Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Siapa Aku???

11 Mei 2022   19:42 Diperbarui: 11 Mei 2022   20:01 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti contoh Aku adalah seorang yang mampu menjelaskan Bagaimana kondisi sebuah negara, disaat aku Itu menjelaskan kondisi kondisi sebuah negara dengan sangat jelas dengan melihat keadaan keadaan negara sebagai objek. 

Maka disitu peran Aku memiliki potensi untuk menjelaskan hal itu dengan seksama yang kemudian itulah penjelasan tersebut menjadi karakteristik dan sifatnya justifikasi yang tak memaksa, namun ketika aku menjelaskan tentang negara itu bisa saja memiliki kebenaran yang sifatnya bisa dipertanggungjawabkan keberadaannya. 

Ketika diriku sebagai Aku mengatakan bahwa negara tersebut adalah negara otoriter, maka disitu diriku sebagai aku akan menjelaskan Bagaimana karakter dari negara otoriter dengan melihat syarat-syarat dari negara otoriter tersebut dan merelevansikan nya dengan negara yang dikatakan sebagai objek itu sendiri. 

Namun jika diriku sebagai Aku kemudian didefinisikan oleh negara sebagai mereka menganggap bahwa aku adalah orang yang tidak memiliki keahlian dan menjustifikasi bahwa aku tidak mampu memahami diriku sendiri, maka disitu diriku sebagai aku mengalami ketidak jelasan dan negara sebagai subjek yang telah menjelaskan diriku mengalami ketidakjelasan sebuah makna. 

Sebab akulah yang mampu mengkonfirmasi sebuah objek dan ketika objek itu mendeskripsikan tentang aku yang Kemudian penjelasan sebelumnya mendapatkan reduksi sebuah makna secara evolutif. Potensi terhadap aku yang menjelaskan dan potensi negara terhadap menjelaskan sebagai diriku memiliki variabel-variabel yang berbeda. 

Potensi ini dilihat dari bagaimana aku yang menjelaskan sebagai negara bisa diterima dikarenakan akulah yang mampu memberikan tanggung jawab terhadap diriku dan negara akan memberikan respon terhadap dirinya karena dirinya sebagai objek, namun sebaliknya ketika negara memberikan penjelasan tentang diriku makan di situlah aku tidak menerima, 

Padahal di posisi itu aku yang dijelaskan sebagai diriku akan berada dalam potensi ambigu yang dikenakan di saat posisi mengalami keteraturan kemudian terjadinya kekacauan sebab teramati menyebabkan aku sudah bukan di dalam diriku sendiri melainkan Aku adalah objek yang mengalami eskalasi. Akibatnya aku bukanlah aku sendiri melainkan itu adalah objek. 

Dalam hal inilah membuat manusia akan semakin berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai manusia yang berada dalam posisi aku, profesional datang aku akan lebih meningkat ketika manusia mampu secara berkesadaran dan berani bertanggung jawab terhadap segala asas-asas yang mereka katakan di dalam sebuah potensi kognitif. 

Jikapun Manusia adalah makhluk yang berkisaran tinggi dan melihat segala hal dalam aspek-aspek yang lain. Maka disitu parameter yang digunakan Aku adalah yang lain itu sendiri.

Bisa saja posisi dalam diri aku diakui secara legitimasi sebagai bentuk keakuan yang lebih realistis. Namun yang menjadi sebuah paradoks adalah sukar sekali menentukan probabilitas probabilitas dari keakuan ketika ditemukan sebuah objek. Kemungkinan yang terjadi adalah fenomena ketika identitas aku mampu diperjelaskan, 

maka kausalitas dari itu semua adalah keuntungan satu objek dengan objek yang lain dalam sebuah pembahasan tentang objektivitas secara universal maupaun objektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun