Ada barisan yang dari arah gang, atau di tengah area taman, juga jalan. Berpencar. Yang penting bisa gerak badan dan sehat. Mencari keringat, sehingga badan menjadi sehat.
Ternyata menyenangkan ya, bisa gabung mengikuti senam bersama. Gerakan senam dari Instruktur juga mudah diikuti, jadi tidak ketinggalan gerakannya.Â
Saya jarang-jarang mengikuti senam RW bersama warga, karena kebetulan biasanya dilakukan di hari Minggu. Sedangkan pada hari itu saya sering mengunjungi orang tua sebagai tanda bakti. Sesekali saja saya mengikuti dan tidak tiap bulan. Padahal acara ini menyehatkan dan membuat bahagia, loh.
Setelah selesai senam, saatnya menikmati hidangan yang disediakan. Teh hangat menari-nari, air putih bagai berteriak memanggil, bisa menjadi pengganti cairan dalam tubuh yang keluar ketika senam. Jangan sampai dehidrasi, ya.
Hari itu, sajian Nasi Pindang makanan khas Kota Kudus sudah berjajar rapi di meja. Persiapan menata piring berisi nasi dan daging sudah dilakukan oleh katering yang kami pesan.Â
Hem, lumayan juga rasanya. Tidak harus ke Kudus buat merasakannya. E tapi, kalau di Kota Kudus, biasanya Nasi Pindang memakai daging kerbau. Sedangkan yang ini memakai daging sapi. Sama enaknya.
Nah, tak lupa, setelah selesai senam, para ibu berfoto sebagai kenangan. Maklumlah. Begitulah. Jika dibandingkan dengan para bapak, 1:10. Bapak berfoto 1 kali cukup, sedangkan ibu 10 kali kadang belum puas.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya