Di daerah pantura sebelah timur seperti Semarang, Pati, Jepara, Rembang, terkenal dengan ikan laut yang bergizi tinggi. Antara lain Ikan Pari dan Ikan Manyung.Â
Ikan pari dan ikan manyung ini mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Bisa diambil daging, kepala, atau kulitnya.Â
Olahan ikan tersebut sungguh lezat. Olahan yang paling populer biasanya adalah kelo mrico dan mangut.
Bahkan kepala ikan manyung banyak dicari loh, karena enak ketika diolah menjadi sebuah masakan. Kepala ikan manyung, bisa menjadi bahan utama saat membuat masakan kelo mrico dan mangut.Â
Ketika tersaji menjadi sebuah masakan, ada keasikan tersendiri saat menyantapnya. Penikmat akan mencari-cari daging ikan yang masih ada di sela-sela kepala ikan. Itulah asiknya. Hem, sesuatu pokoknya.
Nah, pada saat memasak dengan resep kelo mrico, ikan yang digunakan merupakan ikan yang masih segar. Tentunya dengan bumbu yang bisa menghilangkan bau amis dari ikan, misalnya jahe atau kunyit.Â
Sedangkan ketika memasak dengan resep mangut, maka ikan yang digunakan merupakan ikan laut yang sudah melalui proses pengasapan. Di sekitar pantura banyak sekali yang menjualnya. Mereka menyebut ikan asap dengan nama Iwak Pe.Â
Konon Iwak Pe adalah singkatan dari Iwak/ikan panggang. Ada juga yang menyebutnya Iwak Pe adalah Iwak/ikan Pari.Â
Ikan panggang atau ikan asap itu sendiri, bisa memakai bahan Ikan Pari atau Ikan Manyung.Â
Tujuan awal dari proses pengasapan, agar ikan lebih awet dan tahan lama dan tidak mudah busuk.Â
Namun seiring dengan waktu, justru ikan asap ini menjadi kegemaran karena mempunyai rasa dan aroma yang sedap. Sehingga ikan asap atau ikan panggang atau iwak pe menjadi salah satu kuliner khas pesisir yang sudah terkenal kelezatannya.
Ssst... ini rahasia! Saya itu suka banget dengan iwak pe sejak kecil. Diolah apa saja saya doyan. Kadang hanya dipecak sambal, bagi saya sudah nikmat sekali, apalagi makannya dengan nasi hangat yang wangi. Heem... bakalan nambah terus.Â
Nah, selain hanya dipecak sambal, saya juga suka mengolahnya menjadi menu mangut. Menu yang berkuah santan dengan bumbu rempah-rempah dan cabai rawit yang sedap.Â
Saya sering membuatnya sendiri, selain juga kulineran di warung-warung yang menjual menu tersebut.Â
Istilahnya, jika saya memasak mangut sambil merem, jadi deh... hehehe, becanda, maksudnya saking menjiwai dan saya suka banget.Â
Ada resep mangut yang berkuah kuning, ada juga yang berkuah merah. Dua-duanya memakai santan. Jika berkuah kuning, bisa dijumpai di sekitar Pati, Rembang, Jepara. Sedangkan yang berkuah merah karena memakai cabai merah, banyak dijumpai di Semarang.
Mangut berkuah merah, sedap mlekoh berminyak karena bersantan kental. Rasanya pedas sekali, contohnya mangut khas Semarang yang sudah terkenal itu.Â
Sedangkan mangut berkuah kuning cenderung bersantan bening, tidak begitu kental. Cabai yang dipakai untuk membuatnya adalah cabai rawit yang berwarna kuning. Tetap pedas dan segar.
Kali ini saya ingin berbagi resep mangut berkuah kuning. Tetapi karena ada yang suka pedas dan ada yang tidak, maka cabai rawit tidak saya haluskan bersama bumbu, melainkan dibiarkan utuh. Nanti jika ingin pedas, cabai bisa digerus dengan sendok pada saat menyantapnya bersama nasi putih.Â
So, let's do it! Mari kita masak! Markimas, ya...
Persiapkan terlebih dahulu bahan dan bumbunya. Bahan utamanya adalah iwak pe atau ikan asap.Â
Saya memakai ikan asap dari ikan pari. Pilih bahan yang masih segar, ya. Biasanya berbau khas harum dan segar.Â
Pemilihan bahan dengan kualitas bagus untuk memasak, akan mempengaruhi cita rasa sebuah masakan. Lebih sedap dan segar.
Mangut Iwak Pe Berkuah Kuning
Bahan yang digunakan:
- 4 buah ikan asapÂ
- 4 buah tempe daun
- 4 buah tahu yang digoreng setengah matang
- 5 buah cabai rawit merah (atau sesuai selera)
- 1 papan petai (atau sesuai selera)
- 1 sachet kecil santan instan
- 1000 ml airÂ
- 1 sendok makan minyak goreng untuk menumis
- Bawang goreng untuk taburan
Bumbu-bumbunya:
- 3 siung bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 3 butir kemiri
- 1 cm kencur
- 2 cm jahe
- 2 cm kunyit
- 2 cm lengkuas
- 1 batang serai
- 1 sendok teh merica
- 1 sendok teh ketumbar
- 3 lembar daun salam
- 3 lembar daun jeruk
- Secukupnya garam, penyedap rasa, gula pasir
Cara memasaknya:
- Haluskan semua bumbu memakai blender, kecuali daun salam, daun jeruk, serai.Â
- Tumis semua bumbu hingga harum, kemudian masukkan air, ikan asap, tempe, tahu.
- Biarkan mendidih, hingga bumbu meresap dalam ikan, tempe, tahu. Tunggu hingga matang.
- Setelah matang, masukkan santan instan, aduk hingga merata. Jaga agar santan tidak pecah hingga kuah mendidih kembali. Cek rasa.
- Terakhir masukkan cabai rawit utuh dan petainya. Biarkan mendidih kembali. Hanya sebentar, lalu matikan kompor.
- Taruh masakan dalam wadah saji, tabur dengan bawang goreng
- Siap disantap bersama nasi putih.
Taraaa... selesai sudah acara masak-memasaknya. Gampang sekali, bukan? Resep ini praktis. Memakai bahan yang mudah dicari, juga memakai santan instan. Tetap sedap rasanya, kok.
Sajikan bersama nasi putih. Cocok untuk sajian makan siang. Bisa ditambah dengan sayur bening.Â
Rasa dari mangut berkuah kuning ini, ada rasa asinnya, manis, gurih. Ikan asapnya juga enak karena bumbu meresap dalam ikannya. Begitu pula tempe dan tahunya.Â
Jika ingin pedas, cabai rawit digerus dengan sendok dalam piring, lalu beri kuahnya. Top, nampol pedasnya!
Lebih bersemangat lagi saat ada kletisan petai yang masih kres-kres karena dimasak hanya sebentar di akhir masakan.
Yuk, ah, mari makan...
Eh, selamat mencoba ya!
Salam bahagia,
Wahyu Sapta.
Semarang, 23 September 2021.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI