negatif.

Dalam tulisan ini, saya akan berkonsentrasi pada salah satu dampak buruk sosial media, bukan sosial media secara utuh, tetapi pengguna sosial media yang minim informasi maupun pengetahuan. Fenomena yang ingin saya jelaskan adalah tentang "perempuan dan hijab". Dalam Islam, perempuan dan hijab dilekatkan satu sama lain, dengan alasan utama untuk menjaga aurat. Saya meyakini itu dan mungkin semua orang Islam sepakat bahwa hijab berfungsi utama sebagai penutup aurat.

Namun, pertanyaannya adalah, apakah hijab menjadi tolak ukur sikap, akhlak, atau keimanan umat Islam?

Di era digital ini, sosial media telah menjadi platform utama bagi banyak orang untuk mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan dunia. Sayangnya, sosial media juga bisa menjadi tempat penyebaran informasi yang salah atau tidak lengkap. Pengguna yang minim informasi atau pengetahuan seringkali menyebarkan pandangan yang keliru atau dangkal, termasuk tentang topik sensitif seperti hijab.

Fenomena yang sering kita lihat adalah bagaimana hijab, yang seharusnya menjadi simbol kesopanan dan ketaatan kepada ajaran agama, seringkali dijadikan tolak ukur tunggal untuk menilai keimanan atau akhlak seseorang. Padahal, hijab hanyalah salah satu aspek dari banyak aspek lain yang menentukan keimanan dan akhlak seorang Muslim.

PEREMPUAN DAN HIJAB

Saya adalah seorang laki-laki, dan saya tidak banyak tahu soal perempuan. Namun, saya memahami bahwa perempuan adalah sosok yang dimuliakan dalam Islam, dilindungi, dan ditinggikan derajatnya oleh Tuhan yang Maha Esa. Perempuan memiliki banyak kelebihan dibandingkan laki-laki, salah satunya adalah kemampuan mereka melahirkan manusia. Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, lahir dari seorang perempuan sebagai seorang ibu, yang menjadikan peran perempuan sangat penting dan tidak tergantikan.

Berkaitan dengan hijab, memang melekat dalam perempuan sebagai penutup aurat. Hijab adalah kain yang digunakan oleh perempuan untuk menutup kepala hingga sampai dada atau bagian tubuh lainnya, tergantung ukuran dan cara pemakaian. Hijab memiliki peran penting dalam Islam, tidak hanya sebagai penutup aurat, tetapi juga sebagai simbol kesopanan dan ketaatan kepada ajaran agama.

Dalam pandangan pribadi saya membaca Islam, hijab dan perempuan seharusnya tidak bisa dipisahkan. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak ada pemaksaan untuk memakai hijab. Islam mengajarkan kebebasan dalam memilih, dan keputusan untuk memakai hijab sebaiknya datang dari kesadaran dan pemahaman pribadi seorang perempuan mengenai ajaran agamanya. 

Hijab bukan sekadar sepotong kain, tetapi mencerminkan identitas dan keyakinan seorang Muslimah. Dalam masyarakat yang semakin modern dan global, hijab seringkali menjadi topik diskusi yang kontroversial. Ada yang melihatnya sebagai simbol penindasan, sementara yang lain melihatnya sebagai bentuk kebebasan dan pemberdayaan. Penting untuk menghormati pilihan setiap perempuan dalam memutuskan apakah mereka ingin memakai hijab atau tidak, dan menghindari penilaian berdasarkan penampilan semata.

Di sosial media, sering kali kita melihat berbagai pandangan mengenai hijab. Beberapa orang mungkin mengkritik atau mendukung hijab dengan pandangan yang sangat terbatas. Sebagai laki-laki, saya merasa penting untuk menyuarakan bahwa hijab seharusnya dilihat dalam konteks yang lebih luas, yaitu sebagai bagian dari identitas spiritual dan budaya seorang perempuan Muslim. Hijab bukanlah tolak ukur tunggal untuk menilai keimanan atau akhlak seseorang, melainkan salah satu aspek dari banyak aspek lainnya yang membentuk kepribadian dan keyakinan seorang Muslim.

Perempuan dalam Islam adalah sosok yang sangat dimuliakan, dan hijab adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat dan ketaatan kepada Tuhan. Namun, penting untuk selalu mengingat bahwa setiap individu memiliki hak untuk memilih dan mengekspresikan diri mereka sesuai dengan keyakinan mereka. Sebagai masyarakat, kita harus mendukung dan menghargai pilihan tersebut, dan berusaha untuk lebih memahami makna di balik simbol-simbol keagamaan seperti hijab.

Menggunakan hijab bagi perempuan memiliki banyak keuntungan, diantaranya

1. Melindungi diri, karena tubuh perempuan rentan dijadikan objek seksual

2. Hijab adalah cara perempuan untuk berpakaian lebih cantik dan anggun

3. perempuan hijab lebih dipandang positif dalam islam. 

4. Perempuan hijab dalam diri mereka lebih tahu diri, lebih cepat intropeksi diri karena diri mereka yang memakai hijab

5. Lebih dihormati oleh lelaki dalam islam. (Bukan berarti yang tidak berhijab tidak di hormati) 

6. Mematuhi aturan islam (Surah Al Ahzab ayat 59, artinya ; Artinya: Wahai Nabi (Muhammad), katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin supaya mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). 

FENOMENA PEREMPUAN HIJAB

Perempuan berhijab adalah perempuan yang mematuhi perintah agama Islam untuk menutupi aurat mereka. Mereka memahami, setidaknya memiliki pengetahuan, mengenai bagaimana agama memerintahkan mereka menutupi aurat. Hijab adalah simbol ketaatan dan kesadaran seorang Muslimah terhadap ajaran agamanya. Dalam pandangan Islam, hijab bukan sekadar kain penutup, tetapi juga representasi dari identitas dan martabat seorang perempuan.

Dalam penjelasan sebelumnya, disebutkan bahwa perempuan berhijab sering dipandang positif oleh banyak orang. Mereka dihargai karena mereka tahu dan faham tentang pentingnya hijab bagi mereka, melindungi dan menghormati derajat mereka sebagai perempuan. Perempuan berhijab menunjukkan kesadaran akan pentingnya menutup aurat, yang merupakan salah satu perintah dalam Islam untuk menjaga kesopanan dan kehormatan diri.

Perlu diberikan apresiasi kepada perempuan yang berhijab karena mereka menunjukkan pemahaman dan komitmen terhadap ajaran agama. Mereka berani memutuskan untuk berhijab di tengah berbagai tantangan dan pandangan masyarakat yang beragam. Keputusan untuk berhijab bukanlah hal yang mudah, terutama dalam konteks modern yang sering kali menuntut penampilan yang berbeda. Namun, perempuan berhijab menunjukkan keberanian dan keyakinan dalam memilih jalan yang mereka anggap benar.

Pada abad ke-21 ini, kita bisa melihat semakin banyak perempuan yang sadar akan pentingnya hijab. Kesadaran ini terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam kegiatan bekerja, acara penting, maupun dalam keseharian mereka. Perempuan berhijab hadir di berbagai bidang, menunjukkan bahwa hijab tidak menghalangi mereka untuk berprestasi dan berkontribusi dalam masyarakat. Mereka adalah perempuan hebat dan terhormat, karena mereka hebat dalam memutuskan untuk berhijab dan terhormat sebagai perempuan berhijab yang faham aturan agama.

Perempuan berhijab adalah contoh nyata dari kesetiaan dan ketaatan kepada ajaran agama. Mereka menunjukkan bahwa hijab bukanlah penghalang, melainkan bentuk penghormatan terhadap diri mereka sendiri dan agama yang mereka anut. Dalam setiap langkah dan keputusan mereka, perempuan berhijab menunjukkan keteguhan hati dan keyakinan yang patut dihargai dan dijadikan teladan.

Sampai titik ini, kita sadar akan hal itu. Bahwa perempuan hijab lebih cenderung dipandang positif. Akan tetapi menjadi pertanyaannya ialah, apakah perempuan berhijab akan selalu berbuat baik, akan selalu berakhkak baik, apakah akan selalu mencerminkan islam dalam berbagai aspek?. Jawabannya TIDAK. 

KRITIK ATAS PANDANGAN PEREMPUAN HIJAB

kita melihat hari ini di sosial media, baik di FB, INSTAGRAM, TIK TOK, dan apk lainnya, tentang bagaimana perempuan berhijab memfoto dan merekam diri mereka dengan tidak mencerminkan perilaku selayaknya ummat islam. Seperti perempuan berhijab bergoyang, dance, ada perempuan berhijab yang membully orang lain, ada perempuan berhijab berkata kotor di sosmed, ada perempuan berhijab berkelahi, ada perempuan berhijab melawan orang tua, ada perempuan berhijab menyebarluaskan video dan poto berbau seksual, dan masih banyak hal buruk lainnya. 

Fenomena seperti menjadi ironi bagi seorang perempuan, terkhususnya bagi perempuan berhijab. Mereka selalu dipandang baik karena hijab. Kemudian dipandang buruk karena perilaku mereka yang tidak mencerminkan hijab mereka. 

Masyarakat secara luas memiliki informasi pengetahuan dalam dalil premis sebagai berikut. 

1. Perempuan berhijab adalah perempuan taat atas islam. 

2. Perempuan berhijab tidak boleh berkata kasar dan bergoyang

3. Berkata kasar dan bergoyang adalah tindakan tidak baik dalam islam

4. Perempuan berhijab berkata kasar dan bergoyang harus malu dengan hijab

Jadi kesimpulan : perempuan berhijab yang berkata kasar dan bergoyang adalah perempuan tidak baik,  buka saja hijab dan malu atas memakai hijab mereka. Karena memandang hijab bagi perempuan haruslah berperilaku baik sesuai aturan agama.

Pandangan masyarakat tentang perempuan berhijab adalah pandangan mengakar, sekaligus menjadi doktrin yang berketurunan, sehingga ketika ada perempuan berhijab melakukan kesalahan. Maka, hijab menjadi salah satu objek utama. 

Memang, perbuatan seperti berjoget, berkata kasar, dan melakukan hal-hal buruk lainnya adalah tindakan yang tidak baik dan bahkan merupakan pelanggaran terhadap ajaran Islam. Namun, bukan berarti perempuan berhijab yang melakukan tindakan-tindakan tersebut harus membuka hijab mereka. 

Dalam pandangan masyarakat umum, perempuan berhijab yang melakukan tindakan tidak baik sering dianggap mencemarkan hijab sebagai cerminan akhlak. Pernyataan ini, meskipun memiliki kebenaran, tidaklah dapat dijadikan satu-satunya parameter kebenaran.

Perempuan berhijab sering dipandang lebih positif, dianggap lebih memahami agama, dan sebagainya. Namun, bukan berarti semua perempuan berhijab harus berperilaku sesuai dengan ajaran Islam sepenuhnya. Setidaknya, mereka menutupi aurat mereka, tetapi persoalan akhlak adalah hal yang berbeda. Tidak semua perempuan berhijab berakhlak baik dalam keseharian maupun di sosial media, tetapi mereka memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga tubuh mereka sesuai ajaran agama.

Perempuan berhijab menjaga tubuh mereka dengan menutup aurat, namun ini tidak menjamin persoalan akhlak, keimanan, dan aspek lainnya. 

Mereka tahu tentang pentingnya hijab untuk menutupi aurat, tetapi ini tidak selalu mencerminkan perilaku mereka. Di sosial media, sering kita lihat perempuan berhijab yang berjoget, berkata kasar, berkelahi, membully, berselingkuh, dan sebagainya. Komentar netizen yang muncul biasanya adalah, "Lihat hijabnya, nggak malu sama hijab," "Buka saja hijabnya kalau berbuat seperti ini," "Cantik dan baik, tapi sayang nggak berhijab," "Dia ini kan anak ulama A, kenapa nggak pakai hijab," dan komentar lainnya.

Perlu dicatat kembali, bahwa perempuan berhijab tidak semuanya baik. Mereka adalah perempuan yang sadar atau memiliki pengetahuan tentang fungsi hijab untuk menutupi aurat sesuai ajaran agama, terlepas dari kesadaran penuh atau paksaan menggunakan hijab. 

Namun, hijab tidak bisa menjamin hal seperti ibadah lainnya dijalankan dan ditaati. Sebaliknya, perempuan yang memahami agama namun tidak menggunakan hijab bukan berarti tidak memahami agama. Mereka mungkin memiliki alasan subjektif atas tidak menggunakan hijab. Mereka bisa saja berbuat baik dan memahami ibadah lainnya, namun dalam persoalan hijab, mereka mungkin belum siap.

Dalam konteks ini, penting untuk tidak menghakimi seseorang hanya berdasarkan penampilannya. Hijab adalah simbol ketaatan dan kesadaran seorang Muslimah terhadap ajaran agamanya, tetapi perilaku seseorang mencerminkan lebih banyak aspek daripada sekadar pakaian. 

Masyarakat perlu lebih memahami bahwa setiap individu memiliki perjalanan spiritual dan pemahaman agama yang unik. Kita harus mendukung dan menghormati pilihan setiap perempuan dalam menjalankan ajaran agama mereka, baik mereka memilih untuk berhijab atau tidak. 

JADINYA... 

Hari ini, perempuan berhijab di sosial media menggunakan sosmed untuk keuntungan mereka. Banyak para artis, penyanyi, seniman, dance yang berhijab. Mereka kesemuanya itu adalah perempuan berhijab yang menutupi aurat, namun bukan berarti dalam kesalahan tertentu dalam islam yang dilakukan, bukan masalah hijab yang disangkutpautkan. Seperti persoalan joget tik tok yang eksis hingga kini, dimana para perempuan berhijab berjoget, dan komentar buruk selalu dilayangkan adalah "hijab". 

Stereotip seperti ini sudah mengakar, namun hal baik pula jika komentar itu dilayangkan dalam bentuk saling menasehati sesama saudara seagama untuk menjaga perilaku. Bukan menjustifikasi perempuan berhijab harus menjadi perempuan kaku, tidak boleh apa-apa, wajib mencerminkan akhlak islam. Karena seperti apa yang dikatakan sebelumnya dalam pandangan penulis, bahwa hijab berfungsi utama menutupi aurat, bukan menjamin ibadah dan perempuan untuk berakhlak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun