Mohon tunggu...
WAHYU TRISNO AJI
WAHYU TRISNO AJI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat datang. Dalam pemikiran sebebas mungkin dalam ruang prespektif bahasa. Yang dimana sejalan dengan rasio dan empirik yang kritik. Mari berkontribusi untuk mengkonstruksi paradigma berfikir menjadi lebih ambivelensi terhadap kehidupan yang penuh jawaban yang bercabang

Selalu sehat para kaum berfikir

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Menurut Aristoteles

25 November 2021   05:58 Diperbarui: 29 November 2021   20:02 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Terbalik dari sistem monarki yang ideal menurut aristoteles yang berubah menjadi tirani disebabkan keinginan seorang pemimpin absoult tersebut yang menyimpang dan ketidakpuasan terhadap kekuasaan. 

Pemimpin tirani membuat rakyat menjadi menderita, sebab keinginan dari pemimpin harus dipenuhi dan dipaksakan kehendaknya. Sehingga sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pemimpin yang ideal menurut Aristoteles harus dipimpin oleh filsuf atau nabi sehingga menjauhi sifat tirani tersebut.

2. Aristokrat

Sistem pemerintahan aristokrat menurut Aristoteles adalah sistem pemerintahan yang di mana pemimpinnya pemimpinnya beberapa orang yang harus berasal dari orang-orang yang memiliki potensi berbakat dalam kekuasaan. 

Di sini Aristoteles mengkategorikan yang pantas menjadi pemimpin dan masuk dalam pemerintahan Aristokrat adalah para tokoh tokoh penting yang berilmu, tokoh agama, ataupun orang orang bijak yang berada dalam wilayah tersebut. Sistem aristokrat merupakan pilihan kedua yang harus dijalani ketika sistem pemerintah monarki tidak dijalankan di suatu negara. 

Sistem ini relevansi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara disebabkan kontrol suatu pemerintahan di kuasai oleh para tokoh yang berbakat di dalam menangani kekuasaan, walaupun itu bukan seorang filsuf atau nabi. Kemudian jika terjadinya penyimpangan dari sistem aristokrat. maka, menurut Aristoteles sistem aristokrat akan berubah menjadi sistem oligarki. Yang di mana sistem pemerintahan ini dipimpin oleh sebagian orang ataupun beberapa orang demi kepentingan golongan mereka sendiri. 

Sistem oligarki menurut Aristoteles sangat merugikan rakyat. Karena pemimpin pemimpinnya dipimpin oleh seberapa orang namun mereka mementingkan diri sendiri sedang golongan. Sehingga eksistensi dari pemimpin oligarku ini akan cenderung memberikan keuntungan kepada komunikasinya saja dan merugikan rakyat.

3. Politea

Sistem pemerintahan politea(demokrasi konstitusi) menurut aristoteles merupakan sistem pemerintahan yang disahkan di dalam suatu kota kecil. Sifatnya di mana sistem pemerintahan ini dipimpin oleh beberapa orang pula. di sini sistem politea menyatakan bahwa sistem tersebut berbasis dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. 

Sistem pemerintah seperti ini cenderung diutamakan bagaimana kesepakatan dari rakyat di sendiri untuk memilih pemimpin. Aristoteles menyetujui sistem pemerintahan ini jika sistem pemerintahan monarki dan aristokrat tidak dipilih. Namun dianjurkan lebih dahulu memilih sistem pemerintahan pertama dan kedua karena itu lebih relevansi dan lebih bisa dikontrol ketika mendapatkan konflik ataupun menyambangi keharmonisan dalam menstabilkan bangsa. 

Jika pun terjadinya penyimpangan dalam sistem politea ini. Maka akan beralih ke dalam sistem pemerintahan demokrasi. Yang sama halnya dengan pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun yang berbeda ialah sistem pemerintahan ini tidak menggunakan konstitusi sebagai landasan untuk melaksanakan pemerintahannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun