Ada sih, yang menjual stay di sebuah warung. Seperti di Mie Kopyok Pak Dhuwur di Jalan Tanjung. Atau tempat lainnya di Banyumanik. Tapi saya jarang sempat bisa khusus datang untuk menikmati. Selain lokasi yang jauh dari rumah, terkadang tidak terpikirkan dan kalah dengan makanan lain.
Mie Kopyok ini ringan, karena berisi irisan lontong, mie kuning, kecambah, tahu diiris tipis, dan toping kerupuk gendar. Siraman air bawang putih, kecap, dan sedikit air. Irisan seledri dan bawang goreng menambah segar sajian ini.
Rasanya asin, manis, gurih. Rasa bawang putih mentah yang dominan, membuat rasanya khas. Tidak eneg karena tidak mengandung daging-dagingan sama sekali. Â
Mie kuning yang empuk dan kecambah yang masih kres-kres akan menambah sensasi segar dan nagih. Sarannya, disantap pedas lebih nikmat, ya.
Ketika tadi saya membatin, apakah saya mampu menghabiskan sepiring mie kopyok ini, ya? Karena sajiannya menjulang penuh dalam satu piring. Sudah pesimis sebelumnya. Eh, ternyata habis juga. Kuliner ini memang enak dan nikmat. Hanya ada di Semarang, loh. Bisa dinikmati jika sedang berkunjung ke sini.
Sepiring habis, saatnya membayar. Dua porsi hanya duapuluh empat K. Murmer, ya. Kenyang dan membuat kesegaran. Rasa penasaran ingin menyantap Mie Kopyok tertuntaskan karena sebenarnya sudah lama pengin mencicipnya.
Nah, selamat mencari nikmatnya Mie Kopyok jika sedang berkunjung ke Semarang, ya. Ada yang dijual stay di warung, atau dijajakan keliling dengan bunyi khas teng... teng... teng... piring ketemu sendok dengan irama khusus Mie Kopyok.
Salam kuliner,
Wahyu Sapta.
Semarang, 18 Juli 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H