Kisah ini adalah tentangnya, kisah desa kelahiranku. Tentang kisah yang begitu menghibur tanpa henti. Tidak di batasi pada titik sebuah lanjutan aksara, bahkan lidah yang berucap pun malu untuk menyudahinya. Kisah ini adalah tentang desa sakra selatan, yang begitu penuh cerita tanpa henti-hentinya dihujani dengan kepenasaranan. Aku terlahir di sana, desa sakra selatan, menjadi salah satu penduduk di antara mereka. Masyarakat ramah tamah, kepedulian mereka nomor satu, solidaritas tidak perlu menjadi tanda tanya. Selalu ada kepekaan diantara mereka. Kepedulian masyarakat tidak hanya lingkaran mereka saja. Para pihak pemerintah desa pun berpartisipasi aktif dalam berbagai urusan yang diperlukan masyarakat. Mereka saling peduli, bukan tentang pegawai dan masyarakat semata, tetapi sebagai keluarga yang merangkul bersama. Bukan tentang cerita saling membantu orang lain, tetapi cerita kepedulian meski tak kenal nama, tetapi ikatan keluarga turun temurun menjadi ikatan yang dilihat, tetapi diakui dalam budayanya.Â
Aku sendiri memahami itu, desa ku (sakra selatan) adalah desa yang berkembang menuju kemajuan, mereka bersama-sama melangkah membangun desa itu. Desa yang tak terkenal, namun selalu terkenang bagi para penduduknya, termasuk aku sendiri, Wahyu Trisno Aji salah satu warga dari desa sakra selatan dari dusun Gelenter
Sumber utama :
 https://sakraselatanblog.wordpress.com/about/
https://www.kecarat.com/2016/08/daftar-nama-desa-dusun-di-kecamatan_7.html?m=1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H