Saya pun tidak sabar menuju pantai, yang berada di belakang tempat saya menginap. Ternyata, pantai di dekat Balai Unit Kerja Budidaya Air Laut ini, merupakan tempat wisata Pantai Trenggole, terbuka untuk umum. Wah, tentu saja kami senang sekali, tidak sengaja menemukan wisata yang bisa kami kunjungi.
Suasana yang masih pagi, belum banyak yang datang. Walaupun begitu, selain kami, ada dua atau tiga keluarga yang sudah ada di lokasi pantai.
Pantai masih sepi. Serasa milik sendiri. Saya bisa jalan-jalan menerjang pasir putih di tepi pantai dengan leluasa. Kaki yang bersepatu, meninggalkan jejak-jejak di pantai berpasir, memberikan lobang-lobang sesuai langkah. Eh, lucu, lobangnya terlalu dalam, berarti yang melewati agak berbobot, ya? Dan jejak kaki itu milik saya. Hahaha...Â
Pantai Trenggole sebenarnya gratis ketika masuk dan buka selama 24 jam. Tetapi ada orang-orang yang menarik bayaran, untuk kepentingannya mereka sendiri. Baiklah, tak apa.
Kami pun berfoto-foto sepuasnya. Sungguh indah pemandangan Pantai Trenggole Gunung Kidul ini. Masih alami dengan bebatuan karang besar.Â
Ada batu karang yang seakan membelah, sehingga ada lobang menganga, seperti selasar. Bagus loh, buat berfoto. Jejak-jejak kaki di bawah batu karang di lantai berpasir, memberi sensasi tersendiri.