Mohon tunggu...
wahyu agung
wahyu agung Mohon Tunggu... pegawai negeri -

hanya menanam benih kata, berharap tumbuh, segar, ranum, dan lebat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Koper Hitam

28 Oktober 2013   07:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:57 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"siapa yang sudah tahu informasi ini?"

"saya dan Budi, staf pribadi saya pak"

"bagus, tetap pantau Jendra dan jangan libatkan lebih banyak orang lagi, kamu boleh keluar" tutup presiden. Kepala intelejen negara memberi hormat lalu meninggalkan ruangan. Kini tinggal presiden berdua dengan ajudannya di dalam ruangan.

"Koper hitam aman?" tanya presiden

"aman pak" jawab ajudannya

"jaga kasus ini, kamu sudah tahukan siapa saja yang harus diamankan?" timpal presiden sambil beranjak dari bangkunya.

"termasuk kepala intelejen, pak?" tukas ajudannya cepat-cepat.

Presiden berjalan menuju pintu, sambil membuka daun pintu ia menolehkan kepala kepada ajudannya yang masih tampak kebingungan.

"semuanya," kata presiden lirih. Pintu tertutup.

Metro, 28 Oktober 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun