Nah, gimana? Nggak ribet kan? Cukup mudah ternyata. Hasilnya, maknyos tenan.
Oiya, ada sedikit cerita nih, pada saat membersihkan ikan lele, saya agak sedikit parno. Bukan apa-apa sih, biasanya untuk urusan eksekusi ikan lele saya pasrahkan ke abang sayur, lalu saya tinggal mencucinya hingga bersih. Nah, karena panen sendiri, maka mau tak mau harus dilakukan sendiri.
Ikan lele yang masih hidup saat dibersihkan, harus dimatikan dulu, biar saat dibersihkan isi perutnya sudah tidak gerak. Nah, ini nih yang bikin parno. Tiap saya mengeksekusinya, saya bilang minta maaf pada ikan lele.Â
Bayangkan jika sepuluh ikan lele, berarti pula sepuluh kata maaf meluncur dari mulut saya. Huhuhu... sambil sedih karena telah mematikannya. Tetapi kemudian saya berpikir, kan ikan lele dipelihara memang untuk dikonsumsi. Jadi, nggak papa, ya.Â
Selain kolam ikan lele, saya juga memiliki kolam kecil lain yang berisi ikan mas untuk sawang-sawangan. Meskipun ikan mas enak, tetapi tidak pernah kami ambil hingga besar.Â
Salah satu penghuni kolam itu, ada juga satu ikan lele yang tumbuh besar hingga sebesar lengan orang dewasa. Ikan-ikan tersebut hidup rukun berdampingan meskipun beda jenis. Nah, ikan-ikan ini yang tidak pernah saya ambil, karena sudah seperti anggota keluarga sendiri. Hehehe.Â
Eh, saatnya mencicipi nih!
Hum... bau pedas menguar dari masakan tadi. Karena memakai cabai rawit pedas yang dihaluskan bersama bumbu, jelas pedasnya!