Sehingga fungsionalitas dari pemerintah dalam sektor pendidikan bisa semaksimal mungkin dilakukan, bukan hanya tentang nafsu dan ego yang pemerintah inginkan dalam kebijakan yang dibuat demi kepentingan tertentu, melainkan tentang bagaimana semua orang, tanpa terkecuali merasakan pendidikan tersebut dengan kreasi mereka, dimana pemerintah memegang kendali sebagai sosok yang sangat dipercayai di sana untuk memutuskan kebijakan dan lainnya.
Kemudian adapun pengajar sebagai sosok yang memberikan wadah ataupun instrumen kepada pelajar untuk menuntut ilmu. Pengajar di sini diartikan sebagai seorang guru, dosen, adapun yang lainnya di dalam sektor instansi pendidikan. Pengajar memberikan deskripsi tentang bagaimana pendidikan bagi pelajar. Selain pengajar memberikan dukungan ataupun media sekaligus fasilitas kepada pelajar untuk menutup hak menuntut ilmunya, mereka juga bertugas untuk memberikan kreasi sekaligus inovasi mengenai pendidikan yang lebih bagus menurut mereka.Â
Pengajar selain menjalankan kurikulum yang dibuat oleh pemerintah untuk diimplementasikan dalam pengajarannya di instansi pendidikan. Tugas dari pengajar selain itu adalah untuk memberikan semangat, kreativitas, tanggung jawab, kekompakan, maupun kekritisan kepada orang-orang yang diajarnya agar mereka lebih bisa memahami realitas kehidupan melalui pendidikan yang mereka dapatkan.Â
Pengajar bisa juga menjalankan strategi yang mereka anggap sebagai strategi yang ampuh untuk diterapkan di dalam kehidupan mengajarnya. Sehingga hal ini kebebasan untuk mengajar bisa diaplikasikan.Â
Selain menyesuaikan dengan apa yang menurut pengajar tersebut sesuai dengan apa yang diajarkan dalam konteks kurikulum dibuat oleh pemerintah, mereka juga menyelipkan strategi yang lain untuk para pelajar melihat berbagai perspektif kehidupan secara realistis yang di relasikan dengan teori yang diajarkan.
Hal tersebut sangat dibutuhkan di dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan yang di mana sesosok mengajar mampu mengaktifkan para pelajar untuk bisa lebih kritis terhadap segala hal. Mereka merasa berhasil mendidik para anak muridnya disaat Mereka melihat para muridnya mampu mengkritisi segala aspek kehidupan, baik itu tentang sistem kurikulum yang masih mengalami berbagai kekurangan, maupun guru yang terlalu formalitas dalam mengajar.Â
Dengan aktifnya sistem kognitif dari pelajar oleh bantuan pengajar. Maka bisa dipastikan parameter ini menjadi tolak ukur yang cukup objektif untuk menilai seberapa berhasilnya seorang pengajar sukses mengajarkan anak muridnya.
Pengajar memberikan waktu sekaligus ruang untuk anak muridnya berpendapat dan berekspresi. Dengan cara seperti ini para murid atau pelajar bisa lebih aktif bertanya tentang segala hal.Â
Selain itu pula sang pengajar juga mengajarkan para anak muridnya untuk bisa bekerja sama di dalam segala hal, kemudian mengajarkan mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya.Â
Sehingga baik dalam EQ (emosional question) maupun IQ (intelegensi question) bisa seimbang satu sama lain karena bantuan dari pengajar yang mampu berkreasi dan berinovasi selain bergantung pada krikulum yang dibuat oleh pemerintahÂ
Kemudian adapun sang pelajar yang bertugas untuk menuntut hak mereka untuk belajar menuntut ilmu dari instansi pendidikan. Di sana ada guru sebagai media untuk para pelajar menuntut ilmu, tugas dari pelajar adalah memperhatikan sekaligus menuntut ilmu itu sendiri dengan berbagai cara dan metode. Selain menghafal, pelajar juga bertugas untuk bisa mengaplikasikan apa yang mereka pahami di dunia teori di dalam kehidupan sehari-hari.