Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Membantah Tidak Pentingnya Agama

15 Juni 2024   17:53 Diperbarui: 15 Juni 2024   17:56 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : andi / Pinterest

"Tuhan sudah tidak di sana lagi. Sebab manusia sudah memiliki arena pengetahuan yang menjadi tuhan mereka. Sejak gagasan terhadap ilmu pengetahuan menjadi kuat, bahkan sebagai fragmen Mendekontsruksi keberadaan atas kebenaran. Disitulah manusia mentuhankan gagasan gilirannya"

Sulit membantah  tentang pengetahuan modern hari ini, bahwa manusia sudah berkembang sangat jauh atas peradabannya. Jika dahulu mereka hanya eksis pada perdebatan yang panjang dan besar, hari ini semua berubah. Perubahan itu dimulai dari para manusia tidak larut pada pengetahuan besar yang utopis, namun lebih pada pengetahuan partikular spesifik, seperti halnya kajian bahasa, kuantum, psikologi tindakan sehari-hari. 

Transformasi atas pengetahuan ini didalilkan pada, manusia sudah mampu mandiri dalam menjadi mahkluk hidup. Mereka sudah tak lagi tertekan pada berbagai pertanyaan dan dilematis jawaban. Mereka mulai memiliki fikirkan lebih matang, bahkan secara lebih luas lagi membentang dalam dunia metafisika. Manusia sudah bergerak semakin cepat, masif dan responsif dalam tatanan pengetahuan yang dimiliki. Mereka sudah ada modal gagasan atau idea yang kuat, memiliki argumen atas dunia atau meta-dunia. Sehingga atas dunia yang dipertanyakan dan dijawab, dimana keberadaan agama?, bagaimana pentingnya agama hari ini jika semua pengetahuan sudah ada salam gengaman manusia?.

AGAMA ADALAH ILUSI FIKIRKAN MASA LALU. 

Dalam arti yang lebih singkat, bisa terdapat definisi singkat tentang Agama. Agama adalah kepercayaan yang sudah melekat dalam hati dan tindakan yang doktrin nya berasal dari sang Maha segalanya atau Tuhan. 

Agama itu sangat penting bagi manusia, karena dari agama manusia bisa memahami tentang ciptaan dunia ini. Karena agama, segala tatanan yang tak bisa dijawab sudah disediakan dalam agama, meskipun tidak mengharuskan yang rasional atas jawabannya. Karena agama, manusia mengerti arti dari kehidupan, tentang masa lalu, masa kini dan masa depan yang lebih jelas. Dan karena agama, manusia bisa merenung dunia yang di tinggali.

Sejarah lahir agama tentunya punya versi mereka Masing-masing. Karena sejauh ini, sudah banyak agama bermunculan di muka bumi, dan kebebasan manusia memilih menjadi fenomena yang seringkali memunculkan pro kontra, antara liberalisme dan relegiusme maupun antara konsistensi dan kedinamisan. 

Tentu titik terang atas agama saat ini adalah bagaimana ia hadir di hadapan setiap manusia. Meyakini, lalu kemudian menunjukkan kebenaran jalan hidup di dalamnya, terlepas dari bahan-bahan metafisika irrasional yang selalu tidak bisa dijawab secara logis. Namun, sebutan iman menjadi kepercayaan yang paling relevan untuk menutupin irrasional dari agama. 

Agama menjadi satu hal unik dalam kepercayaan manusia. Asal agama dalam sudut pandangan agama abrahamik diidentitaskan pada Tuhan, yang disebut sebagai puncak tertinggi dari segala hal, Tuhan sebagai pencipta alam semesta dan isinya, sekaligus juga menciptakan agama sebagai jalan hidup manusia-manusia untuk beriman kepadanya. Pada sisi lain selain agama abrahamik, agama tersebut eksis dengan berbagai cara dan doktrin subjektif, seperti mendapatkan pencerahan dari sebuah pengalaman hidup, spiritualitas terhadap nilai-nilai eksistensi alam semesta ini.

Kemunculan agama bagi manusia sangatlah penting. Hingga abad ini pun, kerelevannya agama bagi manusia untuk di percayai adalah salah satu cara manusia menikmati hidup ini. Akan tetapi, jika melihat dalam kacamata sejarah dan masa ini. Terdapat kesenjangan pengetahuan manusia terhadap agama, banyak manusia hari ini mulai meneliti tentang agama, dan implikasi penting atau tidaknya hari ini. Jika bisa menklasifikasi para tokoh penting yang mengagas pentingan agama, maka tokoh-tokoh seperti yesus Kristus, nabi muhammad, santo aquinas, Thomas anslemus, al-ghazali, muhammad abduh, syekh qutb dan masih banyak lagi berpihak pada gagasan dan kepercayaan pentingnya agama bagi manusia. Namun pada sisi lain, banyak tokoh modern mengkritik, bahkan tidak setuju aman eksistensi dari agama, seperti halnya Karl Marx, Friedrich Nietzsche, feurbach, sigmud freud, dlsb.

Orang-orang yang berbeda jalur dengan agama tersebut memiliki deskripsi tentang agama yang hadir saat ini, atau masa lalu. Mereka memiliki alat argumentasi tentang kemunculan agama, dampak agama dan bagaimana manusia merespon kepercayaan dalam titik kehidupan nya. Sebuah konklusi secara singkat menerangkan pada orang-orang keras berbeda pada agama, bahwa agama muncul dari ketidakmampuan mandiri manusia, ketidakuatnya manusia terhadap ekosistem kehidupan, dan bahkan ketidakberuntungnya manusia mengetahui apa yang terjadi setelah kematian. Agama menawarkan ekosistem kehidupan lebih stabil, kekuatan untuk hidup dengan aturan agama, dan bahkan asuransi setelah kematian berupa akhirat yang bagi kepercayaan nya sebagai tempat abadi. 

Agama muncul dalam fikiran masa lalu manusia biarkan sebagai ucapan keras atas keangkuhan para pengkritik atas agama. Mereka berupaya memberikan klaim logis dan rasional sebagaimana kehidupan tanpa agama, namun paradoksnya mereka tidak melulu menikmati hidup, bahkan kebahagiaan mereka tidak mengenakan dengan kebebasan tanpa ada doktrin agama yang melarang. 

Orang-orang yang berupaya bersimpangan dengan agama berupaya untuk membahagiakan diri, dengan mengkritik kesadaran manusia. Berusaha untuk memberikan doktrin atas ketidakrelevannya agama, ucapan agama hanya fikirkan masa lalu manusia dalam kacamata yang lebih objektif tidak bisa dibuktikan dengan pengetahuan ilmiah. Karena agama bagian intuitif manusia yang sudah mendarah daging untuk dijalankan. Dengan agama, dan berbagai ajaran-ajaran di dalamnya membawa manusia dalam hidup yang lebih nyaman, dengan berbagai aturan yang ketat membawa manusia pada tatanan hidup yang tidak semena-mena. Mereka memiliki ketakutan terhadap hukuman, entah hukuman di dunia maupun hukuman di akhirat. 

Agama mungkin saja tidak relevan untuk semua orang untuk hidup sama seperti aturan yang telah di tentukan di dunia. Agama mungkin saya ilusi fikiran manusia jika semuanya mengklaim kebenaran atas kepercayaan mereka masing-masing. Agama mungkin saja alat tipuan manusia yang selalu buat manusia candu. Namun, bagaimana dengan orang-orang yang tidak percaya agama?. Apa yang mereka harapkan terhadap dunia ini?, kehidupan seperti apa yang mereka inginkan?, bagaimana mungkin mereka yang merasa tidak beragama hidup dengan nyaman, namun sisi lain mereka selalu mencoba memberikan dampak buruk terhadap agama, apakah kebahagiaan orang-orang yang tidak beragama adalah mencari kesalahan orang-orang yang beragama?. 

Cukup tegas dalam tulisan ini tidak akan  menjawab itu, ini hanya sebuah pertanyaan yang keluar dari ketidakpuasan seseorang terhadap orang-orang yang tidak beragama. Manusia punya pilihan, termasuk dalam beragama. Jika mengikuti pemikiran seorang filsuf bernama blaise pascal yang menerangkan, bahwa beragama itu lebih menguntungkan karena ada inspirasi hidup di masa depan, atau pasca kematian, daripada tidak beragama sama sekali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun