Perbedaan pendapat, tindakan hingga keinginan akan menjadi hal yang normatif jika seseorang berbeda dalam hidup. Dengan cara berfilsafat lah mereka lebih meyakinkan kebijaksanaan yang telah mereka capai tidak mereka ragu, sebab sejak awal keraguan di posisikan pada posisi yang paling awal dan proporsional. reaksi yang diputuskan itu berdasarkan hasil olah pengamatan dari keraguan yang mereka anggap masih belum meyakinkan.Â
Hingga pada ujungnya kebijaksanaan menjadi parameter mereka menuju kehidupan yang lebih kondisif. Entah itu mereka harus melawan arus, ataupun menghadapi kondisi yang membuat mereka merugi pada waktu tertentu, namun mereka lebih mempercayai dengan meragu, mengamati, dan beraksi dengan anggapan yang lebih dipertanggung jawabkan membuat mereka bisa eksistensi dengan cara mereka sendiri.Â
KONKLUSI
dalam berbagai prespektif manusia bisa mengontrol kebutuhan kehidupan sesuai dengan kemampuan mereka sendiri, untuk sekedar hasil tidak ada yang tahu.Â
Potensi aksi yang di lakukan oleh setiap individu ataupun kelompok memiliki jalan tersendiri, dan pastinya motivasi tersendiri untuk ber dinamika dalam hidup.
Hal tersebut cukup wajar jika kehidupan dipandangi dalam prespektif dengan jangkauan yang cukup luas. Hidup dengan cara berfilsafat membawa seseorang lebih tersadar akan eksistensi nya. Mereka mampu melihat kehidupan tanpa filsafat, namun dengan filsafat lah kehidupan bisa diragukan dan lebih meminimalisir kerugian dan penyesalan.Â
Hidup melalui filsafat bisa mengajarkan seseorang tentang meragu untuk mencapai kehidupan yang lebih bijaksana. Bukan kehidupan yang penuh ambisi ataupun merugikan sebagian sisi, melainkan kehidupan yang dimulai dengan pertanggungjawaban hingga menuju kebijaksanaan yang pastinya semuanya bisa terkoneksi, terkontrol, ter akuntabel, ter akomodasi hingga terbaik untuk manusia jalani.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H