Tak ada catatan kehidupan yang luar biasa selain catatan kehidupan manusia tinggal di muka bumi (hipotesis).Mereka eksis bagai sosok yang hampir melengkapi struktur ekosistem kehidupan. Mereka dengan hebatnya menciptakan siklus kehidupan dengan rambatan yang cukup jauh. Melompat spesies-spesies yang lebih dahulu eksis dari mereka. Manusia bagai sosok spesies yang spesial sekaligus menjadi spesies yang paling berbahaya muncul di muka bumi.Â
Kalimat tersebut merupakan hipotesis dari tulisan ini. Karena pada realita yang terjadi hari ini. Manusia menciptakan konstruksi dan sistematis kehidupan yang cukup mekanis. Mereka memberikan aturan baku, bahkan cukup ekstremis secara kolektif berupaya untuk selalu menghidupkan diri mereka. Tentunya hal demikian didasarkan pada satu dalil pasti teori evolusi. Bahwasanya kehidupan yang kuat adalah kehidupan yang mampu mempertahankan kehidupan dan reproduksi dari spesies lain, kehidupan spesies dilihat dari bagaimana mereka mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan alam, antar spesies hingga bagian eksternal mereka.Â
Eksis nya manusia sejak dahulu menandakan perubahan cukup signifikan terhadap siklus kehidupan di bumi. Mengikuti bagaimana para ilmuwan biologi dan sejarah, bahwa hanya spesies yang disebut manusialah, kehidupan di muka bumi berlangsung sangat singkat. Bahkan hanya manusialah spesies yang menciptakan kiamat nya sendiri.Â
Ini menandakan bahwa manusia eksis dengan bagian paradoks. Tentu hipotesis ini satu jalur argumentasi dengan penjelasan sebelumnya, dikarenakan manusia memiliki ambisi yang tidak pernah puas, bahkan hobbes mengatakan manusia bagai serigala bagi sesama (homo homini lupus). Kerasnya manusia sebagai spesies unggulan dibuktikan dengan eksistensi mereka mengungguli yang lain.Â
Tidak perlu apresiasi ataupun bukti terhadap fenomena-fenomena tersebut. Sebab manusia sejak dahulu sudah menjadi spesies yang selalu mengamati, mempelajari, bahkan mempraktekkan sejarah. Dengan hematnya, mereka menjadikan sejarah manusia (nenek moyang) sebagai panduan untuk melanjutkan kehidupan selanjut. Mereka eksis dengan sejarah yang dipelajari, inilah yang tidak dimiliki oleh banyak spesies di muka bumi.Â
Seandainya mereka (selain manusia) memiliki kesadaran untuk eksis, maka mereka hanya menyadari dirinya ada. Akan tetapi, untuk mengekspresikan dan memperlihatkan pada yang lain tidak dimilikinya. Namun manusia berbeda, mereka eksis dengan kesadaran yang mampu di transfer kan. Sehingga disini lah pendidikan lahir dalam bentuk yang paling sederhana.Â
Nenek moyang manusia sejak dahulu menerapkan sistem pendidikan mengharuskan bagaimana penerus masa depan belajar dari kesalahan, kejayaan dengan mengandalkan intelektual, inilah yang harari sebut dalam buku "sapiens" Dengan revolusi kongnitif. Memberikan panduan kehidupan yang lebih layak, logis, dan bisa diterapkan oleh siapapun dan kapanpun dikarenakan tindakan dan fikiran yang keluar tersebut sudah mengalami uji coba.Â
Eksistensi manusia seperti ini memberitahukan bahwa manusia sudah menjadi mahkluk tertinggi sejak mereka hidup bersama-sama. Mereka saling memberitahu apa yang telah didapatkan seharian, apa yang mereka makan, apa yang mereka tahu dalam bentuk kepercayaan, bahkan lebih nya ialah mereka berkumpul hanya untuk membicarakan apa yang harus mereka lakukan besok.Â
Hari ini, budaya membicarakan masa depan manusia disebut nya sebagai cita-cita atau pun mimpin. Manusia selalu memiliki itu sebagai dasar fundamentalis untuk eksis, tidak akan terjadi nya kepunahan pada manusia jika manusia memiliki rencana. Sebab itulah dalil kuat mengatakan eksistensi sebuah mahkluk dilihat dari bagaimana mereka mengkonfirmasi fikiran dan tindakan.Â
Sejarah manusia adalah sejarah berfikir. Enigma ini cukup layak diberikan dikarenakan manusia memang pada sejarahnya mengenal sesuatu hal untuk masa kini dan masa depan dari pengetahuan masa lalu. Jikapun hegel sosok filosof luar biasa jerman menerangkan hal yang sama, bahkan sejarah menjadi puncak dan referensi wajib pengetahuan manusia. Maka demikian, tesis itu dibenarkan tanpa perdebatan sengit.Â
Tidak ada kesulitan berlevel tinggi untuk tidak mampu dibantahkan bahwa manusia adalah mahkluk berfikir. Akan tetapi proses berfikir manusia hari ini merupakan hasil buah sejarah manusia yang dipelajari. Banyak faktor lain pula penyebab dari eksistensi manusia, akan tetapi paradigma palingan mendasar yang perlu menjadi catatan bahwa manusia eksis dari bagaimana mereka hidup bersama dan menciptakan komunitas besar, komunitas tersebut terdoktrin dengan berbagai isme-isme disepakati.selanjutnya dikembang kan, diverifikasi, bahkan proses falsifikasi selalu terjadi dalam proses yang cukup sederhana pada masa itu.Â
KONLUSI
sejarah manusia adalah sejarah berfikir. Dengan jelasnya bahwa Manusia merupakan makhluk yang mampu untuk membentuk hal sesuatu yang lebih baru dan menciptakan keadaan tertentu dalam kehidupan. Mereka memiliki kontrol dan privilege sebagai spesies paling unggul dari spesies yang lain. Mereka mencapai fase itu salah satu sebabnya ialah karena mereka selalu belajar dari sejarah dan menggunakan akal sebagai instrument tafsir mengenai hari ini dan esok.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H