Namun seiring dengan waktu, justru ikan asap ini menjadi kegemaran karena mempunyai rasa dan aroma yang sedap. Sehingga ikan asap atau ikan panggang atau iwak pe menjadi salah satu kuliner khas pesisir yang sudah terkenal kelezatannya.
Ssst... ini rahasia! Saya itu suka banget dengan iwak pe sejak kecil. Diolah apa saja saya doyan. Kadang hanya dipecak sambal, bagi saya sudah nikmat sekali, apalagi makannya dengan nasi hangat yang wangi. Heem... bakalan nambah terus.Â
Nah, selain hanya dipecak sambal, saya juga suka mengolahnya menjadi menu mangut. Menu yang berkuah santan dengan bumbu rempah-rempah dan cabai rawit yang sedap.Â
Saya sering membuatnya sendiri, selain juga kulineran di warung-warung yang menjual menu tersebut.Â
Istilahnya, jika saya memasak mangut sambil merem, jadi deh... hehehe, becanda, maksudnya saking menjiwai dan saya suka banget.Â
Ada resep mangut yang berkuah kuning, ada juga yang berkuah merah. Dua-duanya memakai santan. Jika berkuah kuning, bisa dijumpai di sekitar Pati, Rembang, Jepara. Sedangkan yang berkuah merah karena memakai cabai merah, banyak dijumpai di Semarang.
Mangut berkuah merah, sedap mlekoh berminyak karena bersantan kental. Rasanya pedas sekali, contohnya mangut khas Semarang yang sudah terkenal itu.Â
Sedangkan mangut berkuah kuning cenderung bersantan bening, tidak begitu kental. Cabai yang dipakai untuk membuatnya adalah cabai rawit yang berwarna kuning. Tetap pedas dan segar.
Kali ini saya ingin berbagi resep mangut berkuah kuning. Tetapi karena ada yang suka pedas dan ada yang tidak, maka cabai rawit tidak saya haluskan bersama bumbu, melainkan dibiarkan utuh. Nanti jika ingin pedas, cabai bisa digerus dengan sendok pada saat menyantapnya bersama nasi putih.Â
So, let's do it! Mari kita masak! Markimas, ya...
Persiapkan terlebih dahulu bahan dan bumbunya. Bahan utamanya adalah iwak pe atau ikan asap.Â