MARI...Â
menyiapkan kematian tuhan, banyak tuhan yang manusia ciptakan, maka lama pula melakukan pemakaman terhadap para tuhan yang telah mati. Ini butuh waktu yang sama untuk manusia memakamkan tuhan mereka, tuhan ego mereka, tuhan keangkuhan mereka, dan para tuhan-tuhan yang membuat sakit hati orang lain karena merugikan nya.Â
MARI....Â
Menyiapkan kematian tuhan, bukan hanya Nietzsche dan kawan-kawan yang melakukannya. Kita pun harus melakukan itu, karena setiap kita selalu menjadi tuhan melebihi tuhan itu sendiri. Tugas Tuhan diambil oleh manusia, lalu mereka tidak sengaja membunuh Tuhan hanya lewat atas pemikiran mereka.Â
Sungguh kejam bukan...Â
Manusia membunuh tuhan hanya lewat fikiran, perkataan dan perbuatan. Kejahatan manusia-manusia ini sungguh tidak bisa dimaafkan. Ironi sekali, sebagian manusia lain di fitnah karena membunuh tuhan, padahal mereka sendiri secara tak sadar membunuh tuhan, dan bertuhan pada diri mereka...Â
Nietzsche dan kawan-kawan hanya sebagian manusia yang hidup pesimis dalam kehidupan, menggtiadakan tuhan secara rasional mungkin. Namun mereka tidak mampu melakukannya, bahkan mengatakan tuhan tidak ada pun mereka tak mampu. Namun, Nietzsche dan kawan-kawan menemukan bahwa manusia lain telah menemukan tuhan, namun mereka sendiri membunuh tuhan-tuhan itu.Â
Membiarkan banyak orang kelaparan, membiarkan banyak kemiskinan, membiarkan banyak orang-orang dibunuh, diperkosa, dibully dan hal buruk lainnya dilakukan oleh orang-orang yang bertuhan. Menampilkan bahwa tuhan telah mati, dan kita semua lah yang membunuh nya. Kemudian, kita membutuhkan tuhan, namun setiap kita menyadari mampu berperilaku seperti Tuhan, dan akhir paling buruknya adalah, manusia itu mengaku diri mereka sebagai Tuhan setelah mereka membunuh tuhannya sendiri.Â
Referensi
1. Nietzsche, Friedrich. God Is Dead. God Remains Dead. And We Have Killed Him. Penguin UK, 2020.
2. Syamsuar, Zumri Bestado. "Religiositas dan Tesis Nietzsche:" Tuhan Telah Mati", Sebuah Refleksi Kritis." Jurnal Filsafat 1.1: 18-29.