Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membantah Tidak Pentingnya Agama

15 Juni 2024   17:53 Diperbarui: 15 Juni 2024   17:56 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang yang berbeda jalur dengan agama tersebut memiliki deskripsi tentang agama yang hadir saat ini, atau masa lalu. Mereka memiliki alat argumentasi tentang kemunculan agama, dampak agama dan bagaimana manusia merespon kepercayaan dalam titik kehidupan nya. Sebuah konklusi secara singkat menerangkan pada orang-orang keras berbeda pada agama, bahwa agama muncul dari ketidakmampuan mandiri manusia, ketidakuatnya manusia terhadap ekosistem kehidupan, dan bahkan ketidakberuntungnya manusia mengetahui apa yang terjadi setelah kematian. Agama menawarkan ekosistem kehidupan lebih stabil, kekuatan untuk hidup dengan aturan agama, dan bahkan asuransi setelah kematian berupa akhirat yang bagi kepercayaan nya sebagai tempat abadi. 

Agama muncul dalam fikiran masa lalu manusia biarkan sebagai ucapan keras atas keangkuhan para pengkritik atas agama. Mereka berupaya memberikan klaim logis dan rasional sebagaimana kehidupan tanpa agama, namun paradoksnya mereka tidak melulu menikmati hidup, bahkan kebahagiaan mereka tidak mengenakan dengan kebebasan tanpa ada doktrin agama yang melarang. 

Orang-orang yang berupaya bersimpangan dengan agama berupaya untuk membahagiakan diri, dengan mengkritik kesadaran manusia. Berusaha untuk memberikan doktrin atas ketidakrelevannya agama, ucapan agama hanya fikirkan masa lalu manusia dalam kacamata yang lebih objektif tidak bisa dibuktikan dengan pengetahuan ilmiah. Karena agama bagian intuitif manusia yang sudah mendarah daging untuk dijalankan. Dengan agama, dan berbagai ajaran-ajaran di dalamnya membawa manusia dalam hidup yang lebih nyaman, dengan berbagai aturan yang ketat membawa manusia pada tatanan hidup yang tidak semena-mena. Mereka memiliki ketakutan terhadap hukuman, entah hukuman di dunia maupun hukuman di akhirat. 

Agama mungkin saja tidak relevan untuk semua orang untuk hidup sama seperti aturan yang telah di tentukan di dunia. Agama mungkin saya ilusi fikiran manusia jika semuanya mengklaim kebenaran atas kepercayaan mereka masing-masing. Agama mungkin saja alat tipuan manusia yang selalu buat manusia candu. Namun, bagaimana dengan orang-orang yang tidak percaya agama?. Apa yang mereka harapkan terhadap dunia ini?, kehidupan seperti apa yang mereka inginkan?, bagaimana mungkin mereka yang merasa tidak beragama hidup dengan nyaman, namun sisi lain mereka selalu mencoba memberikan dampak buruk terhadap agama, apakah kebahagiaan orang-orang yang tidak beragama adalah mencari kesalahan orang-orang yang beragama?. 

Cukup tegas dalam tulisan ini tidak akan  menjawab itu, ini hanya sebuah pertanyaan yang keluar dari ketidakpuasan seseorang terhadap orang-orang yang tidak beragama. Manusia punya pilihan, termasuk dalam beragama. Jika mengikuti pemikiran seorang filsuf bernama blaise pascal yang menerangkan, bahwa beragama itu lebih menguntungkan karena ada inspirasi hidup di masa depan, atau pasca kematian, daripada tidak beragama sama sekali. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun