Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kabar Kematian Tuhan?

20 Juli 2024   11:46 Diperbarui: 20 Juli 2024   11:53 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tuhan telah mati"

Begitulah kalimat diucapkan oleh seorang filsuf jerman kelahiran abad 19 itu,yakni Friedrich Nietzsche (1844-1900). Dengan lantang, ia berusaha menunjjukan bahwa manusialah yang membunuh tuhan-tuhan tersebut. Keserakahan, keegoisan, hipokrit, hingga egoisme menandakan tuhan telah mati. Makam para tuhan itu tidak dimana-mana, namun para tuhan-tuhan manusia itu telah mati dimana-mana. 

Ironi nya, Tuhan para manusia itu sudah tak kekal. Banyak manusia menyatakan bahwa tuhan mereka menciptakan alam semesta dan isinya, Tuhan mereka yang maha abadi dan maha segalanya, dan tuhan mereka yang memberikan kesadaran pada manusia. Akan tetapi, satu kesalahan tuhan yang dilakukan nya, adalah tuhan dibunuh oleh manusia. Benar, manusia yang tercipta oleh tuhan, dan manusia sendiri membunuh tuhan. 

Friedrich Nietzsche tahu itu semua, bahkan para rival mereka seperti Feuerbach, sigmund freud, karl marx, dawkins, hawking dan lainnya datang ke kematian tuhan saat itu. Mereka adalah saksi bisu atas kematian tuhan-tuhan manusia itu. Mereka tahu, sehingga mereka berusaha memberikan kesadaran real pada manusia manusia yang penuh trauma kala itu. Kasian sekali mereka, ditinggal mati oleh tuhannya, ditinggal tanpa ada kabar kembali. Mereka tidak lagi punya tuhan, yang ada hanya tuhan dalam imajinasi utopis manusia. 

Nietzsche dan kawan-kawan nya tidak membunuh tuhan. Melainkan mereka adalah saksi atas kematian tuhan, mereka tidak tahu tuhan disemayamkan dimana, namun mereka tahu bahwa tuhan telah mati. Kemudian, manusia berimajinasi punya tuhan yang berhiberpola. Segala maha punya, bahkan tiada bandingan dan berbeda berkali-kali dengan manusia. 

Jika di tanyakan, bagaimana bentuk Tuhan, siapa yang membunuhnya?. Nietzsche dan kawan-kawan akan menutup mata, kemudian beberapa saat akan berbalik badan. Lalu berkata "tuhan telah mati sejak manusia melampaui tugas dari tuhan", manusia sendiri membunuh tuhan sejak mereka mengetahui dosa dan pahala lebih dari tuhan. Manusia saling menjustifikasi, saling berprasangka buruk dan bahkan saling berperang atas nama agama yang tuhan turunkan. Penyebab kekacauan dalam sejarah manusia adalah penyabab doktrin agama dan keberadaan berpihakan pada tuhan. Namun, hasilnya pembelaan itu hanya manipulasi, mereka-mereka yang berpihak pada tuhan itu ternyata bermuka dua. Mereka menusuk tuhan dari belakang dengan keserakahan, keegoisan dan keangkuhan, bagai tuhan tidak hadir didalamnya. 

Sangat di sayangkan, jika Nietzsche dan kawan-kawan nya benar tentang kabar kematian tuhan. Apalagi jika teman Nietzsche, yakni marx yang mengucapkan bahwa "agama adalah candu" Yang menunjjukan bahwa tuhan benar-benar mati. Manusia kali ini tidak punya bukti untuk tuhan masih hidup hingga hari ini, manusia hanya berhalusinasi dengan agama dari para Tuhan tuhan yang disembah hingga kini. Mereka menggunakan agama sebagai alat, sebagai pemuas untuk ketidakpuasan hidup di dunia. 

Mereka menunjjukan agama sebagai penenag, sesaat manusia mengalami penindasan dan alienasi diri. Agama sebagai candu bagi manusia yang mudah terdoktrin dan melulu berfikir mistis irrasional. Mereka selalu mengucapkan, dosa dan pahala pada setiap tindakan. Tiada yang lain selain dosa dan pahala, isi kepala mereka hanya itu-itu saja. Pantas saja tuhan mereka hari ini hanta ilusi fiksi seperti diucapkan freud masa itu. 

MARI........ 

menyiapkan kematian tuhan, semua manusia harus sadar bahwa tuhan mereka telah mati sejak keangkuhan dan keserakahan manusia tidak hilang. Ajaran agama mereka masuki dalam otak, namun hati dan tindakan hanya berisi iri hati dan dengki.. 

MARI... 

menyiapkan kematian tuhan, banyak tuhan yang manusia ciptakan, maka lama pula melakukan pemakaman terhadap para tuhan yang telah mati. Ini butuh waktu yang sama untuk manusia memakamkan tuhan mereka, tuhan ego mereka, tuhan keangkuhan mereka, dan para tuhan-tuhan yang membuat sakit hati orang lain karena merugikan nya. 

MARI.... 

Menyiapkan kematian tuhan, bukan hanya Nietzsche dan kawan-kawan yang melakukannya. Kita pun harus melakukan itu, karena setiap kita selalu menjadi tuhan melebihi tuhan itu sendiri. Tugas Tuhan diambil oleh manusia, lalu mereka tidak sengaja membunuh Tuhan hanya lewat atas pemikiran mereka. 

Sungguh kejam bukan... 

Manusia membunuh tuhan hanya lewat fikiran, perkataan dan perbuatan. Kejahatan manusia-manusia ini sungguh tidak bisa dimaafkan. Ironi sekali, sebagian manusia lain di fitnah karena membunuh tuhan, padahal mereka sendiri secara tak sadar membunuh tuhan, dan bertuhan pada diri mereka... 

Nietzsche dan kawan-kawan hanya sebagian manusia yang hidup pesimis dalam kehidupan, menggtiadakan tuhan secara rasional mungkin. Namun mereka tidak mampu melakukannya, bahkan mengatakan tuhan tidak ada pun mereka tak mampu. Namun, Nietzsche dan kawan-kawan menemukan bahwa manusia lain telah menemukan tuhan, namun mereka sendiri membunuh tuhan-tuhan itu. 

Membiarkan banyak orang kelaparan, membiarkan banyak kemiskinan, membiarkan banyak orang-orang dibunuh, diperkosa, dibully dan hal buruk lainnya dilakukan oleh orang-orang yang bertuhan. Menampilkan bahwa tuhan telah mati, dan kita semua lah yang membunuh nya. Kemudian, kita membutuhkan tuhan, namun setiap kita menyadari mampu berperilaku seperti Tuhan, dan akhir paling buruknya adalah, manusia itu mengaku diri mereka sebagai Tuhan setelah mereka membunuh tuhannya sendiri. 

Referensi

1. Nietzsche, Friedrich. God Is Dead. God Remains Dead. And We Have Killed Him. Penguin UK, 2020.

2. Syamsuar, Zumri Bestado. "Religiositas dan Tesis Nietzsche:" Tuhan Telah Mati", Sebuah Refleksi Kritis." Jurnal Filsafat 1.1: 18-29.

3. Boy Ztf, Pradana. "Tuhan pun Akhirnya''Mati''." (2001).

4. de Haan, Arly EM, and Anika Chatarina Takene. "MEMAHAMI KONSEP KARL MARX" AGAMA ADALAH CANDU MASYARAKAT" DALAM PERILAKU BERIBADAH JEMAAT SEMAU UTARA, KLASIS SEMAU." NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial 8.6 (2021)

5. Firdausy, M. Anwar. "TRAGEDI KEMATIAN TUHAN." Jurnal" EI-Harakah" Vol 6.2 (2004).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun