Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Wahyu Trisno Aji

23 Desember 2023   23:14 Diperbarui: 23 Desember 2023   23:16 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ASAL??? 

 sudah ku jelaskan sebelum nya, bahwa aku terlahir di desa kecil yang tak jauh dari kota. Meskipun demikian, aku lahir dan besar di lingkungan desa yang kuat akan solidaritas dan kekepoannya. 

Dusun teliah gelenter desa sakra selatan adalah desa kelahiranku, desa yang begitu kukagumi. Meski tidak di kota, pemandangan dan suasana desa selalu membuatku nyaman, polusi udara, kemacetan, dan bahkan makanan mahal jauh dari desa sakra selatan. Mayoritas penduduk nya adalah petani dan buruh tani. Namun kedua orang tuaku sendiri tidak memiliki tanah dan bahkan bukan sekali dikatakan buruh, ibuku adalah seorang ibu rumah tangga dan bapakku adalah wiraswasta Aku tinggal di lingkungan yang memegang sikap saling peduli. Terang saja, khususnya dusun ku sendiri merupakan dusun yang saling peduli satu sama lain, sampai-sampai apapun yang dilakukan selalu ikut campur. Meski demikian terdapat hal positif maupun negatif dalam sikap ini. 

Aku besar di lingkungan itu, memang tidak ada yang istimewa dalam kisah kelahiran dan lingkungannku.aku hanya besar di kondisi yang membuatku harus berfikir keras menjadi sosok yang hebat, mampu untuk tidak bergantung, berusaha untuk tuli atas omongan iri orang lain. Sampai dengan berusaha mengejar mimpi meski memang berasal dari keluarga yang tidak satupun memiliki jabatan tinggi. Ini menandakan, aku menjadi salah satu harapan orang tua bahkan keluarga untuk menjadi kebanggaan mereka. 

SEKARANG... 

saat aku menulis ini, aku sedang berkuliah di kampus besar di provinsi NTB, bernama UIN MATARAM mengambil jurusan pemikiran politik Islam (PPI) fakultas ushuluddin dan studi agama. Kampus yang hebat, mengajarkan ku banyak hal, aku mendapat banyak ilmu dan pengalaman yang luar biasa. Meski aku bercita-cita ingin sekali kuliah di Universitas Gadjah mada (UGM), meski sering kali di tolak beberapa kali. Saat ini, detik ini aku selalu ingin mengejar mimpi itu. Meski ia jauh, aku ingin menggapainya. Kata orang, "orang desa jangan bermimpi, karena mereka adalah orang desa", namun bagiku sendiri. Aku adalah Wahyu Trisno Aji, adalah orang desa dari keluarga yang sederhana ingin mewujudkan mimpi, meski dengan jalan yang berbeda dari visi misi. 

Sebagai seorang mahasiswa jurusan politik, aku tidak terlalu gemar sekali membicarakan politik. Bukan nya aku tak bisa, tetapi ketika aku mempelajari politik. Saat itu aku memahami banyak orang-orang berbicara di setiap gang, setiap jalan dan bahkan setiap tempat duduk berbicara politik, namun tak memahami apa yang mereka bicarakan. Kadang-kadang aku sering tertawa sendiri. Kenapa bisa mereka berbicara soal politik sedangkan mereka tidak memahami apa essensial yang dibicarakan. Sampai disini, bukannya aku ingin membanggakan diri atau sejenisnya, melainkan aku ingin memberitahukan, bahwa aku memahami bahwa dunia bisa dijejaki oleh siapapun, dibicarakan oleh siapapun dan dimiliki oleh siapapun, dengan Syarat kau berani mengatakannya. 

Dan aku adalah salah satu orang yang penakut membicarakan ilmuku, karena alasan mereka tersinggung dan aku tidak ingin dikatakan sok pintar. Jujur saja, aku adalah introvert yang tidak ingin memamerkan pemahamannku kepada mereka, selagi mereka masih memiliki candaan dalam berfikir, biarkan mereka berenang pada argumentasi kesalahan kreatif mereka. Itulah aku, dan begitulah aku, dan akan tetap seperti itu. 

Menjadi mahasiswa jurusan politik, namun konsentrasi dengan belajar filsafat, gemar sekali mempelajari dan membaca buku buku filsafat. Hingga aku berfikir, selesai S-1 ku, aku berniat untuk melanjutkan jenjang lebih tinggi mengambil jurusan filsafat. 

Bagiku sendiri, filsafat adalah soal berfikir, soal senin, soal bijaksana, dan berbagai persoalan lainnya. Bagiku, filsafat adalah cara mendewasakan manusia dengan berfikir, berfikir dan berfikir. Sehingga bagiku sendiri filsafat adalah cara untuk menjadi Wahyu Trisno Aji yang sesungguhnya. Aku sungguh bercita-cita menjadi seorang dosen filsafat, yang menulis banyak soal filsafat, dan ingin memiliki gagasan teori yang luar biasa, meski sedikit. Tetapi itu lebih baik daripada tidak sama sekali. 

AKHIRNYA... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun