Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Wahyu Trisno Aji

23 Desember 2023   23:14 Diperbarui: 23 Desember 2023   23:16 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seseorang tidak pernah terkenal karena sebuah kesengajaan. Namun, mereka menjadi orang-orang dikenang karena jasa yang besar. Tentu hal ini akan menjadi postulat yang tak terbantahkan. Banyak para tokoh-tokoh dunia mengabari diri mereka sebagai orang-orang penting dan berpengaruh. Yang setiap jejak karier hidupnya memberi berbagai manfaat semasa hidupnya. 

Mereka adalah orang-orang yang terpilih yang mampu keluar dari zona nyaman. Kemudian menjadi pertanyaan realistis dan empiris saat ini adalah bagaimana dengan kita?, bagaimana dengan kehidupan kita, bagaimana cara membuat kita yang notabene tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dunia, namun ingin menjadi populer?. Saya sendiri secara pribadi akan mengatakan satu hal, adalah caranya mengenang diri dari tulisan dan menuliskan tentang diri sendiri. 

Dalam lembaran selanjutnya, saya akan berusaha menceritakan kisah pribadi, kisah pengalaman hidup sampai dengan saya menuliskan jejak kisah saya ini. 

SIAPA SAYA???... 

Kita akan memulainya dari perkenalan, nama lengkapku Wahyu Trisno Aji, lahir pada tanggal 07-Maret-2002, di dusun teliah gelenter, desa sakra selatan, kecamatan sakra kabupaten lombok timur, provinsi Nusa Tenggara Barat, negara Indonesia. 

Aku terlahir dari orang tua bapak bernama mukin dan ibu bernama purnawati. Besar dari orang tua yang hebat, tak perlu diragukan. Kedua orang tuaku adalah orang pertama dan akan selalu yang menjadi pertama dalam hidupku yang penuh berjasa dalam mendidik, dan membesar kan ku. Muksin (bapak) adalah orang yang pekerja keras, ia adalah sosok Laki-laki yang begitu hebat, lebih hebat dari supermen. Ia bekerja keras, banting tulang dan rela berpanas-panasan demi nafkah yang di cari untuk anak-anak dan keluarganya. Jasanya tiada terkira sampai aku sendiri kagum dengan sosok ayahku, meskipun ia cukup cuek, namun kepeduliannya terhadap anak-anaknya tidak pernah sebatas kata, namun tindakan. Kemudian purnawati (ibu) yakni sosok yang tidak ada bandingan, tidak bisa terganti sampai kapanpun. Sosok ibu satu satunya perempuan yang kupercaya hingga kini, sekaligus yang melahirkan, mendidik, dan membesarkan kan ku sampai kini. Hingga saat ini, detik inipun jasanya terus mengalir tanpa henti. Ia adalah perempuan yang tidak pernah memutuskan doa untuk anak anaknya, aku bangga dengan ibuku, ibuku adalah orang yang memberi cinta pertama kali untukku, dan selalu itu. 

Aku memiliki 1 kakak laki laki bernama ris dan 2 adik perempuan bernama fitri dan al mini. Baik kakak dan adik ku adalah orang-orang hebat, mereka memiliki bakat masing-masing, satu sisi kakaku meski tidak menyelesaikan pendidikan SMA nya, tapi kalo ditanyakan soal keahlian, jangan ragukan. Bahkan ia adalah manusia yang kutemui mudah akrab dengan orang baru, dan bahkan bisa memperbaiki barang-barang elektronik dan berbakat menjadi montir, meskipun tidak pernah mempelajari nya di sekolah. Ia sendiri meyakini bahwa pengalaman pengalaman semasa hidup adalah jalan terbaik dalam mengartikan hidup. 

Kemudian kedua adikku yang cantik dan jelita, fitriati wahyuni adalah adik perempuan pertamaku yang begitu anggun, dia adalah perempuan yang cerdas, dan memiliki kemampuan dalam berfikir rasional. Meskipun demikian, dia tidak ingin berkuliah dan menseriuskan kecerdasan nya, ia lebih suka dengan hidup seperti diogenes yang mencari makna hidup di luar konteks, bahkan lebih suka bergaul dengan belajar. Kemudian adikku perempuan terakhir bernama al mini, dia adalah salah satu adikku dan bahkan anak dari muksin dan purnawati yang mental seperti baja, meski tidak pintar. Tetapi ia adalah adikku yang penuh akan kepanasaranan. Suka akan tantangan, meskipun perempuan, ia membuat dirinya seperti kelakuan laki-laki atau orang biasa menyebutnya tomboy. Namun demikian, dari sanalah ia menjadi perempuan yang tidak lemah, bahkan mengerti meskipun tidak memiliki pengetahuan persoalan kesetaraan gender

Setelah menjelaskan cukup singkat keluargaku, aku lanjutkan. Wahyu Trisno Aji, Secara lengkap namaku mungkin terlalu populer di negara Indonesia secara khusus nya. Aku sering dipanggil "wahyu" Atau "aji". Tentu panggilan dari kedua nya bertendensi pada nama yang sama sama populer. Tapi apa daya, nama adalah doa, nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku yang kuartikan sendiri. Orang tuaku atau bahkan orang lain tidak pernah memberitahuku mengenai arti dari namaku yang sesungguhnya, aku berfikir, nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku memiliki makna filosofis, sosiologis dan teologis. Jelas ini agak berlebihan, tetapi namaku tentu adalah gambaran dari diriku saat ini, dan aku sendirilah yang saat ini memberikan arti dari namaku sendiri. 

Nama kata " Wahyu " Berarti menyampaikan pesan, kemudian Nama kata "Trisno" Berarti sayang, cinta, kemudian "Aji" Berasal dari kata Haji. Karena kudengar dari ibuku aku lahir bertepatan bulan haji, sehingga secara cocok namaku lengkapku di akhir kata menjadi "Aji". Sehingga mengartikan secara singkat dari nama " Wahyu Trisno Aji " Adalah cinta yang di sampaikan, sosok penyampai cinta. Bahkan aku sendiri menganggap namaku ini bagai personifikasi dewa hermes, yakni dewa dewi mitologi Yunani yang bertugas menyampai orakel (bahasa dewa/dewi) kepada manusia. Wahyu Trisno Aji adalah nama yang bisa kulekatkan sebagai sosok penyampai pengetahuan yang gemar menuntut ilmu, kemudian bercita-cita menjadi seorang pengajar. Tentu minat menjadi seorang pengajar sudah melekat jauh dalam lubuk hati, saking dalamnya. Tidak ada yang bisa membedah keinginan yang melekat terlalu dalam ini. 

ASAL??? 

 sudah ku jelaskan sebelum nya, bahwa aku terlahir di desa kecil yang tak jauh dari kota. Meskipun demikian, aku lahir dan besar di lingkungan desa yang kuat akan solidaritas dan kekepoannya. 

Dusun teliah gelenter desa sakra selatan adalah desa kelahiranku, desa yang begitu kukagumi. Meski tidak di kota, pemandangan dan suasana desa selalu membuatku nyaman, polusi udara, kemacetan, dan bahkan makanan mahal jauh dari desa sakra selatan. Mayoritas penduduk nya adalah petani dan buruh tani. Namun kedua orang tuaku sendiri tidak memiliki tanah dan bahkan bukan sekali dikatakan buruh, ibuku adalah seorang ibu rumah tangga dan bapakku adalah wiraswasta Aku tinggal di lingkungan yang memegang sikap saling peduli. Terang saja, khususnya dusun ku sendiri merupakan dusun yang saling peduli satu sama lain, sampai-sampai apapun yang dilakukan selalu ikut campur. Meski demikian terdapat hal positif maupun negatif dalam sikap ini. 

Aku besar di lingkungan itu, memang tidak ada yang istimewa dalam kisah kelahiran dan lingkungannku.aku hanya besar di kondisi yang membuatku harus berfikir keras menjadi sosok yang hebat, mampu untuk tidak bergantung, berusaha untuk tuli atas omongan iri orang lain. Sampai dengan berusaha mengejar mimpi meski memang berasal dari keluarga yang tidak satupun memiliki jabatan tinggi. Ini menandakan, aku menjadi salah satu harapan orang tua bahkan keluarga untuk menjadi kebanggaan mereka. 

SEKARANG... 

saat aku menulis ini, aku sedang berkuliah di kampus besar di provinsi NTB, bernama UIN MATARAM mengambil jurusan pemikiran politik Islam (PPI) fakultas ushuluddin dan studi agama. Kampus yang hebat, mengajarkan ku banyak hal, aku mendapat banyak ilmu dan pengalaman yang luar biasa. Meski aku bercita-cita ingin sekali kuliah di Universitas Gadjah mada (UGM), meski sering kali di tolak beberapa kali. Saat ini, detik ini aku selalu ingin mengejar mimpi itu. Meski ia jauh, aku ingin menggapainya. Kata orang, "orang desa jangan bermimpi, karena mereka adalah orang desa", namun bagiku sendiri. Aku adalah Wahyu Trisno Aji, adalah orang desa dari keluarga yang sederhana ingin mewujudkan mimpi, meski dengan jalan yang berbeda dari visi misi. 

Sebagai seorang mahasiswa jurusan politik, aku tidak terlalu gemar sekali membicarakan politik. Bukan nya aku tak bisa, tetapi ketika aku mempelajari politik. Saat itu aku memahami banyak orang-orang berbicara di setiap gang, setiap jalan dan bahkan setiap tempat duduk berbicara politik, namun tak memahami apa yang mereka bicarakan. Kadang-kadang aku sering tertawa sendiri. Kenapa bisa mereka berbicara soal politik sedangkan mereka tidak memahami apa essensial yang dibicarakan. Sampai disini, bukannya aku ingin membanggakan diri atau sejenisnya, melainkan aku ingin memberitahukan, bahwa aku memahami bahwa dunia bisa dijejaki oleh siapapun, dibicarakan oleh siapapun dan dimiliki oleh siapapun, dengan Syarat kau berani mengatakannya. 

Dan aku adalah salah satu orang yang penakut membicarakan ilmuku, karena alasan mereka tersinggung dan aku tidak ingin dikatakan sok pintar. Jujur saja, aku adalah introvert yang tidak ingin memamerkan pemahamannku kepada mereka, selagi mereka masih memiliki candaan dalam berfikir, biarkan mereka berenang pada argumentasi kesalahan kreatif mereka. Itulah aku, dan begitulah aku, dan akan tetap seperti itu. 

Menjadi mahasiswa jurusan politik, namun konsentrasi dengan belajar filsafat, gemar sekali mempelajari dan membaca buku buku filsafat. Hingga aku berfikir, selesai S-1 ku, aku berniat untuk melanjutkan jenjang lebih tinggi mengambil jurusan filsafat. 

Bagiku sendiri, filsafat adalah soal berfikir, soal senin, soal bijaksana, dan berbagai persoalan lainnya. Bagiku, filsafat adalah cara mendewasakan manusia dengan berfikir, berfikir dan berfikir. Sehingga bagiku sendiri filsafat adalah cara untuk menjadi Wahyu Trisno Aji yang sesungguhnya. Aku sungguh bercita-cita menjadi seorang dosen filsafat, yang menulis banyak soal filsafat, dan ingin memiliki gagasan teori yang luar biasa, meski sedikit. Tetapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali. 

AKHIRNYA... 

aku adalah wahyu Trisno Aji yang memiliki mimpi melangkah untuk mengejar cita-cita yang abadi. Bagi orang, aku suka akan berbagai tantangan, tetapi tidak dengan masalah. Aku suka dengan belajar, namun tidak dengan menghafal. Aku suka dengan menulis, namun tidak dengan menggambar, dan aku suka dengan jalan-jalan filosofis, namun tidak dengan nongkrong. 

Untuk pesan akhir. Aku menitipkan beberapa hasil karya yang telah kubuat, diantaranya. 

  • 1. Buku Wahyu Trisno Aji. BINCANG-BINCANG BERSAMA IMMANUEL KANT. Madza media, 2022.
  • 2. Wahyu Trisno Aji. "Feminisme Vis A Vis Patriarki Dalam Islam." Sophist: Jurnal Sosial Politik Kajian Islam dan Tafsir 4.2 (2022). 
  • 3. Wahyu Trisno Aji. "Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak dalam Berbagai Bentuk Kekerasan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2015." Mutiara: Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah 1.6 (2023). 
  • 4. Wahyu Trisno Aji. "Program pesantren kilat sebagai upaya meningkatkan pemahaman agama islam bagi anak-anak." Participative Journal: Community Service journal 3.2 (2023): 20-42.
  • 5, Wahyu Trisno Aji. "Sang pengikat" Mazda media. 2022
  • 6. Wahyu Trisno Aji. " Filsafat bercinta" Mazda media. 2022

Adapun beberapa tempatku menulis diantaranya. 

Saat ini, aku berusaha menemukan arti dari kisah hidupku. Aku percaya bahwa melalui pengalaman-pengalaman ini, aku dapat menuliskan jejak yang tak terlupakan. Tulisan dan cerita hidup menjadi sarana untuk mengabadikan perjalanan, mengekspresikan ide, dan memberikan inspirasi bagi orang lain.Perjalanan ini belum berakhir. Lembaran hidupku masih terus bergulir, dan aku siap mengeksplorasi lebih banyak lagi. Melalui perjalanan ini, aku berharap dapat menemukan lebih banyak makna, pertumbuhan, dan cara untuk memberikan dampak positif pada dunia.

Aku menuliskan jejak hidup ini bukan hanya untuk diriku sendiri, tetapi sebagai bagian dari warisan yang dapat memberikan inspirasi kepada orang lain. Melalui kata-kata, aku berharap dapat menggugah pikiran, memotivasi, dan merangsang keingintahuan. Jejak ini akan terus berkembang, dan aku yakin bahwa setiap babak baru akan membawa cerita dan pelajaran berharga. Aku mengundangmu untuk terus menemani perjalanan ini, karena kita belum tahu apa yang menanti di ujung jalan, namun kita yakin bahwa setiap langkah kita memiliki arti yang mendalam.

Melalui lembaran ini, aku ingin mengajak setiap pembaca untuk merenung. Kita semua adalah penulis cerita hidup kita sendiri. Setiap keputusan, setiap tindakan, adalah pena yang membentuk kalimat dan paragraf dalam buku kehidupan kita. Jika ada satu pelajaran yang ingin kusampaikan, itu adalah keberanian untuk terus maju. Hidup adalah pelayaran tanpa batas, dan kita semua adalah kapten dari perahu kehidupan kita sendiri. Setiap ombak, meski besar, adalah bagian dari perjalanan yang membawa kita menuju tujuan yang lebih baik.Aku mengucap syukur atas jejak hidup ini, dan aku bersiap untuk menulis lebih banyak halaman lagi. Dengan hati yang terbuka, aku melangkah maju untuk merangkai lebih banyak kisah, menghadapi lebih banyak tantangan, dan meraih lebih banyak impian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun