Mohon tunggu...
Wahyu Sapta
Wahyu Sapta Mohon Tunggu... Penulis - Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menyatulah dengan alam, bersahabatlah dengan alam, ikuti alirannya, lalu kau rasakan, bahwa dunia itu indah, tanpa ada suatu pertentangan, damai, nyaman, teratur, seperti derap irama alam berpadu, nyanyian angin, nyanyian jiwa, beiringan, dekat tapi tak pernah berselisih, seimbang, tenang, alam, angin, jiwa, mempadu nyanyian tanpa pernah sumbang...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Saringan Kawat Menjadi Andalan Ketika Menyajikan MPASI untuk Anak Tersayang

11 Juli 2021   09:07 Diperbarui: 11 Juli 2021   15:28 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saringan kawat untuk menyaring makanan dalam menyajikan MPASI untuk bayi. Sumber gambar: Pixabay.com.

Berbicara tentang MPASI, saya merasa nostalgia. Ya, karena sekarang anak-anak sudah besar. Alhamdulillah mereka bertumbuh kembang sehat, cerdas, dan sedang mencapai cita-citanya. 

Padahal dulu ketika awal lahir, mereka adalah bayi mungil, ditimang-timang, digendong, menangis, bertingkah menggemaskan, dan lucu. 

Membawa cerita bahagia yang berbeda ditengah-tengah keluarga kecil. Tidak terasa waktu berjalan cepat, tahu-tahu mereka telah besar dan menuju dewasa.

Menjadi seorang ibu memang harus kreatif dan cerdas, apalagi dalam merawat dan mengawal tumbuh kembang anak. 

Sejak usia 0 bulan, ada tahapan yang berbeda-beda dalam perawatannya. Juga dalam hal asupan makanan yang masuk dalam perut mereka. 

Pemberian ASI eksklusif di enam bulan pertama usia mereka, tanpa makanan pendamping juga dilaksanakan dengan aman. 

Kebetulan ASI lancar sehingga tidak ada keluhan, apalagi anak lebih suka ASI daripada susu formula. Jadi mereka mendapat ASI eksklusif tanpa susu formula. Pemberian ASI pada mereka cukup hingga mereka berusia dua tahun dengan menyapihnya. 

Tetapi sejak usia satu tahun saya mulai mengenalkan susu formula kepada mereka. Pemberian susu tersebut memakai sendok, karena anak saya sudah terlanjur tidak terbiasa dengan dot. 

Ketika anak berusia enam bulan, saya mulai mengenalkan makanan pendamping ASI. Ini menjadi hal yang penting untuk masa pertumbuhan anak. 

Pengenalan makanan padat dari peralihan makanan cair harus dilakukan secara hati-hati. Hal ini untuk melatih pencernaan bayi agar tidak kaget saat diberikan makanan padat. 

Pemberiannya juga harus secara bertahap, dari encer terlebih dahulu, baru setelah pencernaan anak sudah menyesuaikan, baru agak sedikit padat.

Ada kisah yang tidak terlupakan. Anak pertama saya, sempat menjadi korban salah dalam pemberian MPASI, karena saya belum berpengalaman dalam merawat bayi. 

Aduh, sempat panik karena anak saya mengalami BAB keras dan ada bercak darah di BABnya. Langsung saja saya bawa ke dokter. Kata dokternya, makanan yang diberikan terlalu keras. 

Pada saat itu saya memberikan makanan padat bubur instan untuk bayi, yang mungkin pada saat memberikannya kurang encer dan terlalu keras untuk bayi. 

Namanya juga belum berpengalaman, jadi tidak tahu. Saya kira sudah benar, karena mengikuti saran pemakaian. Mungkin setiap bayi berbeda perlakuan, ya. 

Alhamdulillah kejadian ini tidak membawa masalah pada bayi hingga saat ini anak saya sehat-sehat saja. Kejadian ini menjadikan saya lebih care dalam memberikan asupan makanan pada anak. 

Pengalaman adalah guru yang berharga. Menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya, tentu saja minim pengalaman. Meskipun sudah banyak membaca buku pengetahuan tetang cara merawat bayi, tetapi kenyataannya tetap masih harus banyak belajar. 

Banyak pengetahuan tentang merawat anak yang tidak tertulis dalam buku. Learning by doing. Belajarnya dari pengalaman hidup. Belajar juga dari orang tua, kakak, teman, saudara yang lebih bepengalaman. Ketika merawat anak yang kedua, saya lebih santai karena sudah memiliki pengalaman. 

Saringan Kawat Menjadi Andalan saat Menyajikan MPASI

Seiring dengan waktu, ketika anak berusia 6 bulan, saya memberikan makanan tambahan. Terkadang bubur instan untuk bayi, juga memasaknya sendiri. Memasak makanan untuk bayi lebih aman, karena tahu dan bisa memperkirakan apa yang terkandung dalam makanan tersebut. 

Pemenuhan gizi dalam makanan juga lebih terukur. Sayur yang cocok untuk bayi, daging, ikan, buah-buahan seperti pisang. Pemilihan bahan makanan juga lebih maksimal. Berkualitas yang terbaik dan terjaga kebersihannya. 

Begitu juga saat menyajikannya. Memakai bahan yang aman untuk bayi. Wadah saji, sendok, gelas, juga harus aman untuk bayi, yang tidak melukai dan membuat mereka tersedak.

Melembutkan makanan bayi bisa memakai blender atau food prosessor. Tetapi hal ini lebih ribet karena harus mempersiapkan alatnya, mencuci kembali, menyimpannya, kemudian memakai kembali. Harus bersih kembali, karena jika tertinggal sedikit saja sisa makanan akan berpengaruh pada kebersihan alat dan berjamur. Menjadi tidak aman untuk memakainya kembali.

Memakai saringan kawat dalam menyajikan MPASI adalah cara terpraktis, jika dibandingkan dengan blender atau food prosessor. 

Saringan kawat lebih mudah, tidak ribet, juga cepat dalam membersihkannya. Makanan menjadi cepat tersaji. Kebutuhan makanan untuk bayi juga lebih cepat sampai pada perut mereka. Anak tidak rewel karena lapar. 

Berdasarkan pengalaman tersebut, juga berbagi pengalaman dari kakak dan ibu yang sudah berpengalaman, maka untuk melembutkan makanan untuk bayi, saya menggunakan saringan kawat. Banyak yang menjualnya di toko. 

Tentu saja saat membeli alat saringan tersebut harus aman, terbuat dari bahan sesuai SNI. Saringan kawat untuk bayi yang tidak sesuai standar dan terbuat dari bahan yang tidak bagus akan cepat berkarat, malah berbahaya jika dipakai. 

Bahan saringan juga harus kuat, agar tidak cepat rusak. Dalam menyaring makanan untuk bayi, makanan ditekan dengan sendok dalam alat saringan. 

Jika saringan tidak kuat, bisa jadi beberapa kawat ikut terlepas dalam makanan. Berbahaya, bukan? Jadi memang harus telaten dan menjaga kebersihan dan keamanannya. 

Menyaring makanan bayi, bisa dilakukan secara terpisah antara bubur atau nasi lembek dengan sayur dan lauknya. Atau bisa dilakukan bersamaan agar tercampur rata, baru diberi kuahnya. Demikian juga buah seperti pepaya, bisa disaring dengan saringan kawat. 

Memang harus kreatif dan disesuaikan dengan kondisi. Juga dalam menyajikan menu, harus pandai-pandai memilih menu yang disukai anak. Pengenalan rasa sejak awal, mempengaruhi kegemaran mereka pada makanan yang bergizi, sayur dan buah. Membantu tumbuh kembang dan kecerdasan mereka.

Oya, pemakaian saringan kawat juga menyesuaikan umur ya. Jika masih awal, misalnya masih dalam tahap pengenalan makanan padat, bisa memakai saringan kawat yang lembut, yang berlobang halus. Baru setelah bertambah umur, secara bertahap memakai kawat yang agak besar lobangnya. 

Nah, pada saatnya pula, dalam mempersiapkan MPASI tidak memakainya lagi, karena anak sudah mampu mengunyah makanan dengan sempurna, karena sudah tumbuh banyak gigi. Saringan kawat tidak dibutuhkan lagi.

Memang dalam merawat tumbuh kembang anak membutuhkan proses dan ketelatenan, tapi itulah asiknya menjadi orang tua. Masa-masa yang nyaris tak bisa diulang ketika mereka sudah besar. Tetapi akan bisa berulang dan menjadi pengalaman, ketika ditularkan kepada anak cucu kelak, atau berbagi untuk teman dan saudara. 

Salam bahagia. 
Wahyu Sapta. 
Semarang, 11 Juli 2021.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun