Entah sejak kapan aku menyukai Bunga Sepatu atau Hibiscus Rosa Sinensis ini. Yang jelas, saking sukanya, hingga ketika aku bertemu bunga sepatu seperti bertemu kekasih. Mata berbinar-binar, tak bosan memandangnya. Bahagia, gitu. Hehehe...
Bunga Sepatu menurut Wikipedia merupakan tumbuhan semak yang berasal dari Asia Timur. Bisa ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan sub tropis. Bunganya besar, berwarna merah dan tidak berbau.
Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Rasanya belum lengkap kalau aku belum memiliki warna bunga sepatu yang berbeda.
Sampai saat ini aku sudah memiliki warna bunga sepatu merah, putih, pink, kuning, oranye. Lalu juga ada yang bermahkota tunggal atau bertumpuk. Semuanya istimewa bagiku.
Nah, tiba-tiba saja waktu aku berkunjung ke sebuah tempat wisata berbunga, wah ini, aku langsung mata ijo ketika melihat bunga sepatu yang dijual di sana. Lainnya lewat, deh. Walaupun mungkin lebih bagus dan lebih mahal dari bunga sepatu.
Bunga sepatu ini termasuk tanaman yang tidak mahal harganya. Masih terjangkau oleh kocek. Aku membelinya ketika masih bibit. Jadi belum mahal.
Yang bikin seru adalah ketika membeli tanaman bunga sepatu, tapi belum berbunga. Masih meraba-raba, nanti warna bunganya seperti apa.
Keasyikannya ada di sini.
Lalu ketika tumbuh kuncup bunga, kuamati setiap hari, seperti apa ya kira-kira bunganya? Merah? Atau warna lain?
Memang sih ketika membeli aku bertanya pada penjualnya, apa warna bunganya. Tetapi terkadang penjualnya juga tidak tahu nanti bunganya berwarna apa.
Berkali-kali membeli bunga sepatu, membuat aku semakin tahu, bahwa bunga sepatu ternyata tidak hanya memiliki satu warna, melainkan berbagai warna dan jenisnya.
Apalagi para petani bunga sepatu sekarang membiakkannya dengan mencampurkan berbagai warna, sehingga membentuk warna bunga yang baru.
Gimana aku tidak semakin insane, coba? Jelas mataku semakin berbinar-binar.
Beruntung aku tergila-gila hanya pada bunga sepatu, tidak kepada yang lainnya. Penjualnya, atau seseorang, misalnya. Hahaha...
Memang bunga sepatu ada yang berjenis lokal, yaitu yang biasa ada dan tumbuh tanpa pembuahan dari persilangan. Biasanya warna merah, pink, putih, dan bunganya bermahkota besar.
Ada lagi jenis Bunga Sepatu Hibrida, yang memiliki banyak warna. Kalau ini memang dari petaninya sengaja dikembangbiakkan melalui persilangan agar mendapatkan warna yang bagus dan beraneka macam warna.Â
Pada saat pertama kali mengadopsi Bunga Sepatu Hibrida, ada beberapa bunga yang sudah mekar dan beberapa lagi masih kuncup. Jadi, aku tahu warna apa saja bibit bunga sepatu itu.
Harganya bervariatif, sesuai dengan besar kecilnya bibit bunga. Antara 30 ribu hingga 60 ribu rupiah.
Karena hobi, kadangkala aku belain membelinya jika pas ada uang. Tapi sebenarnya tidak memaksa. Paling banter aku memotretnya dulu, diangen-angen biar terkabul memilikinya.
Eh, tapi kepikiran juga. Makanya pas ada uang, aku membelinya. Hahaha... jangan ditiru, ya.
Ternyata setelah aku googling, ada banyak manfaat dari bunga sepatu ini. Dari bunganya, daun, atau batangnya.
Bisa sebagai obat, atau dibuat teh untuk minuman.
Oya, satu lagi manfaat bunga sepatu, dan ini cocok sekalu denganku. Memperbaiki mood! Pigmen warna dan bentuk bunga yang cantik, membuat setiap mata memandang, mampu menghilangkan stres dan suasana hati yang tidak bagus. Kan... kan...Â
Nah, selain itu, ada juga yang konon bagi wanita di Tahiti dan Hawaii memakai kembang sepatu di telinga kanan adalah sebagai tanda jika mereka lajang dan siap menikah. Â Namun untuk wanita yang sudah menikah, mereka menyelipkan bunga sepatu di telinga sebelah kiri. Unik, ya.
Jadinya, aku nggak rugi saat menggemari bunga sepatu ini, karena ternyata banyak juga manfaatnya. Khususnya bagi aku, sebagai moodbooster!
Memang sih, ada nggak enaknya juga, yaitu saat merawat dan saat merogoh koceknya. Hehehe...Â
Tetapi aku merawatnya dengan sepenuh hati, maka tanaman juga akan melakukan timbal balik, yaitu memberikan sajian bunganya. Soal merogoh kocek, aku membelinya saat ada uangnya saja. Jadi santai saja.
Yuk, mengkoleksi bunga sepatu. Bisa menjadi moodbooster di saat lelah setelah seharian beraktivitas dan bekerja, loh!
Salam bahagia,
Wahyu Sapta.
Semarang, 23 Maret 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H