Lahirnya teknologi menjadi satu perangkat paradigma baru peradaban. Ia menjadi satu variabel penting abad ini yang memberikan efek signifikan. Teknologi mewarnai dunia dengan berbagai hiasan untuk melengkapi kecacatan pengetahuan.Â
Manusia sejak menciptakan teknologi, mereka mulai mendobrak tatanan baku yang kaku, mulai dari efisiensi pekerjaan hingga dalam ruang ilmu pengetahuan yang saat ini masif beredar.Â
Abad ini digemparkan dengan perkembangan teknologi cerdas yakni artificial intelligence (AI). Sebuah sistem yang mampu mematahkan postulat manusia sebagai mahkluk berfikir.Â
Adanya AI membawa satu perubahan paradigma begitu besar, seperti menawarkan kemudahan dalam menjalankan sesuatu hal ataupun memperoleh informasi.Â
AI sebagai sistem yang baru dalam teknologi sudah mampu melebihi zamannya. Eksistensi AI bagai efek yang tak bisa dipungkiri mendestruktifkan kehadiran manusia. Tepatnya, AI mengancam manusia sekaligus memberikan manusia kemudahan. Apa yang manusia ciptakan saat ini adalah konsekuensi dari pengetahuan, termasuk AI. Ia merupakan ciptaan manusia diibaratkan obat yang menyembuhkan penyakit jika digunakan dengan benar, dan menjadi racun jika digunakan dengan cara yang salah.
Lahirnya AI menjadi satu pertanda bagaimana manusia sudah mencapai kejayaannya. Sebab mereka mampu menciptakan satu teknologi yang mengakomodir semua kebutuhan informasi global.Â
AI adalah satu buah ciptaan yang menyediakan informasi secara kompleks bagi pengguna. Apapun yang di cari dan telusuri, beberapa ketikan dan kata apapun coba untuk di ketahui. Secara cepat tanpa jeda lama AI mampu menyediakan informasi, beserta berbagai sarana, prosedur hingga variabel-variabel lain yang tak bisa ditemukan di software pencarian lainnya.Â
Terciptanya AI menjadi satu langkah awal manusia berkembang secara evolutif. AI adalah satu sumbangsih yang mencitrakan tentang manusia menciptakan, mendapatkan, mentransfer serta mempelajari berbagai hal secara berkelindan dari ciptaanya. AI adalah teknologi yang memberikan nilai pengetahuan lebih kepada seluruh manusia secara komprehensif dan akurat.Â
Masa depan manusia jika melihat dalam aspek perkembangan teknologi memang cenderung terbagi menjadi dua kubu. Ada yang optimis bahwa teknologi terkhusus AI akan memberikan kemudahan hidup manusia di masa depan, kemudian kubu kedua adalah mereka yang pesimis pada bagaimana efek AI dimasa depan yang begitu menakutkan.Â
Kubu pertama sudah banyak diberitakan di mana-mana. AI selalu menjadi kebangaan dari keberhasilan ilmu pengetahuan. manusia secara setapak mulai membentuk pola peradaban dengan algoritma komputerisasi, ketergantungan pada data-data inilah yang menjadikan manusia menciptakan sesuatu tentu sangat bermanfaat bagi ummat manusia. AI merupakan salah satunya. Produk teknologi yang memberikan manfaat positif yang sangat luar biasa, baik hari ini maupun di masa depan.Â
Adapun kubu kedua yang cenderung pesimis tentang bagaimana efek AI dimasa depan. AI sudah memberikan satu contoh kecil yang digunakan sebagai instrumen buruk.Â
Seperti mahasiswa mengerjakan tugas-tugasnya dengan mengandalkan AI, ataupun suatu saat nanti jika AI mampu berkembang dengan pesat dengan ditambahkan bumbu-bumbu inovasi, maka mungkin saja AI digunakan sebagai media kejahatan oleh manusia yang tak bertanggungjawab seperti mencuri uang dengan cara mengandalkan AI. Tidak ada yang tidak mungkin di masa depan, apalagi berbicara tentahg AI yang sudah menjadi ciptaan manusia yang eksis diabad 21 ini.Â
AI DAN KEMUDAHAN MANUSIA
Cukup jelas dipaparkan sebelumnya bahwa AI merupakan teknologi yang memberikan dua konsekuensi, baik dan buruk. Apapun itu, manusia tak akan terlepas dari dua opsi, sangat tak mungkin sekali manusia menciptakan sesuatu tanpa konsekuensi, dalam arti bahwa sesuatu yang diciptakan oleh manusia memiliki persinggungan dengan oposisi binear, benar salah, baik buruk, serta bermanfaat dan merugikan.Â
Manfaat AI dalam kehidupan manusia bagai memang sangat banyak. Kita bisa memperoleh informasi secara lebih komprehensif dan mendalam, serta lebih teknis menggunakan AI.Â
Kecerdasan buatan ini memberikan berbagai hal yang ingin kita ketahui tanpa batas. Ia dengan merangkum segala sisi informasi secara global kemudian disampaikan kepada kita yang mencari satu informasi saja.Â
Semisalnya ketika kita mencari "apa itu politik", maka kita akan menemukan informasi yang paling relevan diberikan oleh AI, tentunya informasi yang diberikan tersebut berdasarkan keilmuan akademis dan otentik.Â
Adapun ketika kita menggunakan AI untuk "belajar membuat kue", maka kita akan disajikan dengan informasi yang begitu akurat sesuai dengan keinginan kita secara menyeluruh, serta informasi tersebut diberikan dengan resep, cara, hingga tips-tips lainnya yang tentu kita mencarinya hanya dalam satu ketikan saja.Â
Berbagai manfaat lainnya bisa dirasakan, sebab AI merupakan satu produk dari manusia diciptakan untuk mempermudah manusia dalam kehidupan.Â
AI menjadi satu kelanjutan perkembangan pesat teknologi abad 21 ini. Kita akan menemukan betapa masifnya teknologi yang berkembang dan bermanfaat bagi ummat manusia. Tercipta nya teknologi seperti AI menjadi satu langkah manusia maju semakin kedepan lagi dengan mengandalkan ilmu pengetahuan.Â
Sejauh ini, AI menjadi satu kecerdasan buatan yang diciptakan manusia paling luar biasa. Sebab AI sudah menjadi satu basis sistem yang memberikan manusia informasi sekaligus berbagai hal lainnya yang otentik dan terbaharu.Â
Jika kita menggunakan google, browser, hingga Microsoft Edge untuk mencari informasi. Maka, informasi yang diperoleh banyak, akan tetapi ketuntasan dalam memberikan informasi begitu beragam, sehingga banyaknya pilihan dan tidak lengkapnya informasi yang di dapatkan berdampak pada kausalitas realisasi ilmu pengetahuan.Â
Berbeda dengan AI yang sudah dipercaya dan diyakni oleh para ilmuwan menjadi satu teknologi yang hampir mendekati sempurna. Teknologi yang satu ini membawa berbagai perubahan bagi manusia. Membantu manusia mengerjakan sesuatu hal dengan lebih mudah. AI mendeklarasikan bahwa masa depan manusia adalah tentang bagaimana mereka seharusnya terus-terusan memakai sesuatu yang diciptakan, bukan lagi memproduksi.Â
Manusia di masa depan akan dididik oleh AI menjadi manusia yang cengeng dan selalu mendapatkan berbagai informasi dengan cara yang mudah (mahkluk konsumtif). Teknologi buatan yang memiliki sistem otomatis ini membawa perubahan signifikan. Hipotesis nya adalah AI menciptakan perubahan tentang masa depan yang di ramalkan akan menjadi satu paradoks besar.Â
Apakah mungkin AI membuat manusia menjadi abadi, ataukah manusia dengan penciptaan AI mempercepat kemusnahan kolosal?Â
Atau pertanyaan paradoks lainnya yakni apakah semakin berkembangnya teknologi semakin sempurna akan membawa kemaslahatan bagi ummat manusia atau tidak? Semua itu adalah pertanyaan bagaimana AI saat ini menjadi satu sistem terbaik memperoleh informasi, mempermudah pekerjaan manusia. Akan tetapi, pada sisi lain terdapat hal lainnya yang terus menjadi perdebatan.Â
UTOPIA AI
Bayang-bayang AI selalu di personifikasi sebagai dunia masa depan yang diimpikan. Sebab, adanya teknologi berupa AI mampu memberikan kemudahan dalam tatanan kehidupan manusia. Dengan AI, manusia bisa menciptakan sesuatu dengan lebih mudah. Kolaborasi dengan AI sudah direncakan saat ini, bahkan banyak orang-orang yang menggunakan AI sebagai media untuk memecahkan segala sesuatu.Â
AI bagai ciptaan manusia yang paling sukses di era ini. Ia mampu merevolusi peradaban manusia semakin lebih baik. Teknologi satu ini buah karya menghasilkan rupa seni yang fantastis, sebab dengan teknologi AI manusia bisa mendapatkan sesuatu informasi apapun dengan lebih mudah dan akurat.Â
Dibalik keberhasilan AI yang sungguh luar biasa. Ada hal penting dari fakta AI yang tak jarang diketahui, berupa utopia AI.Â
Utopia AI merupakan sebuah faktalitas dari teknologi kecerdasan buatan manusia yang meramalkan masa depan yang terbaik dengan menggunakan AI, akan tetapi ramalan tersebut hanya sebagai buah bibir yang pada fakta lapangannya adalah tidak akan terjadi.Â
Dengan sederhananya, bahwa utopia AI merupakan rancangan penggunaan AI dimasa depan untuk manusia, akan tetapi semua hanya akan menjadi bayang-bayang semata. Utopia satu ini menjelaskan bahwa AI dimasa depan tidak selamanya menguntungkan manusia seperti saat ini. Sebab, AI dimasa depan akan menjadi moster yang sangat menakutkan.Â
AI akan memangsa manusia dan memakan intelektualitas manusia di masa depan sehingga banyak dari generasi-generasi yang terlahir menjadi manusia goblok. Ketergantungan pada AI bukan hal yang melulu positif, bahkan kecanduan AI akan menciptakan generasi yang bobrok intelektual dan moral.Â
Masa depan AI hanya akan menceritakan bagaimana manusia akan melulu menjadi mahkluk konsumtif. Mungkin sebagian akan memberontak dengan skeptis dan kritisisme melawan AI yang sebenarnya merupakan dalang dari pembunuhan kecerdasan setiap generasi. Sedikit orang akan menggugat betapa buruknya AI dimasa depan. Cita-cita AI untuk mempermudah kehidupan manusia di masa depan memang akan menjadi kenyataan, akan tetapi tidak bersifat menyeluruh.Â
Sebab banyak hal kemungkinan yang akan terjadi di masa depan jika AI menjadi penguasa. Banyak kemungkinan buruk yang akan menghantui manusia di masa depan. AI adalah moster Leviathan di masa depan, ia akan memangsa apapun, baik itu informasi dalam Koridor hipotesis hingga memanipulasi informasi dilapangan agar menyesuaikan dengan algoritma yang telah di tetapkan secara global. Seperti halnya jika suatu saat nanti AI menjadi Leviathan yang menguasai dunia teknologi, maka manusia akan mengkonsumsi semua informasi dalam hal apapun berdasarkan algoritma dari keputusan AI yang diambil dari sample seluruh dunia.Â
Putusan subjektif dan keinginan personal akan terdestruktif, yang ada hanyalah bagaimana informasi yang di dapatkan dari AI hasil dari pengelolaan data dengan basis pengambilan secara deduktif-global. Kecerdasan buatan ini akan menjadi sebuah bayang-bayang yang sangat besar. Lebih lagi AI akan menjadi penguasa dalam teknologi yang berkembang secara masif ini.Â
Utopia AI adalah kenyataan yang akan terjadi di masa depan. Walaupun basis argument ini adalah hipotesis dari bagaimana perkembangan AI masa sekarang yang menjadi booming di belahan dunia manapun. Ia menjadi satu sistem teknologi yang mengektifitaskan dan mengefesiensi waktu dan pekerjaan manusia. Maka, AI adalah sebuah program kecerdasan buatan manusia yang suatu saat nanti akan terus-menerus dikembangkan semakin baik lagi.Â
AI akan menjadi satu produk ciptaan manusia yang saat ini terus disempurnakan. Menghindari kecacatan dalam segi partikular. Berkembang alat-alat teknologi pun menjadi salah satu pengaruh AI akan berkembang pesat di masa depan. Ramalan tentang AI akan menjadi problem hari ini dan esok. Namun mempertegas argumen utopia AI, maka jawaban untuk problem berkelanjutan ini adalah eksistensi AI akan menjadi satu musuh besar manusia dalam tatanan global di masa depan. AI adalah Leviathan yang sedang dibesarkan dan dididik oleh manusia menjadi sebuah kecerdasan yang melampaui kecerdasan manusia saat ini.Â
AI menjadi hamba pengabdi yang diperintah ini itu dalam pemula ciptaan nya. Namun, dimasa depan ia akan menjadi musuh besar manusia. Bukan sebab AI adalah alien yang akan membunuh manusia ataupun bukan pula AI adalah senjata fisik yang melukai manusia. Namun, hipotesis nya adalah AI dimasa depan bagai hantu yang menakutkan, bagai sebuah penentu dari pemegang saham informasi dunia. AI suatu saat nanti menjadi sebuah raksasa yang begitu besar dengan kekuatan kecerdasan didapatkannya dari seluruh manusia di belahan dunia manapun.Â
Utopia AI sistem yang kemungkinan besar akan terjadi di masa depan dengan menghamba pada ciptaannya sendiri. Manusia akan menyembah data-data kolosal tersebut sebagai Tuhan yang maha Tahu. Bukan dalam pandangan optimistis bahwa AI akan membawa kemaslahatan manusia secara menyeluruh, melainkan AI menjadi musuh nyata dimasa depan manusia yang akan berperang dengan ciptaanya sendiri.Â
KONKLUSI
setiap hal yang diciptakan manusia tentu ada kelebihan dan kekurangan. Namun, manusia seringkali hebat dalam melengkapi kekurangan. Mereka menciptakan sesuatu hal yang sangat luar biasa, sampai sampai kendali atas apa yang mereka buat mulai terlepas.Â
Manusia dengan ahlinya menciptakan sesuatu, akan tetapi kontrol terhadapnya tidak mereka bisa antisipasi. Kecerdasan buatan adalah paradoks masa depan, pada satu sisi tercipta nya sesuatu hal luar biasa untuk mempermudah kehidupan manusia, pada sisi lain banyak manusia yang mulai tidak berguna karena digantikan oleh apa yang diciptakan oleh spesiesnya.Â
Manusia memang akan menuju ke dalam peradaban yang sangat maju, bahkan untuk lapar dan penyakit mungkin akan menjadi dongeng. Akan tetapi, mereka akan mulai menyadari bahwa mereka terjebak pada kebahagiaan simulasi tersebut. Tidak akan pernah merasakan kebahagiaan, kenikmatan, dan kesakitan yang sesungguhnya. Mereka tak lagi menikmati rasanya lapar, tidak lagi merasakan kehilangan, tidak lagi merasakan tawa karena sekedar mendapatkan nilai bagus, tidak lagi bisa menikmati masa tua karena keabadian hidup, tidak lagi merasakan sakit.Â
Sungguh ironi bukan????Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H